Brak!
Max kembali menghantamkan tangannya dengan kesal. Sedangkan Bunda Aisha hanya menghela napas berat. Wanita ini juga sama emosinya dengan sang putra. Aisha tak habis pikir kalau ternyata suaminya itu masih berusaha menyokong Adrian.
"Tenanglah dan jangan bertindak gegabah,"
Max menoleh dengan tatapan tak percaya. "Bagaimana bisa aku tenang? Ayah bahkan sudah memberikan lampu hijau pada si brengsek itu untuk maju dan mendapatkan harta warisan."
Aisha mengerutkan keningnya. "Bukankah hanya sebuah lampu hijau? Tenang saja, Max. Selama ibumu ini masih hidup, harta warisan tidak akan jatuh ke orang lain selain dirimu."
Aisha sendiri yakin dengan ucapannya barusan. Dia memang tidak pernah berniat sekalipun untuk membuka celah bagi orang lain untuk mendapatkan harta keluarga Adhitama. Baginya, pengorbanan selama ini memang selayaknya mendapatkan banyak kompensasi.