"Congratulations buat kita semua! Karena Event kita berjalan lancar, Alhamdulillah.."
Suara sorak memenuhi ruang aula, osis berhasil membuat event turnamen game perdana. Ini semua berkat sang leader operator yang terus menerus mempelajari sebuah turnamen dan mengajarkan kepada anggota lainnya. Hingga bommm!!
"Thanks Dir, berkat kerja keras lo Event ini jadi nilai plus buat kita." Ucap Raka.
Raka Aditya, ketua osis yang keren dan menjadi idaman kaum Wanita. Sikap nya yang ramah dan calm membuat kaum Wanita tergila gila.
"No, Ka. Ini semua berkat usaha kita semua. Bukan Cuma gue." Balas Dirgan.
Dirgan Aliandra, seorang Leader Operator yang hanya bersifat layaknya manusia kepada orang yang sudah menjadi teman nya. Sikapnya yang dingin, awur awuran serta memiliki nilai gengsi yang tinggi membuat kaum wanita semakin ingin menjauhinya.
"Oh iya sebenernya gue mau ngenalin Sekretaris baru karena kan Widi pindah sekolah, tapi kayaknya dia gak dateng jadi mungkin-"
Brukk!!!
Semua yang berada di Aula seketika melirik kearah suara itu, ternyata ada seorang gadis terjatuh tepat di belakang dimana anak anak osis sedang berkumpul. Raka langsung menghampiri gadis itu dan membantunya berdiri kembali.
"Alysa? Are you okay?" Tanya Raka sembari membangunkan gadis itu. Dia adalah Alysa Alexandra.
"Iya Kak, aku gapapa." Balas Alysa sembari merapihkan kembali seragamnya.
"Maaf ya kak, aku telat soalnya tadi ada urusan dulu." Lanjut Alysa.
"It's okay Sa. Kayaknya lutut lo berdarah, ke UKS dulu yu gue bantu obatin."
Raka memapah gadis itu ke ruangan UKS. "Ini sakit tapi lo tahan ya." Dengan telaten Raka mengobati luka gadis itu.
"Awww!"
Gadis itu meringis kesakitan, sebenarnya luka yang dialami Alysa tidak begitu parah ia hanya tergores kerikil kecil yang ada di sekitar aula.
"Kak, makasih ya. Maaf untuk tadi." Ujar Alysa.
"Gak lapa, Sa. Lain kali aja gue kenalin ke mereka. Lo istirahat dulu disini gue balik ke kelas."
'Makasih, Kak.'Batin Alysa.
Mata Gadis itu tidak berpaling sedikitpun dari punggung lelaki baik yang sudah menolongnya semakin jauh pada saat lelaki itu pergi meninggalkanya di UKS.
"Sa, lo gapapa?"
Kehadiran Karin belum disadari oleh Alysa. Iya, dia Karin. Sahabat baik Alysa semenjak ia pindah ke Jakarta.
"Alysaaa Alexandraaaaaaa!"
Gadis itu sontak tersadar dari lamunannya. "Hah? Iya apa Rin?" Tanya Alysa.
"Lo gapapa kan? Gak ada yang parah kan? Ktak lo masih ada kan?" Cerocos Karin sambil mengunyeng-ngunyeng wajah Alysa.
"Gue gak papa Rin. Lagian cuma luka kecil kok."
"Yaudah, yuk balik! Gue anter."
Dirumah..
"Alysa sayaangggg, turun nak ada tamu!"
"Siapa Maa?" Tanya Alysa dari lantai atas.
"Temen sekolahmu, Raka." Teriak Mama dari lantai bawah, dapur.
Entah ada maksud apa dan untuk apa lelaki itu mengunjungi rumah alysa, tidak ada obrolan bahwa laki laki itu akan kerumahnya bahkan mengirim pesan whatsapp terlebih dulu saja tidak.
Gadis itu langsung turun menghampiri Raka yang sudah duduk manis diruang tamu bersama Mamanya.
"Ini sayang temen kamu katanya mau ajak kamu ke acara OSIS, kamu mau pergi nak?" Tanya Mama.
"Euu.." Alysa melirik Raka. "Emangnya ada acara apa Kak?" Lanjut Alysa.
"Acara makan makan anak osis, sekalian gue mau kenalin lo ke mereka sebagai sekretaris baru. Lo mau kan?" Jawab Raka.
"Lysa tergantung Mama, kalau Mama izinin aku pergi." Jawab gadis itu sembari melemparkan senyum kepada Mamanya.
"Iya sayang Mama izinin asalkan kamu harus hati hati, bisa jaga diri dan jangan sampe kenapa napa. Janji?"
Mama alysa mengulurkan kelingking nya sebagai bentuk permintaan perjanjian dengan anak semata wayangnya.
"Janji Ma!" Sahut alysa sembari mengulurkan tangan kelingkingnya.
"Kalau gitu aku siap siap dulu ya Kak, gak lama kok." Ujar Alysa pada Raka.
"Santuy Al." Sahut Raka.
Alysa pergi meninggalkan Raka untuk bersiap siap. Sebenarnya Alysa tidak terlalu pandai berpenampilan karena keseharian ia hanya disibukan dengan belajar dan belajar . Namun ia tetap memilih baju yang cocok untuk ia hadir diacara itu.
Membuat riasan tipis diwajahnya agar terkesan tidak terlalu malu malu in. Sampai akhirnya ia selesai. Dan..
"Aku udah siap Kak!"
Alysa Alexandra, gadis cantik dan pintar yang sedang ada dihadapan Raka sekarang. Mata indah dengan sedikit eye shadow dikelopak matanya, lalu pipi chubby dengan polesan blush on merah muda, bibir tipis dengan sedikit lipstick berwarna nude, Rambut lurus yang dibuat menjadi sedikit bergelombang serta badan yang tidak terlalu tinggi dan badan yang ramping membuat gadis itu semakin sempurna dimatanya.
"Ka Raka aku udah siap, jadi pergi?" Raka tersadar dari lamunan indahnya.
"Ah iya Sa jadi kok, yukk!"
Diperjalanan menuju tempat makan tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Raka ataupun Alysa. Hanya ada suara radio yang memutarkan musik 90 an, sepertinya musik itu milik Nike Ardila.
Sangat tidak heran jika Raka menyukai musik yang berbaur perasaan, secara ia adalah laki laki yang penuh perhatian, ramah dan penuh perasaan. Wanita mana pun tidak akan menolak jika dipacari olehnya. 45 menit berlangsung, Mobil lelaki itu parkir tepat didepan sebuah café seafood di daerah Bekasi.
"Turun Sa! Udah sampe," Ucap Raka sembari membukakan pintu mobilnya.
"Thanks Kak!" Balas gadis itu.
"Woi Rak, sini gabung!" Teriak dari seorang lelaki yang bernama Dirgan.
Sebenarnya Dirgan dan Raka mempunyai sedikit kemiripan. Mata yang sama sama indah, hidung yang sama sama mancung, bibir yang hampir sama bentuknya, tidak terlalu tebal.
Hanya rambut yang berbeda. Bedanya Raka memiliki rambut layaknya pelajar sedangkan Dirgan, emm ya seperti anak badboy pada umumnya. Oh iya, satu lagi perbedaan mereka. Raka selalu bersikap hangat kepada siapapun, sedangkan Dirgan bersikap seperti akan menerkam mangsanya kepada orang baru.
"Oi Dir. Kenalin nih gue bawa anggota sekaligus sekretaris yang baru namanya Alysa." Kenal Raka.
Raka memperkenalkan alysa dengan baik kepada Dirgan. "Aku alysa, kak Dirgan."
Gadis itu mengulurkan tangannya dengan harapan akan dibalas oleh Dirgan. Tapi nyatanya.
"Kak, mulai aja yuk acaranya kasian anak anak udah nungguin."
Dirgan mengabaikan Alysa yang berdiri dihadapannya, mengalihkan pandangannya, menganggap gadis itu tidak terlihat. Sedangkan Alysa hanya bisa tersenyum kepada Raka mengisyaratkan bahwa perlakuan Dirgan tidak membuatnya sakit hati.
"Oke semuanya gue mohon perhatiann kalian sebentar. Gue kesini mau ngucapin makasih buat kalian semua yang udah bekerja keras di Event waktu itu, next gue berharap kita bkalan terus membuat event event bagus yang lainnya." Jeda Raka.
"Sebelum kita menikmati hidangan yang ada gue mau kenalin anggota sekaligus Sekretaris pengganti Widi, namanya Alysa Alexandra. Dia kelas 12 IPA 3. Dia juga siswa yang selalu jadi juara umum dan dia juga salah satu siswa yang pernah menang lomba karya ilmiah. Jadi malem ini gue putuskan alysa resmi jadi sekretaris baru di organisasi ini." Lanjut Raka.
Kata kata itu terucap dengan lantang dari mulut Raka. "Hai semuanya, aku Alysa dan aku dipilih ka Raka untuk menjadi Sekretaris pengganti ka Widi disini" Tutur gadis itu dengan gugup.
"Kalau jalur PDKT ya langsung dipilih lah!" Kalimat itu keluar dari mulut Dirgan.
Sebenarnya Alysa sedikit malu karena lelaki itu seperti merendahkan harga dirinya. Namun gadis itu tetap tenang dan santai mengatasi manusia yang sedikit tidak memakai hati itu.
"Maaf sebelumnya, tapi perlu semuanya tahu aku direkomendasikan oleh pembina OSIS yang akhirnya dipilih kak Raka." Alysa menjelaskannya sedikit penuh penekanan pada setiap katanya sambil menahan rasa kesalnya terhadap Dirgan.
"Dih, sok banget lo jadi orang!" Balas lelaki itu.
"Udah udah, sekarang silahkan kalian semua nikmati makanan yang udah disediakan. Have fun semuanya!" Lerai Raka mempersilahkan seluruh siswa yang datang pada malam itu.
Dirgan menghampiri Alysa yang sedang menikmati minuman Red Velvet. "Lo pinter cari muka ya!" Cetus lelaki itu tanpa basa basi.
Gadis itu sedikit kesal namun tetap menahannya. "Maaf kak, maksudnya apa?" Tanya alysa penuh hati hati.
"Gue ingetin sama lo wahai sekretaris yang katanya pilihan pembina OSIS, lo kalo sampe ngancurin salah satu Event gue, lo berurusan sama gue." Ucap laki laki itu penuh dengan penekanan.
Dirgan meninggalkan Alysa setelah percakapan yang sedikit badasnya ditujukan kepada gadis itu.
"Tenang Da, ini ujian yang sesungguhnya. Manusia tanpa hati." Gumam Alysa mengusap dada, sabar.
**
Kutipan salju..
"Sesungguhnya ujian yang sebenarnya bukanlah masalah seberapa kuat musuh yang ada, tetapi masalah tentang seberapa keras hati yang dia punya.
Ketika hatinya yang keras menjadi lembut, maka sekuat apapun ia berakhir akan tertunduk juga."
By Alysa Alexandra.