Chereads / PERFECT PAIN / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Raka menghampiri Alysa setelah percekcokan gadis itu dengan Dirgan.

"Sa, gue anterin lo pulang sekarang ya, biar lo gak kemaleman." Ucap Raka, dan gadis itu mengangguk pertanda meng-iyakan.

Kejadian diacara tadi membuat gadis itu sedikit terganggu. Ia mencoba menenangkan pikirannya, namun semakin terus ditenangkan malah semakin khawatir dan berpikir bahwa dirgan akan memenggal kepalanya jika ia melakukan kesalahan.

Gadis itu menarik nafas Panjang. "Mana ada di dunia ini manusia yang tidak melakukan kesalahan?" Alysa bergumam didalam mobil.

Tanpa ia sadari bahwa ia sedang bersama Raka dan bisa saja lelaki itu mendengarnya. Dan benar lelaki itu terlalu peka terhadap sekitarnya.

"Kenapa, Sa? Lo masih mikirin yang tadi ya?" Tanya Raka.

Sepertinya laki laki itu adalah manusia yang dikirim pilihan Tuhan untuk memahami Alysa, bahkan saat gadis itupun belum mengatakannya ia sudah menyadarinya.

"Kak, boleh gak dengerin lagu Human dari Crystina Pery? Aku suka lagu itu." Pinta Alysa mengalihkan pembicaraan.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Raka, gadis itu malah lebih memilih untuk mendengarkan sebuah lagu favoritnya. Lelaki itu langsung memutarkan lagu yang diinginkan oleh gadis disampingnya. Sedikit demi sedikit lagu itu mulai masuk kedalam benak alysa yang membuat gadis itu tertidur.

'Kamu cantik, Sa. Laki laki yang mendapatkanmu nanti dia beruntung. Apalagi kalau laki laki itu adalah aku.' Intunya Raka ngarep.

**

"Sa, tunggu!"

Teriakan dari laki laki itu sangat dikenal oleh Alysa. Ya, itu adalah Raka. Rasanya gadis itu ingin menghindari dan tidak ingin menemuinya setelah kejadian semalam dimana lelaki itu menggendong gadis itu tepat ke ranjang tidurnya.

Perasaan malu itu muncul dibenak alysa ia hanya takut bahwa ia tidak dapat mengontrol hatinya untuk sekarang. Gadis itu terus berjalan menuju kelas dan mengabaikan panggilan dari Raka.

"Alysa tunggu."

Lelaki itu akhirnya berhasil memberhentikan jalan, Alysa dan berdiri tepat didepannya.

"Sa, lo gak denger gue manggil manggil lo dari tadi? Gue cape ngejar lo tahu." Ucap lelaki itu dengan nada ngos ngosan.

"Ah iya maaf Kak, kirain bukan ke aku dan aku kira itu bukan kakak hehe." Alysa nyengir.

Bohong yang sangat jelas. Mana mungkin ia tidak mengenali suara lelaki itu. Apalagi teriakan Raka yang cukup kencang rasanya tidak mungkin jika alysa tidak menyadari bahwa itu untuk ia.

"Dirgan minta kamu ke ruangan aula jam istirahat, kayaknya ada hal yang mau di omongin. Lo dateng ya." Kaya Raka.

"Oh iya kak, makasih kak btw." Sahut Alysa.

Bel kedua berbunyi menandakan jam istirahat sudah tiba dan anak anak pun bergegas meninggalkan kelas menuju kantin terkecuali Alysa dimana ia sudah mempunyai janjji untuk menemui laki laki tidak punya hati itu di ruangan aula. Sangat malas rasanya harus menemui laki laki yang sama sekali tidak mau ada gadis itu dikehidupannya.

"Sa, mau beli makanan apa?" Tanya Karin.

"kayaknya gue gak ke kantin dulu, Rin. Ada urusan dulu lo duluan aja." Jawab gadis itu lalu pergi meninggalkan kelas.

Ruangan aula kali ini terlihat sepi dan tidak ada siapapun. Tidak ada tanda tanda bahwa lelaki tidak punya hati itu ada disini. Lalu untuk apa dirgan menyuruhnya kesini jika ia saja tidak ada didalam ruangan itu.

Kini perasaan gadis itu berubah menjadi takut bagaimana jika ada hal yang tidak diinginkan yang menimpa padanya. Ia berencana meninggalkan aula namun pada saat gadis itu sudah tepat didalam pintu ada suara yang tidak asing bagi Alysa.

"Mau kemana lo? Gue udah nunggu masa lo pergi gitu aja."

Lagi lagi lelaki itu tidak menyebutkan nama Alysa saat memanggilnya. Rasanya ingin saja gadis itu marah kepada Dirgan namun itu hanya akan memperkeruh suasana nantinya.

"Maaf kak, kirain kakak gaada disini." Jawab Alysa.

"Sore ini gue jemput kerumah lo, ini urusan organisasi." Sahut Dirgan.

"Tapi kenapa harus dijemput? Nanti aku pergi sendiri aja kak, kakak cukup kasih tahu alamatnya dan bilang kapan kakak mau pergi." Ujar Alysa agak bingung.

"Gue gak punya nomor lo, jadi gue gabisa ngabarin lo gue pergi jam berapa." Ketus Dirgan.

"Yaudah kalau gitu aku minta nomor kakak biar mudah." Pinta Alysa bukan modus.

"Oke kalo lo maksa. Catet sekarang 085797015070." Kata Raka.

Setelah gadis itu selesai mencatat nomornya lelaki itu langsung meninggalkan alysa diruang aula.

Human haven't heart :

Gue berangkat sekarang. 30 menit gue sampai ditempat dan lo juga harus sampai. Dipagelaran seni deket sekolah.

Alysa :

Oke. Tapi bukanya sekarang disana ada acara ya kak?

Ceklis dua biru.

Ya, itu adalah nasib pesan Alysa yang sampai sekarang tidak dibalas juga. Gadis itu langsung bergegas pergi dengan siap siap seadanya karena takut jika ia telat ia akan dimarahi lagi oleh Dirgan.

Human haven't heart :

Kurang 7 menit lagi dari waktu yang dijanjiin dan gue udah sampe. Dan lo dimana sekarang?

Alysa:

Aku didepan pagelaran, kakak dimana?

Ceklis dua biru.

Lagi lagi lelaki itu hanya membaca pesan dari Alysa.

"Ini cowok maunya apa sih? Ya Tuhan kasih hambamu ini kesabaran yang lebih." Alysa membatin.

"Kenapa lo?" Dirgan tiba tiba ada dibelakang gadis itu pada saat Alysa sedang mengeluh kesal.

"Hah, gapapa kak." Sebenarnya Alysa ingin sekali berteriak saking terkejut, tapi ia masih punya malu.

"Masuk!"

Alysa mengikuti Langkah demi langkah laki laki itu memasuki pagelaran seni. Banyak orang yang sedang mengantri untuk membeli tiket. Sedangkan Alysa dan Dirgan langsung memasuki dan mendapatkan tempat duduk dimana pagelaran seni akan dimulai.

Tapi kali ini gadis itu kebingungan, mengapa mereka hanya berdua? Dan mengapa teman teman OSIS lainnya tidak ada ditempat itu? Aneh.

"Kak, yang lain kok gak ada? Pada kemana?" Tanya Alysa.

"Diem gak usah berisik bentar lagi dimulai." Sahut Dirgan.

Gadis itu langsung bungkam dan tidak bertanya apa apa lagi selama acara itu dimulai. Pagelaran seni yang mereka tonton sekarang mengambil tema Air dan Api. Dimana dua hal itu adalah hal yang sama sama kuat, sama sama ingin unggul, sama sama ingin menang.

Yang artinya harus ada satu yang mau mengalah. Disamping mereka menonton acara itu, Alysa diam diam menatap dirgan dengan hangat.

'Andai aja sikap kak Dirgan setenang ini kan adem.' Batin gadis itu.

Ia masih menatap Dirgan yang dimana lelaki itu sudah menatapnya balik.

"Tonton acaranya bukan tonton gue." Bisik Dirgan dingin.

Sontak saja gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kembali ke acara didepannya. Ia sangat malu karna ketauan menatapnya.

'Aduh kenapa ketauan sih, pasti nanti dia mikirnya aneh aneh.' Lagi lagi batin Alysa berkata.

Acara pagelaran seni ini sudah selesai mereka tonton, namun Alysa masih bertanya tanya dalam pikirannya hubungannya dengan Organisasi yang ia jalani apa.

"Kak maaf, kita kan.." Belum selesai gadis itu berbicara sudah dipotong oleh Dirganjing.

"Kita makan dulu, baru gue jelasin maksudnya." Sela Dirgan.

Gadis itu hanya mengangguk dan mengikuti lelaki itu dari belakang. Entah mau dibawa kemana ia kali ini, ia hanya berharap agar hari ini cepat selesai. Tak lama berjalan kaki, sekitar 5 menit mereka sampai di kedai sate.

"Lo suka sate kan? Sorry gue cuma ngajak lo makan disini, kalau lo gak suka lo boleh pulang." Kata Dirgan.

Alysa kebingungan. Bukan karrna tebakan lelaki itu benar bahwa Alysa suka dengan sate, tapi bingungnya kira gadis itu Dirgan tidak mempunyai sifat minder. Ternyata ia sama dengan manusia lainnya.

"Aku suka kok kak, aku juga sering makan dikaki lima." Jawab Alysa tersenyum canggung.

Tidak lama pesanan mereka datang dihadapannya. Sate ayam dengan baluran bumbu kacang sangat menggugah selera. Rasanya ingin cepat saja gadis itu menyantapnya. Apalagi sate ayam kali ini banyak kulitnya.

"Biar lo makannya gak sambil mikirin apa apa, maksud gue ngajak lo kesini gue mau ngadain Event pagelaran seni juga tapi sifatnya untuk bakti sosial. Dimana uang yang kita dapetin bisa kita sumbangin ke anak anak yang kurang mampu. Dan gue mau lo analisis acara tadi apa aja yang kita butuhin. Untuk tema, lo juga bisa ngajuin. Gue tunggu 2 hari kedepan." Jelas Dirgan.

Bukannya mendengarkan apa yang diucapkan Dirgan, gadis itu dengan santai dan lahapnya memakan sate. Membuat lelaki disampingnya sedikit geram akan tingkahnya.

"Lo dengerin gue gak?" Tanya Dirgan dengan nada kesal.

Alysa langsung menoleh dan menganggukan kepala bahwa ia mendengarkan penjelasan lelaki itu.

"Coba lo ulangin apa yang gue bilang tadi." Pinta Dirgan.

"Jadi kakak ingin aku Analysis acaranya karna kakak pengen bikin acara pagelaran seni untuk baksos, terus deadline nya it- Uhukk uhukk!!"

Alysa tersedak saat menjelaskan kembali apa yang dikatakan Dirgan. Sigap saja lelaki itu langsung mengambilkan minum untuknya.

"Makanya, kalau makan jangan sambil ngomong kan jadinya keselek lo. Heran," Ucap dirgan.

"Ih kan kakak yang minta dijelas-"

"Apa! Apa!" Sahut Dirgan setengah galak, Alysa jadi cemberut diam setelah meminum air mineralnya.