Malam ini mama Alena menemani Alysa tidur untuk sedikit berjaga. Gadis itu tertidur setelah meminum vitamin yang diberikan.
Esoknya, Alysa terbangun dan merasakan pusing dan mata yang berat, ia melihat disekelilingya hanya ada ruangan berlapis dinding putih dan Mama nya yang tertidur di sofa. Ia melihat infusan berada di tangannya, ternyata gadis itu sekarang berada di rumah sakit. Ia sedikit perlahan menggerakan badannya untuk mengambil ponsel nya, namun pergerakan itu membuat Mama dari gadis itu terbangun.
"Kamu udah sadar sayang, mama khawatir. Semalem kamu menangis dan mama cek demam kamu tinggi makanya mama bawa ke sini. " Tutur Mama Alena.
Alysa hanya tersenyum melihat kekhawatiran Mama – nya, beruntung sekali bahwa ternyata mama alena sampai sekarang masih menyayangginya seperti dulu kala, tidak pernah berubah.
Gadis itu mulai mengecek pesan whatsapp yang masuk ke ponsel nya, ada beberapa siswa yang menanyakan mengapa ia tidak masuk hari ini, dan juga wali kelasnya. Yang paling spam mengirimkan pesan adalah, Raka. lelaki itu mengirim beberapa pesan untuk dirinya.
Karin dan Dirgan pun menanyakan mengapa ia tidak masuk. Gadis itu tidak membalas satupun pesan dari Karin, Raka maupun Dirgan, ia hanya menghubungi wali kelasnya untuk memberi tahu bahwa ia sedang berada di rumah sakit.
Dering telepon masuk berbunyi, panggilan itu dari Raka, ini ke 5 kalinya lelaki itu menelpon alysa, akhirnya ia mengangkat telpon itu karena jika tidak ia akan terus menelepon mungkin.
"Sa, lo sakit? Terus di rumah sakit mana? Gue sama Karin mau kesana pas pulang." Cerocos Raka tanpa jeda.
" Ka Raka tenang, I'm fine. Aku di RS Kharisma."
Telepon nya terputus, batre ponsel alysa ternyata lowbat dan dia tidak membawa charger. Gadis itu meletakkan ponsel nya dan kembali tertidur, obat penurun demam yang dokter berikan membuat gadis itu selalu mengantuk.
Pukul 15.00 WIB, Raka dan Karin menjenguk alysa di rumah sakit dengan membawa beberapa parcel buah dan satu bucket bunga. Mereka berbincang-bincang mengenai kondisi gadis itu di rumah sakit dan apa penyebab gadis itu terbaring di sana.
Waktu besuk habis pukul 5 sore dan sekarang mereka akan segera pulang. Raka terlihat sangat berat meninggalkan alysa di rumah sakit, ia berpamitan dan berharap gadis itu segera sembuh. Sebelum pulang, Karin membisikan sesuatu di telinga alysa.
"Raka khawatir banget, sampe rapat pun dia batalin demi cepet cepet kesini. Udah pasti dia suka lo." Bisik Karin sambil tersenyum dan langsung menyusul Raka keluar ruangan.
Mendengar hal itu alysa sedikit tersenyum ternyata lelaki itu sangat mengkhawatirkan dirinya, ia sedikit mulai menerima perhatian dari Raka.
Kini dokter masuk dan memeriksa kembali keadaan gadis itu, lalu memberikan obat penurun demam lagi dikarenakan hanya turun 1 derajat setelah di rawat di rumah sakit semalam, dan asli dari suhu nya adalah 40 derajat. Gadis itu pun tertidur kembali, dan ia sendirian dirumah sakit karena mama alena harus bekerja.
Mama dari Alysa, Mama alena berencana untuk bermalam kembali di rumah sakit menjaga putrinya, namun ada lelaki teman alysa yang meminta bergantian menjaga gadis itu. Dan lelaki itu adalah Dirgan. Lelaki itu menghampiri mama alena agar bisa bermalam menjaga Alysa hari ini, dengan penuh pertimbangan ia pun mengizinkan putrinya dijaga oleh Dirgan temannya.
Dirgan sekarang berada di ruang rawat inap alysa, ia melihat gadis itu terbaring lemah ditempat tidur rumah sakit. Lelaki itu hanya duduk disampingnya dan menatap alysa penuh khawatir. Andai saja kemarin Dirgan mengikuti lagi gadis itu pergi mungkin dia tidak akan sampai kehujanan dan terbaring lemah sekarang, ia menyesal tidak bisa menjaga temannya.
Alysa terbangun dari tidurnya dan kaget ketika melihat dirgan yang berada disampingnya, ia menanyakan kenapa ia bisa mengetahui dimana dirinya dirawat bahkan ia masuk dan menjaga gadis itu.
"Udah gue tahu ko lo seneng gue disini? Gue kasian sama nyokap lo jadi gue suruh dia istirahat dirumah dan gue yang jaga disini."
Gadis itu sebenarnya sedikit tersanjung namun ia tidak ingin menampakkan wajah senangnya. Ia tetap bersikap biasa saja.
"Kenapa lo gak whatsapp gue kalau lo kehujanan, kan gue bisa ambilin jas buat lo."
"Terakhir kali aku chat kaka, kaka cuma read aja." Balas gadis itu dengan sedikit nada kesal.
Dirgan hanya tersenyum tipis. Malam ini mereka akan bermalam bersama, lagi lagi alysa mengingat kejadian dengan Dirgan kemarin.
"Ka Dirgan." Panggil Alysa dengan suara yang lembut.
"Kenapa?"
"Untuk kejadian tempo hari.."
Belum gadis itu melanjutkan ucapannya, dirgan langsung menutup mulut Alysa dengan tangannya dan dirgan mulai membisikan sesuatu.
"Gue suka sama lo, tapi gue gak mau nembak lo sekarang dan gue juga gak akan ngambil first kiss lo sekarang, lo tenang aja."
Mata Alysa membulat, ia tidak percaya bahwa laki - laki disampingnya berkata seperti itu tapi hatinya sekarang bergetar, dan ia merasakan senang. Perasaan ini tidak pernah ia rasakan pada saat ia bersama Raka.
"Gak usah kaget, lo tidur aja. Gue disamping lo gak akan kemana – mana."
Kali ini dirgan melemparkan senyum manisnya, ia mengelus pipi Alysa agar ia tertidur. Tidak lama dari gadis itu tertidur, dirgan pun tertidur di kursi samping tempat tidur.
"Alysa, dia kakak mu nak. Dia yang akan menjagamu. Dia kembali nak, kembali."
Gadis itu terbangun dari tidurnya, ia bermimpi sang ayah datang di mimpinya. Ia memberi tahu bahwa kakaknya kembali. 10 tahun lalu kakaknya di ambil seorang pasangan suami istri, karena dulu mereka tidak mempunyai apa – apa, dan orang tua alysa membiarkan Rayhan kakaknya di besarkan oleh pasangan suami istri itu. Namun setelah ayahnya sukses mereka tidak pernah menemukan Rayhan, kakaknya dibawa pergi dan mengganti identitas sehingga tidak bisa ditemukan.
Entah ada maksud atau hanya bunga tidur di mimpi kali ini, ia hanya bisa menangis merindukan kakak dan ayahnya. Tangisan itu membangunkan Dirgan yang sedang tertidur. Lelaki itu langsung menanyakan mengapa Alysa menangis namun gadis itu bukan menjawab malah menangis semakin kencang. Tanpa ragu dirgan langsung memeluk dan menenangkan Alysa. Gadis itu membalas pelukan dirgan dan menangis menjadi – jadi di pelukannya.
"Sa, lo gak boleh drop lagi. It's okey, ada gue." Ucap lelaki itu menangkan.
Dirgan membantu gadis itu untuk kembali berbaring dan menghapus semua air mata yang keluar dari mata Alysa. Ia terus menenangkan gadis itu.
"Mau denger gue nyanyi ? gue gak bisa tapi gue mau coba dan lo tidur."
Alysa mengangguk dan Dirgan mulai menyanyikan sebuah lagu.
'..Know how it goes
I know how it goes from wrong and right
Silence and sound
Did they ever hold each other tight like us?'
Dirgan menyanyikan lagu dari one direction yaitu You and I, seperti kondisi mereka sekarang hanya ada Dirgan dan Alysa. Gadis itu tertidur kembali dan Dirgan mengikuti Alysa tertidur.
Pagi telah tiba dan Alysa terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia memperhatikan sekitar ruangan tidak ada Dirgan disana hanya ada Mama Alena. Terlihat Mama-nya sangat rapih seperti biasa ia akan pergi bekerja dan Alysa kembali sendirian di rumah sakit.
"Besok kamu bisa pulang."
Mendengar hal itu Alysa sangat senang, ia tidak betah di rumah sakit walaupun kemarin ada hal yang membuatnya senang namun tetap rumahlah yang paling nyaman. Gadis itu hanya membaca sebuah buku yang dibawakan Mama Alena sambil menunggu Mama – nya pulang bekerja dan kembali menemani dirinya di rumah sakit.
Human haven't heart :
'Gue gak bisa ke rumah sakit, take care.'