Ruang pelatihan di design oleh Prime berdasarkan data dari dunianya. Latihan awal adalah pelatihan fisik, mulai dari daya tahan dan kekuatan masing-masing goblin.
Menurut rencana Prime, pelatihan fisik akan berlangsung satu bulan dan setiap harinya mereka harus menerima suntikan serum nutrisi dan optimalisasi gen di akhir pelatihan.
Serum yang akan di suntikan kepada mereka adalah cairan sihir yang sudah di murnikan dan di campur bahan-bahan khusus yang di buat Prime berdasarkan data biologis di databasenya.
Dengan rencana 1 bulan dari sekarang fisik mereka bisa menerima pelatihan langsung dari robot pelatihan yang di sediakan. Karena setiap robot memiliki daya serang yang sangat tinggi, bahkan jika mereka tertangkap tidak siap, tubuh mereka bisa langsung hancur atau paling ringan, puluhan tulang mereka akan patah.
"Ruangan ini akan menjadi tempat latihan kita?" Pikir para goblin setelah pintu lift terbuka dan berbagai peralatan GYM di bumi.
"Halo semuanya." Suara Rukio bergema di dalam ruangan pelatihan dan menarik perhatian para goblin yang sedang mengobrol.
"Ruangan ini adalah ruang pelatihan kalian untuk satu bulan kedepan."
"Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan batas fisik sampai mencapai minimal untuk melakukan latihan tahap selanjutnya."
"Sesi latihan akan dimulai pagi hari jam 7 setelah sarapan, sampai malam jam 10 malam."
"Setiap pagi hari kalian akan menerima suntikan serum untuk mempercepat proses pertumbuhan kalian,"
"Jadi berlatihlah dengan serius atau kalian akan memperlambat proses yang akan berakibat fatal.
"Untuk jadwal lebih jelasnya, akan di tampilkan di layar monitor di asrama dan di ruang pelatihan." Jelas Rukio pada para goblin dengan pengeras suara.
"Saya akan melihat perkembangan kalian lagi satu bulan dari sekarang." Kata Rukio di tutup dengan monitor menampilkan angka 30 hari dan 12 jam yang menghitung mundur.
Karena Prime sudah menguasai bahasa goblin, seluruh goblin bisa memahaminya bahwa itu adalah waktu latihan mereka.
Setelah menjelaskan beberapa hal lainnya, Rukio pergi dari ruangan pelatihan dan membiarkan AI yang sudah di buat untuk melakukan tugasnya.
Karena seluruh Markas dikendalikan Robot dan AI terbaik yang di buat Prime, semua berjalan dengan lancar.
Laboratorium markas.
Rukio duduk sambil melihat kumpulan data yang terus berubah di layar monitor di temani 5 guardian di belakangnya.
"Apakah Energi baru yang kamu maksud sudah selesai Prime?" tanya Rukio setelah melihat laporan di layar monitor.
"Perlu tiga minggu untuk menyelesaikan seluruh penelitian dan pembuatan produksinya" Jawab suara mekanis di sampingnya.
"Hmm". "Apakah energi baru yang kamu maksud benar-benar bisa merubah seluruh teknologi yang ada di databasemu Prime" Tanya Rukio.
"Benar tuan. Dengan teknologi tersebut, seluruh Robot memiliki bahan paduan sekeras Pasta Nuklir dan seluruh reaktor saat ini akan digantikan dengan model terbaru." Prime menjawab tanpa bergerak sedikitpun.
Penelitian yang di bicarakan mereka adalah untuk menggabungkan teknologi saat ini dengan energi sihir yang ada di dunia ini sehingga bisa menciptakan teknologi yang paling sesuai.
Energi Sihir yang menjadi dasar dunia ini sangat aneh dan dengan penelitian Prime, energi tersebut dapat di kombinasikan dengan teknologinya dan menciptakan teknologi terbaru yang sangat kuat.
"Apakah kamu sudah selesai membuat pesawat yang aku inginkan Prime" Tanya Rukio setelah mendengar penjelasan panjang Prime yang bahkan dia tidak pahami.
"Sudah. Tapi saya harap tuan dapat bersabar lebih lama sehingga saya dapat memasangkan teknologi baru tersebut."
"Baiklah, kamu ahlinya dalam hal ini"
Singkatnya seluruh orang maupun robot di pangkalan tersebut miliki aktivitasnya masing-masing, dari tim penambang yang menggali biji mineral, tim perang yang terus berjaga di atas markas dan prime yang terus melakukan penelitian dan pembuatan jalur produksi untuk produk barunya.
Hanya Rukio yang tidak memiliki kegiatan tetap di markas, kadang dia menemani Prime seharian, terkadang dia juga ke permukaan untuk sekedar melihat kondisi hutan di sekitar pangkalan.
Kondisi hutan sudah sedikit berbeda daripada hari-hari awal Rukio mendirikan pangkalan, pohon yang tadinya ditebang sekarang sudah tumbuh kembali dan sudah menutupi sebagian pangkalan.
Tiga bulan berlalu dalam sekejap.
"Saatnya kembali dan sudah waktunya para goblin itu masuk ke tahap berikutnya dari pelatihan." Gumam Rukio menuju lift untuk turun keruangan pelatihan.
Ruangan pelatihan tetap pada lantai yang sama tapi dua bulan yang lalu, setelah mereka menyelesaikan pelatihan fisik, semua alat-alat GYM di hilangkan digantikan robot pelatihan bertarung.
Setelah dua bulan pelatihan bertarung setelah pelatihan fisik, setiap goblin memiliki fisik yang jauh berbeda dari saat mereka datang.
Tinggi masing-masing dari mereka sudah mendekati 2 meter yang sangat tidak normal untuk ras Goblin yang hanya memiliki tinggi rata-rata 1,5 meter.
Dengan fisik yang kuat dan teknik bertarung yang mereka latih selama dua bulan, setiap dari mereka pasti sudah bisa mengalahkan elit goblin jika mereka kembali ke desa sekarang.
"Halo semuanya" "Kalian telah menyelesaikan tahap kedua dari pelatihan, yaitu latihan bertarung."
"Masing-masing dari kalian sudah memiliki kemampuan untuk mengalahkan prajurit elit jika kalian kembali kedesa"
"Tapi ini baru setengah dari seluruh proses pelatihan ini"
"Jadi mulai besok kalian akan memulai tahap ketiga yaitu pelatihan lapangan."
"Kalian harus melawan monster-monster secara langsung di ujung barat hutan ini"
Setelah mendengar kalimat terakhir Rukio, suasana ruangan tersebut menjadi tegang. Goblin-goblin ini tau bahwa semakin ke arah barat atau semakin kepinggiran hutan, semakin mengerikan monster yang berkeliaran.
"Waktu latihan adalah satu Minggu setiap keberangkatan, dan berlangsung selama 2 bulan atau 8 keberangkatan."
"Setiap minggunya, akan ada logistik yang akan mengirimi kalian makanan dan perlengkapan, jadi setidaknya kalian bisa fokus untuk meningkatkan pengalaman kalian selama latihan ini"
Rencana Rukio adalah memberikan mereka pengalaman sebenarnya dari hutan, membuat mereka melihat darah dan mengalami perasaan dihadapan yang kuat.
Semua ini direncanakan agar mereka tidak ketakutan menemui orang-orang kuat di masa depan dan membuat malu Rukio.
"Kalian akan di bagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing 50 orang dan akan di tempatkan di 6 barak yang berjarak 40 KM dari barak terdekat."
"Masing-masing harus menyerahkan satu monster tingkat 3 setiap hari dan satu monster tingkat 10 setiap minggunya." Rukio menjelaskan misi setiap individu yang harus di selesaikan.
Dia tidak peduli jika mereka menggunakan Pisau orang lain demi keuntungan sendiri, karena selama tiga bulan pelatihan ini mereka sudah memiliki kekompakan dan rasa persaudaraan yang erat.
"Dan misi setiap barak adalah." "Menyerahkan Monster tingkat 50 setiap minggunya" Lanjut Rukio menjelaskan misi setiap barak.
"Sekarang kalian bisa kembali ke asrama dan besok pagi Kalian akan mendapatkan perlengkapan untuk dibawa pergi" "Dan saat sore hari, kalian akan naik kepermukaan dan dikirim ke barak masing-masing."
Setelah Rukio memerintahkan, semua orang antri di Depan lift untuk kembali ke asrama di lantai bawah.
Saat Rukio akan pergi ke Lift eksekutif yang hanya diperuntukkan untuk pasukan pribadinya, beberapa goblin mendekatinya.
"Tuan, apakah kita bisa memilih anggota kelompok kita sendiri?" Seorang Goblin perempuan tanya dengan suara gemetaran.
"Tidak. Jika aku melakukannya kalian akan malas-malasan daripada berlatih." "Lebih baik kalian jangan memikirkan hal itu lagi atau kalian akan di hukum." Jawaban Rukio sedikit membuat mereka ketakutan, tapi mereka tetap menerima Jawaban tersebut dan pergi untuk kembali ke asrama.
Berita tentang kelompok yang sudah ditentukan menyebar cepat di asrama.
"Dale, apakah kita akan bersama?" Tanta Daria dari atas tempat tidur melihat adik kembarnya di bawah.
"Itu tidak penting, diri kita masing-masing sudah memiliki kekuatan yang cukup dan tidak perlu kembali seperti dulu untuk bergantung satu sama lain" Jawab tegas Dale, tapi terdapat kesedihan di nada bicara tersebut.
"Benar, kita hanya perlu melakukan yang terbaik seperti sebelumnya" Jawab Daria sambil tersenyum.