"Apa yang Jihan lakukan ke kamu?"
"Katakan, bagian mana Jihan menyentuh dan menyakiti tubuh kamu?"
Tangan kekar Sean terulur, mengusap wajah cantik di atasnya. Posisi Sean yang sedang merebahkan kepala di paha Reva, membuatnya sangat leluasa. Wanitanya hanya menunduk sambil terdiam. 30 menit Sean menunggu, akan tetapi tidak ada aduan menyakitkan atau bahkan menjelekan Jihan.
"Bicaralah sama saya, jangan diam seperti ini. Saya buka dukun, saya ga tau kalau kamu ga cerita." Sean memiringkan tubuhnya, memeluk pinggang Reva dengan erat.
Alih-alih menjawab, Reva justru semakin membisu. Tangannya terulur, menyesap rambut Sean dengan lembut. Lidahnya terlalu keluh untuk berbicara atau cerita, lagipula Reva tidak ingin membuat mereka bertengkar nantinya.
"Maafin saya, Re, ini semua salah saya."
"Engga seharusnya saya membawa kamu lebih jauh, seharusnya tugas kamu sudah selesai pada malam itu, tapi nyatanya saya terus menarik kamu."
"Maafin saya."