Raymond mengangguk dan mulai menguraikan satu per satu desakan pertanyaan dari sang pewaris.
"Maaf Tuan, kalau begitu ijinkan saya membukakan pintu lalu setelah itu saya akan segera pergi dari hadapan Tuan. Tuan Christian tidak keberatan, bukan?" ucap Raymond membuat kesepakatan.
Christian mengangguk. Berharap dengan anggukannya kali ini dapat membuat Raymond segera berlalu darinya. Ia bisa melihat kilatan lelah di mata sang tangan kanan.
"Baiklah. Buka pintunya untukku! Setelah itu kau harus segera pergi. Ingat, besok kau harus membantuku mengurus perusahaan pagi-pagi sekali! Dan kalau kau masih lapar, kusarankan padamu untuk makan lebih dulu lalu tidur. Paham?" Christian tegas sekali malam ini, ia mengakhiri perdebatan antara atasan dan bawahan tanpa banyak penekanan.
"Baik, Tuan," sahut Raymond teramat patuh. Pria itu mengangguk hormat. Tak ada gunanya membantah ucapan sang atasan karena ia masih sayang nyawa dan juga pekerjaannya.