"Jangan-jangan kau dan Raymond ditakdirkan sebagai kakak adik di kehidupan di masa lalu? Kalian ini memiliki banyak kesamaan. Sama-sama menyebalkan," celetuk Christian sesantai itu.
Menyebalkan?
Hei, itu seharusnya kau sematkan untuk dirimu!
Ck, ck, ck!
"Dan apa pun itu kalian saat ini adalah orang yang sama-sama kupercaya," Christian kembali angkat bicara.
Alessia yang mendengar ucapan sang suami tiba-tiba merasakan jantungnya berdentum lebih kuat daripada biasanya.
Perempuan yang tadinya berdiri di belakang sang suami kini telah berpindah tempat. Saat ini Alessia berdiri di samping Christian. Dan saat ini entah kenapa ia menatap ke arah bibir sang suami. Bibir itu memecah fokusnya. Alessia terfokus pada bibir itu. Hal aneh bin gila menyelinap ke dalam pikirannya saat membayangkan bibir yang tak tersenyum itu menyentuh bibirnya.
Dengan pipi merah padam, Alessia mengalihkan tatapan bersalah itu kembali pada pintu lift yang sebentar lagi terbuka.