Aku membuka mataku perlahan, tampak samar. Aku tidak mengenali tempat ini dimana. Ada beberapa selang yang tersangkut ditanganku, sepertinya seseorang telah membawaku kerumah sakit. Kemudian, aku baru sadar apakah bayiku baik-baik saja didalam perutku.
" Alhamdulillah." syukurku karena perutku masih membuncit.
" Ulan, kamu sudah bangun?" tanya mas Riki yang baru datang dan membawa banyak makanan.
" mas, sejak kapan mas disini?" tanyaku kemudian aku ingat bahwa akulah yang menghubungi mas Riki malam itu. Apakah memang benar ia yang membawaku kesini?
" maaf mas telat menyelamatkanmu.." lirihnya seolah merasa bersalah.
" maksud mas?" tanyaku bingung.
" sebenarnya saat mas sampai dirumah kamu, kamu sudah tidak ada dirumah. dan penjaga bilang kamu sudah dibawa sama suami kamu, abrar." sahut mas Riki.
" enggak mungkin mas, mana mungkin dia yang membawaku kesini. dia aja jijik melihatku." balasku yang masih tidak menyangka tentang apa yang kudengar barusan.
