Chereads / stupid girl naluri tanpa nurani / Chapter 3 - Sudah cukup

Chapter 3 - Sudah cukup

" Apa Mah?? "

Mas Ari menyadarkan ku

dari Lamunan"

" gak yah " rupanya bibir ku masih belum sanggup menanyakan tentang wanita itu

atau entah aku takut menerima

kenyataan dari jawabannya "

Mas Ari sepertinya merasakan perubahan sikap ku pagi ini

" ya sudah mas mau Nonton tv saja " ucapnya

_aku masih saja terdiam ,, tidak berniat untuk

berpindah posisi atau melakukan apapun

aku seolah kehilangan arah"

Namun aku hanya bisa terdiam''

sungguh Rasa sayang ku

pada mas Ari sangat besar"

aku tidak ingin merusak

suasana hangat di rumah

kenyamanan yang aku bangun ini

tidak aku tidak ingin kehilangannya"

" tenang Riri ini bukan masalah besar

kamu mampu mengatasinya "

aku meyakinkan diri ku sendiri

" seolah meyakinkan bahwa semuanya

baik-baik saja "

sore ini Reno meminta untuk pergi

jalan-jalan .." sebisa mungkin ku tutupi

semua kemelut pemikiran ku "

tak lama kami sudah sampai di

salah satu Mall yang ada di desa kami,,

jangan berfikir ini Mall besar" tentu

tidak sebesar Mall- Mall di kota ,, setelah

cape berkeliling kami memutuskan

untuk Makan "

Saat semua makanan tersaji

" Tunggu sayang aku mau foto dulu "

aku yang mendengar permintaan

mas Ari cukup kaget"

Suamiku ini bahkan tidak pernah

memposting apa pun sebelumnya ..

apalagi di sosial media "

" ow silahkan " ucapku yang langsung meletakkan kembali piring yang tadi sudah terlanjur ku pegang"

ku perhatikan lagi Pria di depan ku ini..

" Ya pria ku" dan apa dia milik ku utuh?

apa aku wanitanya

dan hanya aku??

muncul lagi di pikiranku

sakit sekali rasanya" mas Ari ku apa dia?

" sayang hey _ ayo makan ''

mas Ari dengan suaranya yang lembut

, " membuyarkan lamunanku

" yaa mas "

ayo Reno habiskan makanan mu!! "

perintah ku "

ku perhatikan kedua orang di

hadapan ku ini

" apa sebenarnya yang harus aku lakukan?

Apa dengan aku diam " menjadikan

semuanya lebih baik?

apa dengan pura - pura ini adalah keputusan terbaik?

" sayang makan " mas Ari menegur ku

yang lagi-lagi melamun..

" Ya aku makan " jawabku pelan

" sesudah selesai makan

kami langsung pulang ..

dan di sinilah aku sekarang"

RUMAH ..

Rumah yang kami bangun

beberapa tahun lalu "Rumah dengan

begitu banyak proses suka duka ,,"

membangunnya tidak mudah"

Dulu "

kami menikah di usia muda "

dengan ekonomi yang cukup sulit..

melalui banyak hinaan''

Sekarang

Saat semua terasa

Alhamdulillah..

hidup cukup tidak kekurangan''

bahkan menjadi kebanggaan

keluarga besar kami

dengan semua pencapaian

lalu hari ini

tidak pernah terbayangkan"

"pesan-pesan itu seperti menari

memenuhi semua ruang di kepala ku

Siapa dia ? siapa Rania itu

aku harus apa ? aku perlu bagaimana?

aku kalut dan bingung

tak terasa air mata ku kembali menetes

Masalah yang tidak pernah

aku prediksikan "

tidak pernah " dalam mimpi pun,

" Assalamualaikum " suara yang

sangat ku kenali

" walaikumslm "

Ya ibu Mertua ku ,, beliau berkunjung tanpa memberi kabar lebih dulu "

" Eh ibu ayo masuk bu " kenapa tidak bilang mau ke sini ,, Riri bisa jemput kalo bilang

aku khawatir karena beliau

usianya tidak lagi muda.,

Beliau hanya menjawab dengan senyum

" kemana cucu kesayangan ku nak "?

" di kamar bu " ayo ibu istirahat dulu

pasti lelah,, ibu menginap saja

ini sudah sore " pinta ku ,, dan beliau hanya menganggukkan kepalanya ..

Malam harinya kami semua

sedang menonton TV,,

aku memutuskan memasak untuk makan malam " sesekali ku lihat

mas Ari lebih sibuk dengan ponselnya ..

aku menghela nafas panjang "

tidak boleh banyak berpikir "

apalagi ada ibu mertua ku" ..

" ayo semua ya makan " aku yang sudah selesai memasak ,, mengajak

semuanya makan

" sayang masak apa? ''

suara manja dan sangat lembut milik

mas Ari .. yang entah kenapa

tidak sanggup ku jawab "

aku pun hanya bisa tersenyum tipis "

Reno yang sedang asik bermain dengan

ibu mertuaku pun, kini bergabung dengan kami di meja makan "

Reno yang senang bisa di suapi neneknya

Ya Reno memang sangat dekat dengan

ibu mertua ku..

dering ponsel mas Ari berbunyi di

tengah-tengah kegiatan makan kami''

" aku memejamkan mata dan menarik nafas pelan.. entahlah kini setiap dering ponsel mas Ari berbunyi ,, ada cubitan yang

terasa sangat sakit di hatiku

lagi-lagi ponselnya berdering " sedikit kesal

namun memilih diam.

"siapa Ar malam-malam begini" tanya ibu mertua ku penasaran ''

" biar Ari angkat dulu di luar bu"

ini teman kantor _ mas Ari pun pergi

meninggalkan meja makan "

aku masih diam " tidak sanggup

berkata apapun" takut jika aku tidak bisa mengendalikan ucapan ku "

aku memilih berpura-pura tidak

mengetahui apapun "

silahkan kalian menyebut ku bodoh

aku memang wanita bodoh "

suasana malam sudah cukup hening..

Reno pun sudah tertidur dia

memilih tidur dengan neneknya

mas Ari pun masih menonton TV..

aku duduk di sofa , menemani mas Ari

sesekali ku buka ponsel ku" melihat

teman-teman ku di sosial media,, membalas beberapa pesan' dari sahabat ku..

ku lirik mas Ari yang masih saja dengan

acara TV kesukaannya _

aku pun memutuskan tidur "

aku terbangun " Ya aku sering terbangun di malam hari karena, ingin buang air kecil

"melihat ke samping kasur ku kosong dan mas Ari tidak ada "

kemana dia " apa masih di ruang tengah menonton tv?

aku keluar dari kamar dan " Ya dia di sana ,

dengan langkah kaki yang pelan,,

sepertinya mas Ari tidak sadar

ada aku di belakangnya

" Ya sayang Mas juga kangen sayang"

kata lembut dengan nada yang sangat pelan

"suara khas suamiku ,,

sakit ini lebih dari kemarin..

bibirnya yang selama ini ku pikir hanya mengucap kata cinta pada ku saja..

di depan ku ,, sedang di ucapkannya pada wanita lain ,, wanita asing!!

" Mas sedang apa? '' getir suara ku yang bahkan hampir tidak terdengar ..

suara yang sangat pelan ,, sakitnya membuat ku tidak mampu bersuara lagi

menahan air mata agar tidak serta keluar"

Mas Ari yang nampaknya kaget..

Namun pandai menguasai diri

" hey sayang ko bangun" dia berucap

dengan cepat memasukkan ponselnya

ke saku celana

aku diam tanpa sepatah kata pun"

aku menatap wajahnya"

Apa dia benar-benar suami ku??

Pria yang ku cintai belasan tahun

apa di hadapan ku sekarang benar

mas Ari ku , pria sederhana ku ,

yang tidak pernah aku bayangkan

mampu menduakan ku''

" sayang " ucapnya lagi..

" ayo sayang tidur " maaf mas barusan ada panggilan masuk dari teman kantor''

ada kerjaan yang tidak mereka pahami ,,

" BODOH

apa aku sebodoh itu mas''?

Ingin sekali ku teriakan kata itu di depan wajahnya ..

namun yang mampu ku lakukan hanya diam

mas Ari seperti ketakutan melihat ku yang bahkan tidak bersuara''

dia mendekati ku ,, mengusap pipi ku dengan

sangat halus " mengecup bibirku singkat "

" beku " badan ku tidak bisa

melakukan apapun, aku memejamkan

mata sesaat , menarik nafas dalam-dalam"

diam aku masih diam "

" ayo sayang bobo yuh '' ucapnya dengan suara lembut yang dulu selalu membuat ku mabuk oleh pesonanya.. " sayang "

ucapnya lagi kini dengan kecupan

di kening ku"

CUKUP ,, aku tidak bisa diam lagi ''

dia sudah menghianati mu ,,

" MAS '' ucapku sambil menatap manik matanya ....