Chereads / Edgar's Prisoner / Chapter 45 - Weird

Chapter 45 - Weird

Perbincangan mereka di restoran itu makin panas. Hanna yang tidak terima dengan nasihat dari Agatha memilih untuk pergi, tapi ditahan oleh Agatha.

"Anda itu tidak tahu apa pun soal hubungan kami. Saya sudah memberikan nomor saya pada Nyonya. Jadi kalau memang kekasih saya ada hubungan dengan siapa pun itu, Nyonya bisa memberikan buktinya. Saya sibuk, terima kasih atas nasihatnya," kata Hanna ketus.

"Hanna, dengarkan saya. Jauhi Edgar sebelum kamu terjebak lebih jauh, apalagi kamu saat ini bekerja di klub saat ini. Saya bisa memberikan pekerjaan yang lebih baik," balaa Agatha.

"Maaf, Nyonya, saya harus pergi," kata Hanna.

Agatha melihat Hanna memaksa membuka pintu membiarkan Hanna pergi, dia tidak mau memperkeruh suasana. Dia memanggil pelayan lalu membayar pesanan mereka. Dia menatap nanar ke arah gadis yang sudah pergi. 

***

Di perusahaan Odilio, Edgar baru saja selesai rapat dengan rekan perusahaannya. Semua sudah keluar dari ruangan rapat, tinggal teman-temannya saja.

"Edgar, lu ke mana aja? Susah banget diajak ketemu. Gue rasa lu jatuh cinta sama gadis itu sampai kasih perlakuan istimewa segala," sindir Leo.

"Sudah, kalian urus saja bisnis kita. Apa aplikasi itu berjalan dengan baik dan tidak mendapat kecurigaan dari orang lain?" tanya Edgar.

"Hmm, sejauh ini belum ada, apalagi gadis-gadis bodoh itu yang hanya ingin pasangan kaya dan tampan. Sekarang mereka malah terjebak sendiri. Mereka mana mungkin kabur, bisa-bisa mereka malu dengan keluarganya," jawab Frank santai.

"Ya tetap saja kamu jangan sampai lalai. Kalau mereka sampai membuka rahasia kita, bisa hancur reputasi kita," balas Edgar.

"Maaf. Menurut aku kita bisa jadi ketahuan kalau Kakak terus mengejar Hanna, apalagi cuma dia yang berkeliaran di luar sana," kata Max.

"Max, itu adalah urusan aku. Jadi kamu hanya perlu diam saja," balas Edgar dengan tatapan tajam.

Semua orang sekeyika terdiam. Mereka tahu kalau Edgar sudah berkata, pria itu tidak bisa dibantah.

"Siapa itu Hanna?" gumam Betty yang berdiri di samping Gustav.

Gustav melirik kearah Betty yang terlihat mengernyitkan dahinya. "Jangan ikut campur urusan tuan kita atau kamu mau ditendang," bisik Gustav di telinga Betty.

Betty memutar bola matanya. Dia enggan menyahuti Gustav. 

"Ya sudah, intinya sekarang jangan kelamaan mainnya. Main kok sendiri? Ngajak kita dong," kata Leo terbahak. 

Bugh

Meja digebrak oleh Edgar membuat Leo terdiam kaku.

"Kalian semua yang ada di sini dilarang menyentuh Hanna. Ingat, dia milikku," kata Edgar.

Semua yang di sana menatap heran ke arah Edgar. Tidak lama terdengar suara pintu dibanting dengan kencang membuat mereka yang masih di dalam melihat satu sama lain.

"Kakak lu sudah gila tuh," kata Leo.

Max mengangkat kedua bahunya. Dia enggan berkomentar.

"Sudah, gue mau kerjain yang lain. Proyek perumahan kita juga sudah mulai jalan. Jangan sampai gara-gara mengurus aplikasi bodoh itu pekerjaan lain jadi tertunda," Frank.

"Gisel hari ini tidak kelihatan, dia ke mana?" tanya Leo.

"Oh gue suruh dia aja yang ketemu klien gue," jawab Frank.

"Oh, okelah," balas Leo.

Semua orang mulai keluar dari ruangan itu setelah tidak ada pembicaraan lagi.

***

di ruangan kantor Edgar, Edgar memijat pelipisnya sambil bersandar di bangku. Dia melihat ponsel sama sekali tidak ada pesan dari Hanna akhir-akhir merasa Hanna terlihat cuek dan makin menjauh. Dia menekan nomor telepon kekasihnya, tapi tidak aktif.

"Sialan! Ke mana Hanna?" gumam Edgar.

Edgar menekan tombol telepon kantornya yang terhubung langsung dengan Gustav. Tidak lama sambungan itu tersambung.

"Hallo, ada yang bisa saya bantu?" tanya Gustav.

"Cari keberadaan Hanna. Entah dia di mana, ponselnya tidak aktif. Suruh orang-orang kita selalu memantau pergerakannya," perintah Edgar.

"Baik," balas Gustav.

Sambungan telepon dimatikan oleh Edgar. Dia menatap tajam ke depan sambil berpikir tentang rencana selanjutnya. Dia sudah tidak boleh berlama-lama lagi atau papanya akan benar benar menjauhkan dia dari Hanna.

***

Di dalam taksi, Hanna termenung bersandar pada kaca mobil. Dia melihat pemandangan di luar begitu indah, tapi hatinya saat ini benar-benar hancur. Dia merasa banyak hal janggal yang selalu ditutupi oleh Edgar. Dia mengusap wajahnya dengan kasar begitu bulir air mata mulai turun.

"Nona, maaf. Kita sudah sampai," kata sopir taksi. 

"Iya. Terima kasih, Pak," balas Hanna sambil turun dari taksi dan langsung memberikan uangnya.

"Terima kasih, Nona," kata sopir taksi.

Hanna disambut petugas apartemen. Dia memasuki lift lalu menekan lantai unit apartemennya berada.

Ting

Saat sudah sampai di depan unit apartemennya, Hanna melihat ada seseorang yang dia kenal tengah berdiri di depan pintu.

"Hanna, sudah lama kita tidak bertemu," kata wanita itu.

"Kamu mau apa ke sini?" tanya Hanna.

"Hmm, tidak mau apa-apa. Cuma sekarang aku jadi tahu siapa kamu sebenarnya. Perempuan yang gila harta juga hingga terjebak dengan para orang kaya," jawab Betty.

"Maksud kamu apa? Lebih baik kamu pergi kalau tidak ada lagi yang mau dibicarakan," balas Hanna.

"Hanna, kamu sangat naif. Kenapa kamu tidak pergi dari orang yang sudah kelihatan jelas membohongi kamu? Kenapa kamu malah semakin mendekat? Apa karena kamu gila uang?" tanya Betty.

"Aku tidak gila uang dan tidak licik seperti kamu. Dasar ular!" teriak Hanna.

"Jangan berteriak, Hanna. Apakah pria yang kamu cintai dan sukai itu sudah menyentuh kamu? Kalau sudah, pasti kamu ketagihan dengan sentuhannya," kata Betty sambil menggigit bibirnya.

"Terserah aku mau ngapain, ini hidupku. Berhenti ikut campur," balas Hanna menempelkan kartu apartemennya. 

"Ehh, dengarkan aku dulu. Ngapain kamu masuk?" tanya Betty.

Boom

Hanna membanting pintu tepat di depan wajah Betty. Tubuh dia merosot di depan pintu.

"Kenapa dengan hidup aku? Apa tidak cukup penderitaan yang sudah terjadi?" gumam Hanna sambil menjambak kecil rambutnya.

***

Di perusahaan Odilio, Edgar membanting seluruh barang di ruang kantornya begitu mendapat kabar dari Gustav tentang apa yang terjadi.

"Urus si Betty bodoh itu. Jangan biarkan dia masuk ke sini. Kurung dia seperti wanita bodoh lainnya. Saya harus menemui Hanna sekarang," perintah Edgar.

"Baik, Tuan .Saya akan mengurus Betty,,c balas Gustav menampilkan smirk miringnya.

"Dasar Betty bodoh," gumam Gustav.

***

Betty masih menggedor-gedor pintu dan memencet bel apartemen Hanna, tapi tidak dibuka sama sekali. Betty tersentak kaget saat tiba-tiba banyak pria bertubuh besar dan tegap mengelilingi dia.

"Kalian siapa?" tanya Betty dengan tangan gemetaran.

"Anda mau ikut baik-baik atau kita bawa paksa?" tanya seorang pria berkepala botak.

"Hmm, saya mau ketemu teman saya sebentar," kata Betty.

Betty meminta Hanna membuka pintu, tapi tiba-tiba dia dibekap dengan obat bius dan diseret oleh orang-orang itu. 

"Apa Betty sudah pergi?" gumam Hanna.

Hanna yang berada di dalam apartemen sudah tidak mendengar suara Betty. Dia mengintip di ring door.

"Akhirnya dia pergi juga. Betty aneh sekali, datang-datang ngomong gitu. Hari ini sudah dua orang yang membicarakan Edgar, sangat aneh," gumam Hanna.