Semua perlengkapan sudah siap, barang pun sudah terkemas rapih. Setelah beres semua, Sean mengajak Reva untuk segera ke luar dari kamar.
"Sean tunggu."
Langkah kaki Sean terhenti, dia menoleh ke belakang menatap Reva yang berdiri dengan tatapan datar.
"Apa kita jadi pulang? Besok ga bisa? Lusa?"
Koper sudah di depan mata, semua sudah rapih, tetapi wanita di depannya masih bertanya? Sebelah alis Sean terangkat menatapnya.
"Sean?"
"Kita take off jam sepuluh, Re, ayo jalan, nanti kita kesiangan."
"Bahkan aku berharap kita telat," guma Reva dengan pelan. Tidak ada pilihan lain, Reva pun melanjutkan langkahnya mengikuti Sean.
Pagi tadi rencana Reva gagal. Semalaman mereka menghabiskan waktu, dan Reva berharap kalau Sean akan bangun kesiangan. Tetapi lihatlah sekarang, pria itu sangat bersemangat untuk pulang. Apa segitu rindunya dia kepada Jihan?