Beberapa saat, Mama Riri masih tampak duduk di sana, siapa tahu ada chat lagi di bawahnya. Akan tetapi, ternyata tak kunjung ada hingga Mas Huda selesai dari belakang.
"Ma, Huda berangkat ya. Doain laris manis, he ...he," kata Huda sembari mencium punggung tangan mamanya.
"Aamiin ... Mama doakan juga, semoga kalau memang jodoh bakalan dimudahkan sama Tuhan," sahut Mama Riri sembari tersenyum kepada sang putra.
"Maksud Mama?" tanya Mas Huda sembari mengernyitkan kedua matanya.
"Tuh, makanya ponselnya dicek dulu sebelum jalan. Siapa tahu bisa bikin kamu senang," sahut Mama Riri sambil menatap ponsel putranya.
"Oh ...," sahut Huda yang kemudian langsung membuka pesan yang ternyata benar dari Nadia. Mama Riri tersenyum melihat ekspresi wajah Mas Huda yang tiba-tiba tampak sumringah.
"Oh, Nadia bisa ternyata. Yes," batin Mas Huda sembari tersenyum sendiri.
"Ma, Huda berangkat dulu ya kalai begitu. Assalamu'alaikum," pamit Mas Huda.
"Iya, hati-hati," sahut sang mama.