Chereads / CERITA SEMESTA / Chapter 7 - Kantin

Chapter 7 - Kantin

Akhirnya bel istirahat berbunyi setelah pelajaran matematika yang membosankan. Kalani yang biasanya paling semangat belajar matematika pun hari ini dia menyerah karena begitu banyaknya soal yang dibahas.

"Kita ke kantin yuk! Kayaknya cacing diperut aku udah pada berontak." Kalani memegangi perutnya yang sedari tadi keroncongan.

"Ya udah ayok." Selena mengikuti Kalani yang lebih dulu berjalan didepannya.

Ada dua kali istirahat disekolahnya, satu istirahat pelajaran dan yang kedua istirahat untuk melanjutkan les.

Biasanya mereka akan pulang saat sore atau bisa juga sampai malam, hal ini kadang membuat Selena tidak bisa pulang kerumahnya. Pernah sekali dia ikut pulang ke rumah Kalani karena sopir yang biasa menjemputnya hari itu tidak datang.

Untungnya kemarin jadwal sudah diperbaharui, jadi Selena bisa tahu kapan dia akan pulang. Hari ini sekitar jam 8 malam mereka baru pulang, untungnya Pak Mamat mau berbaik hati meminjamkan motornya.

"Selena, nanti malam kita cari makan di restoran depan yuk! Katanya sih enak." Ucap Kalani ditengah perjalanan.

"Aku sih mau aja, asal murah kan?"

"Murah lah, disana ada paket hemat kok."

Memang sengaja disekolah ini tidak ada yang tahu kalau Selena merupakan anak kandung dari Atma Wijaya. Papanya menutupi rahasia itu dengan rapat, bahkan pihak sekolah juga tidak berani membocorkan informasi itu.

Setiap ada perwakilan wali murid, biasanya akan ada orang suruhan yang menemani Selena. Papanya pernah sekali ke sekolahnya, itupun hanya sebagai donatur. Selena juga tidak berani menyapanya, dia takut jika nanti papanya akan marah besar padanya.

"Selena kita kan udah mau lulus, tapi aku belum pernah kerumahmu. Kamu tinggal di daerah mana?"

Selena menghentikan langkahnya, dia terdiam sejenak sambil memikirkan jawaban yang akan diutarakannya.

"Emm aku tinggal di daerah sini kok."

"Dimana? Ini kan kayak kompleks pertokoan. Tenang aja aku nggak akan menjelekan rumah kamu kok."

"Bukan itu Kal, cuma aku minta maaf karena nggak bisa kasih tau kamu. Soalnya aku punya mama yang nggak bisa ketemu sama orang luar." Selena terpaksa berbohong pada Kalani agar tetap menyembunyikan identitas keluarganya.

"Mama kamu punya penyakit atau apa?"

Selena mengangguk pelan, "Iya dia bakal marah-marah kalau ada orang luar, makanya aku nggak mau orang lain kerumah aku."

"Maaf ya Selena, aku kira karena alasan apa."

"Nggak apa-apa, ya udah kita langsung ke kantin yuk tadi katanya laper kan?"

Kalani mengangguk kuat, "Iya laper banget."

Tiba-tiba Kalani menarik tangan Selena dan membawanya langsung ke kantin. Kantin tidak terletak jauh dari kelas mereka, jadi tidak perlu berjalan jauh untuk sampai disana.

Ternyata suasana kantin sudah ramai dengan banyak siswa yang mengantri dimasing-masing stand makanan.

"Yah kita agak telat nih, udah rame banget." Kalani mengembuskan napasnya setelah melihat antrian panjang didepannya.

"Terus gimana?"

"Ya antri lah, mau gimana lagi udah laper." Kalani menuju ketempat penjual nasi goreng langganannya.

Karena tidak ada keinginan makan khusu jadi Selena mengikuti Kalani. Di depan ada sekitar sepuluh orang orang yang mengantri, cukup banyak untuk ukuran pembeli nasi goreng.

Cukup lama mereka mengantri, bahkan kaki Selena terasa sangat pegal karena terlalu lama berdiri. Apalagi kondisi kakinya yang habis terjatuh kemarin sore, sekarang rasa nyeri mulai muncul lagi.

sekitar sepuluh menit akhirnya mereka bisa memesan makanan, Kalani terlebih dulu memesan makanannya.

"Bu mau nasi goreng yang pedes sama es jeruk, kamu apa Sel?"

"Samain aja!" karena Selena juga tidak mau menunggu lebih lama lagi dia memutuskan memilih makanan yang sama dengan Kalani.

Ibu penjual nasi itu langsung membuatkan pesanan mereka, butuh sekitar lima menit pesanan mereka jadi.

Kalani dan Selena membawa masing-masing piring yang berisi nasi tersebut sambil mencari meja yang masih kosong.

Sayangnya karena fokus mencari meja, Selena lupa kalau dia sedang membawa es jeruk ditangan satunya. Dia menabrak seseorang dan menumpahkan sebagian es jeruknya.

"Ah maaf kak." Selena mencoba mengelap kemaj orang yang ditabraknya tapi tangannya segera ditapis.

"Lo jalan pakai mata dong! Lihat nih baju gue jadi kotor gara-gara Lo, tanggung jawab nggak?" sosok yang ditabraknya adalah Manda, siswi paling menonjol di SMA Taruna.

"Iya nanti aku tanggung jawab kok, pulang sekolah bakal aku cuci seragam kamu."

"Enak aja pulang sekolah, ini tuh masih jam 12 siang. Pikir dong masa gue seharian mau pake seragam kotor begini?"

"Gue ada seragam di loker, Lo bisa pakai." Sahut Kalani.

"Oke Lo cepetan ambil!"

"Nanti bisa kan? Kita baru aja mau makan loh." Jawab Kalani.

"Lo pikir gue juga nggak mau makan apa?"

"Udah biar aku aja yang ambil, Kalani aku pinjam kunci loker kamu dulu ya?" Selena akhirnya menengahi pertikaian mereka yang mulai memanas.

Kalani merogoh kunci di sakunya dan memberikannya pada Selena, "Cepetan balik ya Sel, aku tunggu kamu disini."

"Iya, makasih."

Selena keluar dari kantin diikuti oleh Manda, mereka berdua yang keluar bersamaan mendapat perhatian dari murid lain. Pasalnya Manda yang terkena angkuh dan sombong jarang sekali mau berjalan bersama dengan orang lain, kecuali bersama dengan gengnya.

Setelah sampai ditempat loker, Selena segera membuka pintu loker milik Kalani dan mengeluarkan kemeja putih dari sana.

"Ini bajunya Man." Selena memberikan kemeja itu pada Manda.

"Inget ya Lo harus cuci seragam gue sampai bersih, jangan sampai ada noda satupun!"

"Iya pasti aku cuci bersih kok."

"Oke, Lo tunggu disini! Gue mau ganti." Manda masuk kedalam toilet untuk mengganti seragamnya, sedangkan Selena dengan setia menunggunya didepan pintu toilet.

Beruntungnya Kalani selalu sedia baju cadangan di lokernya, hal ini dia lakukan sejak kejadian memalukan yang menimpanya. Waktu itu Kalani yang baru olahraga celananya sobek dan dia kebingungan mencari ganti, sejak saat itu lokernya selalu diisi dengan seragam cadangan.

Sebuah kemeja mendarat di kepalanya, "Nih jangan lupa sampai bersih!"

Selena mengambil dan melipatnya, "Iya aku janji kok besok pagi aku kembalikan."

"Oke." Manda meninggalkan Selena lebih dulu.

Terlebih dulu Selena memasukan seragam Manda kedalam lokernya, lalu dia kembali ke kantin untuk menemui Kalani.

Sesampainya di kantin Selena mencari keberadaan Kalani yang ternyata sedang menyantap makanannya dipojok ruangan.

"Gimana tadi Sel?" tanyanya dengan mulut penuh makanan.

"Aman, mana nasi gorengnya?"

Kalani menyerahkan sepiring nasi goreng milik Selena yang disimpannya.

"Sory tadi gue ambil dua sendok." Kalani tersenyum padanya.

"Nih kalau mau nambah lagi." Dengan senang hati Selena mau membagikan nasi gorengnya, tapi langsung ditolak Kalani.

"Ih jangan! Udah kenyang kok, kamu makan aja biar cepet gede ya."

"Tapi kalau kamu masih kurang boleh kok." Selena kembali menyodorkan piringnya.

"Enggak udah kenyang."

Selena baru memakan nasinya setelah memastikan Kalani tidak lagi memintanya.