Kedatangan Reva yang tiba-tiba, sempat membuat Sean kaget. Dalam rangka apa dia datang? Padahal sejak tadi, tidak ada chat masuk kalau dia mau ke sini. Sean melirik Reva yang kini sedang memakan apel. Dia yang bawa, dia juga yang memakan. Sebetulnya dia niat tidak sih membawakan untuk orang sakit?
Melihat paha mulus Reva yang terkespose, membuat Sean salah fokus sendiri. Apa wanita itu tidak sadar saking asiknya makan dan nonton televisi?
"Reva?"
"Iya, Sean, kenapa? Kamu mau apa? Kepalanya pusing?" Rev melompat dari sofa, lalu berjalan ke arah Sean yang masih merebahkan tubuhnya di atas kasur. Reva kembali cemberut saat mengetahui Sean masih demam.
Obat sudah, istirahat sudah, lalu apa lagi yang kurang? Kenapa masih panas?
"Kamu kapan mau sembuh? Kamu masih demam, apa ke rumah sakit aja ya? Di rumah sakit kamu dapat obat, dapat perawatan. Aku di sini bingung, ga tau gimana cara sembuhinnya."