Chereads / stupid girl naluri tanpa nurani / Chapter 7 - manipulatif

Chapter 7 - manipulatif

PAGI dengan harapan yang baru..

setelah beberapa kejadian Kemarin

aku harap langit kembali cerah '

Pagi ini masih sangat sepi,

reno masih menginap di rumah ibu mertua,

mas Ari masih belum bangun

" aku memasak nasi goreng untuk sarapan kami berdua..

setelah beres menyiapkan sarapan

mas Ari masih belum terdengar,

mungkin dia masih tidur..

aku memutuskan untuk membangunkannya

menyusulnya ke kamar ,

dan benar saja dia masih di alam mimpinya.

dasar dia ....!!! baru saja ingin

ku bangunkan dia

ponselnya bergetar,, penasaran

aku lihat nomer tidak di kenal ..

nomer baru ,,

" assalamualaikum "jawab ku memberanikan diri mengangkatnya

" namun dari sana tidak ada suara ,

tidak ada jawaban ...

"halo ' halo ,maaf ini siapa ? tanyaku lagi

namun sambungan telepon terputus.

aneh sekali ,

baru ingin ku letakkan kembali ponsel itu bergetar lagi, tapi kini pertanda ada pesan masuk..

bukan sekedar pesan teks tapi bergambar..

dengan ragu aku membukanya ,

tangan ku bergetar , ini terlalu sakit..

dada ku sesak , sangat tidak ku bayangkan

foto - foto mesra mas Ari dengan wanita

merangkai , berpelukan, dengan pakaian yang tidak pantas ..

air mata ku seakan tidak lagi bisa di bendung,

aku tau dia selingkuh waktu itu,

tapi melihatnya , melihat fotonya membuat ku lebih sakit, aku memaki diri ku sendiri kenapa membuka ponsel mas Ari , sama saja

membuat penyakit sendiri,

akan lebih baik jika aku tidak tau,

mental ku mungkin lebih aman,

aku memilih tidak tau dari pada sesakit ini,

MAS ARI MENCINTAI SAYA

MBA MUNDUR SAJA ,

pesan terakhir dari wanita ,, kurang

ngajar sekali dia, berani sekali dia

aku mencoba tetap tenang, situasi ini jangan membuat ku terlihat kacau,

aku tidak ingin terlihat menyedihkan ,

aku menghapus semua pesan itu,

lalu menghapus air mata jua agar mas ari tidak curiga..

setelahnya ku letakkan kembali pansel mas Ari pada tempat semula ,

memeriksa kembali penampilan ku,

dan mendekati mas Ari, membangunnya dengan senyum hangat,

Mas bangun sarapan dulu ,

ucapku dengan sentuhan halus di tangannya

" hem pagi sayang " mas ari membuka matanya, " ya pagi mas ayo sarapan "

jawab ku manja ,dengan penuh kesabaran menekan luka di hatiku , berpura-pura

baik -baik saja , jika dengan pura - pura kamu

semuanya lebih tenang akan ku coba..

karena mungkin aku juga salah

mungkin ada yang kurang dalam diriku

sehingga dia berpaling ,

" sayang mas besok berangkat y..

masa cutinya udah habis ,. "

" Ya mas " senyum ku kini redup

artinya dia akan berdekatan lagi dengan wanita itu kan, teman satu kantornya.

" mas Riri boleh tanya? " aku mulai bersuara aku pikir kapan lagi ada kesempatan,

" boleh sayang ' apa ? " mas Ari menunggu pertanyaan ku,

" mas sedekat apa mas sama wanita itu?

" gak sejauh yang kamu pikirkan sayang "

temen ngobrol aja sayang ,, " mas Ari terlihat tenang seperti tidak berbohong.

aku diam ,, kini aku tau sepandai apa dia dalam berbohong menutupi kebenaran,

bahkan dia bisa berbohong dangan wajah setenang itu,

" udah ya jangan di bahas lagi.." pinta mas Ari

yang hanya ku balas dengan anggukan.,

" setelah sarapan kami berdua hanya menghabiskan waktu dengan bersantai , sesekali bercanda , menonton tv,

"assalamualaikum bu "

suara di balik pintu ,,

" walaikumslm " sahut ku dengan berlarian

, penasaran siapa yang datang

saat pintu di buka,

owh mas kurir pengantar makanan

" paket bu " sambutnya ramah.

'' Ya mas terimakasih "

aku penasaran makanan siapa ini,

apa mas Ari memesankan makanan?

"terimakasih mba , mari '' pamit mas kurir yang hanya ku balas anggukan ,

aku berniat masuk kembali ke dalam rumah,

ternyata mas Ari di depan pintu ,

" siapa itu , kenapa lama sekali

apa perlu senyum-senyum ?

apa kamu mulai suka sama kurir ?

Mas Ari mengucapkan kata-kata itu dengan raut wajah ketusnya..

aku tidak habis pikir apa yang dia ucapkan barusan ?

suka katanya ?

senyum? ramah ?

" awas ya mas gak suka kamu dekat dekat pria mana pun , " mas Ari melanjutkan ucapannya tadi ,

" apa sih mas aneh "? tanyaku bingung dengan tingkahnya

" mas ayo masuk " ajak ku yang malas' meladeninya yang tengah uring - uringan

kami masuk ke dalam rumah ,,

dering ponsel ku bernyanyi

panggilan masuk ..

Halo assalamualaikum " jawabku singkat

Riri ibu kirim makanan ya sayang ''

" ya bu terimakasih " balasku pada ibu

" jangan telat makan '' ibu tutup telponnya ya nak " ucapan ibu kali ini dengan memutuskan

sambungan telpon itu ,

" baru saja menutup ponsel ,

dari belakang mas Ari muncul

tiba + tiba mengomentari ku

" siapa sih telpon segala , kamu sekarang banyak sekali temannya ya?

kami suka sama dia ''

" aku yang merasa pembicaraan mas Ari melantur cukup kesal ,

" mas ya maaf kamu jangan berlebihan

itu ibu ku , " ucapku muak.

" awas ya kamu " dia lagi - lagi memperingatkan ku ,

" MAS CUKUP YA ,, KAMU INI KENAPA

AKU RASA KAMU BERLEBIHAN !!!

" Muak aku muak dengan ucapannya yang seolah menuduhku .,

mas Ari terlihat tidak suka

dengan jawaban ku,

" aku cuma ingetin kamu , kenapa kamu marah? mas Ari menimpali ucapan ku,

Astagfirullah apa lagi ini ,

dia berlaga seolah aku tidak bisa di percaya

" mas kamu sadar gak sih ,? "

tanyaku mulai malas'

" Mas Ari pun pergi meninggalkan ku,

dia masuk ke kamar , dia jelas terlihat marah

aneh sekali , dia bersikap posesif

namun dia pula yang menduakan ,

bertindak seolah-olah aku pelaku dan dia tidak pernah salah ,

aku pun duduk di sofa ruang tamu ,,

lelah sekali menghadapi mas Ari ,

rasanya aku lelah dan

butuh tempat bercerita , membuka ponsel

aku melihat kontak dan berpikir menelpon teman lama , aku rindu mereka semua..

" halo ka ganggu gak ka ?''

" gak donk cantik kenapa ? pria itu menjawab dengan antusias,

ya jika kalian bertanya

aku punya sahabat pria ,, lama mengobrol

kesana kemarin mencitrakan hal-hal yang membuat ku tak sadar ini sudah terlalu sore,

" mas Ari mendadak muncul ,

dia merebut ponsel yang ku pake dan

melemparkan ponsel itu

" ow jadi kamu se akrab itu sama dia ?

kenapa gak pacaran sekalian '

astagfirullah aku sangat marah mendengar mas Ari kali ini , kelewatan !!!!!

dia melempar ponsel ku ,

apa dia sedang membalikkan keadaan ?

agar aku lah yang terlihat buruk ,

" mas kamu keterlaluan " ucapku

aku meninggikan nada bicara ku,

sudah habis kesabaran ku,

dia lah yang jelas-jelas berselingkuh

tapi kini berlaga bagaikan

suami posesif yang

sedang mencemurui istrinya ,,

" awas kamu mas kalo ponsel ku rusak '' aku mengancamnya ,

Mas Ari dengan tenangnya tanpa suara.,

malah tidak menjawab ,

" kamu harusnya bisa kasih jarak

sama pria asing,

jangan lupa kamu itu wanita bersuami ucapnya sambil berteriak ,

aku mengerutkan kening..

cukup habis sudah sabar ku '

" MAS SADARKAH KAMU , KAMU YANG SELINGKUH BUKAN AKU ..