Menjalani pekerjaan rumah memang sudah biasa bagi Reva, maka dari itu dia sangat telaten membersihkan rumah untuk acara nanti malam. Memang sih ada ibunya, tetapi wanita itu masih dalam keadaan shock, masih suka menyendiri, menangis, lalu tertidur.
Reva baru sadar, tenyata rasa cinta ibunya kepada sang ayah sangat besar. Sejenak Reva terdiam di ruang tamu, dia melihat tempay terakhir ayahnya dibaringkan. Andai waktu bisa diputar kembali, mungkin kemarin malam Reva akan menerobos masuk untuk mendampingi ayahnya. Pasti ayahnya sedih, diakhir napas, tetapi anaknya tidak ada.
Akan tetapi tidak apa, kali ini Reva berusaha untuk ikhlas. Walaupun sebenarnya sangat sulit, tetapi perlahan Reva akan coba. Kalau dirinya terus jatuh, siapa yang mau menguatkan?
Setelah menenangkan dirinya, Reva kembali tersenyum seraya melanjutkan bersih-bersihnya. Ayahnya tidak butuh lagi rumah sakit, apa sudah seharusnya Reva menyelesaikannya dengan Sean?
"Yaudahlah, agak gila kalau fikirin."