Rasa lelah karena seharian jadi bodyguard, kini Sean kembali mengemban tugas melelahkan. Niat hati mau tidur, tetapi Sean tetap terjaga menjaga Reva yang tiba-tiba saja demam tinggi. Bolak-balik Sean mengompres, akhirnya Reva tertidur.
Sean menghela napas sambil terus menatap lekat Reva. Seumur hidup Sean tidak pernah seperti dengan siapapun, apa lagi wanita. Seperhatian-perhatiannya Sean kepada Jihan, tidak pernah semendalami ini dalam menjaga dan merawat.
"Saya bisa pastiin kalau kamu gadis tak tau diri yang selalu berani sama saya. Bahkan dengan niatnya saya jadi bodyguard seharian, sekarang jam tidur saya pun lengser."
"Cuma kamu, tapi sialnya saya malah jatuh cinta." Tangan Sean terulur mengusap pipi Reva. Tanpa sadar senyum Sean mengembang. Lelah sih, tapi dia cukup puas. Usapan tangan Sean semakin turun ke leher, terus menuju dada dan berhenti di perut. Perut Reva sudah terasa buncit, Tuhan benar-benar mempercayai mereka pasca Chrystal gugur dalam berkembang.
