Muak. Itulah yang dirasakan Sophia. Meskipun ini bukan pertama kali baginya dihina Radit. Namun tetap saja rasanya sakit.
Sophia menghempaskan cengkraman Radit. Dia tak ingin berdebat hanya karena hal sepele. Namun suaminya ini terus saja bertingkah kekanakkan dan mengandalkan kekuatannya untuk menekan.
"Aku tidak mau berdebat denganmu, Radit. Apakah kamu tidak takut jika nantinya akan terlambat, huh?"
Pertanyaan itu berhasil menyadarkan Radit. Waktunya beberapa menit ini telah lenyap dengan sia-sia. Radit menghela napas berat sebelum kemudian memutuskan untuk beralih pergi meninggalkan Sophia.
Sedangkan wanita ini masih merasa kalau sikap suaminya itu sangatlah menyebalkan. Namun dia bersyukur sebab suaminya segera pergi dan tak lagi memperpanjang masalah.
Sophia diam sejenak dan mengelus perutnya yang kini terasa sedikit membesar. Senyum tipis mengembang di wajahnya.