"Astaga Alana! Kamu ingin berangkat kerja?" Ibu Safiya menatap terkejut Alana yang telah siap dengan seragam kantornya. Rambut wanita itu bahkan telah diikat rapih ke belakang.
Alana terkekeh seraya mengangguk. "Iya Bu, beberapa hari lagi akan ada audit di kantor, jadi aku tidak boleh meninggalkan pekerjaan begitu saja," ujarnya.
Ibu Safiya melangkah ke arah tangga, wanita itu hendak mendekati Alana. Matanya menatap lekat wajah Alana. Tangannya terulur menyentuh pipi wanita itu. Mata cokelat kehitaman Alana dapat menangkap sorot khawatir dari wanita paruh baya di hadapannya.
"Tapi La, kemarin saja bahkan kamu mendapatkan perlakuan tidak enak. Kalau hari ini mereka kembali begitu padamu, bagaimana? Ibu tidak ingin kamu seperti kemarin yang hanya diam mengurung diri di kamar." Suara wanita itu terdengar cemas dan lembut. Suaranya menenangkan hati Alana.
