"Terima kasih, Bryan. Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi kepada dirimu. Masalah di dalam hidupku sudah separuhnya kamu ketahui. Tapi, aku memohon kepadamu untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun termasuk kedua orang tua kita." Shazia sedikit canggung untuk berbicara kepada Bryan. Kedua matanya kini tak terfokus pada kedua mata Bryan.
"Adik, percayalah. Aku satu-satunya orang yang akan terus membantu dan mendengarkan segala keluh kesahmu tanpa pamrih. Sudah sana, masuklah! Aku tidak mau kamu mendapatkan masalah lagi."
"Baik, Kak. Kalau begitu aku masuk duluan, ya. Hm, kamu juga jangan terlalu lama di luar. Udaranya sudah semakin dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, Kak."
"Oke, aku akan segera masuk. Masuklah!"
