Di sisi lain.
Tak lama Kavin keluar dari ruang kepala sekolah.
" Vin " panggil Tama sahabat dekat Kavin.
" Eh, iya. Kamu gak belajar? " Tanya Kavin senyum paksa.
" Kamu beneran mau pindah ke Jakarta? " Tanya Tama dengan wajah kecewa.
" Iya, aku harus pindah " Jawab Kavin apa ada nya.
" Aku kira kita akan bersama - sama sampai jenjang kuliah, ternyata belum apa - apa udah pisah di jenjang pertengahan. Aku mau ikut kamu juga gak akan sanggup, aku gak punya uang buat ikut kamu ke sana. Tapi, aku akan cari uang sebanyak banyak nya untuk ke Jakarta, dan kuliah di sana, satu kampus dengan mu " Ucap Tama tersenyum antusias.
" Baik lah aku akan menunggu mu, Dan ini.. " Ucap Kavin dan memberikan boks persegi panjang.
" Hadiah dari ku, di dalam nya sudah ada nomor ku, gunakan ponsel ini untuk berkomunikasi dengan ku, oke? Sampai jumpa " Ucap Kavin berjalan pergi.
Tama melongo takjub saat Kavin dengan senang hati memberikan hadiah berupa ponsel model terbaru berwarna silver. Jelas itu warna kesukaan nya. Tama tersenyum manis dan melihat punggung Kavin yang menjauh.
" Makasih Teman! "
Kavin mengangkat tangan nya di udara, melambaikan nya dengan santai.
Tama terkekeh melihat itu, kemudian memutuskan kembali ke kelas nya.
...