Frans berdiri dari kursinya dengan napas yang naik turun tak karuan. "Kau gila, huh?! Aku bahkan tidak ingin berhubungan dengan gadis itu sama sekali, tapi kau malah menyuruhku untuk menjadikannya sebagai kekasih."
Namun, Adrian justru terkekeh geli seolah tidak melakukan kesalahan apapun padahal dia telah melihat kemarahan yang cukup membara di wajah Frans.
Melihat sahabatnya tertawa, Frans kembali mendaratkan pantatnya di atas sofa dengan diiringi hembusan napas kasar. Dia tidak ingin bercanda sekarang sebab amarahnya tak kunjung berkurang.
Adrian kembali melirik ke arah Frans, menatap sahabatnya yang kini masih tampak kesal. "Apa sebegitu tak sukanya pada gadis itu, huh? Kau lupa beberapa hari merengek dan mengatakan bahwa dia berbeda dari bayanganmu?"