KAKU ,, Mas Ari terlihat syok mendengar ucapan ku ,, terlihat jelas bahwa dia tidak
terpikirkan kata itu yang aku inginkan "
dia kembali bersimpuh di kaki ku
memohon maaf atas tindakan bodohnya ,,
" maaf sayang maaf..
Mas tau salah ,, maaf sayang..
aku menggelengkan kepala "
andai dengan ucapan maafnya
bisa mengobati hati ku yang terlanjur
terluka hebat " maka akan ku minta dia teruss mengucapkannya..
namun sayangnya bukan meringankan
,bukan melupakan , bukan menyembuhkan
Aku malah semakin terluka ..
setiap kata maafnya bagai
cipratan air garam pada luka ku,,
semakin mengingatkan ku atas perilakunya.,
" punggungnya bergetar .. aku cukup kaget.
apa mas Ari menangis?
apa suamiku menangis??
" apa aku sudah keterlaluan?
aku menutup mataku.. sedikit mencoba menenangkan pikiran ku,
aku juga belum tau sejauh apa mereka berselingkuh ,,,
seberapa lama , dan
apa saja yang mereka lakukan..
apa aku perlu menanyakan
hal-hal seperti itu??
tapi aku takut jawabannya nanti semakin menyakitiku..
apa dengan memaafkannya
adalah keputusan terbaik?
" Aku mau istirahat dulu mas maaf ''
setelah mengatakannya aku memilih merebahkan diri di kasur
LELAH .. aku sangat lelah ,
harum masakkan membangunkan ku yang sempat terpejam
penasaran siapa yang sekiranya memasak'
" Sayang bangun yuch , makan !! ''
ajak mas Ari yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar...
Aku diam masih dengan kebisuan ku
'dalam hati aku bingung
tumben sekali dia memasak .."
selama ini bahkan air minum pun aku ambilkan ,
" sayang " ajaknya lagi yang
masih di depan pintu ,,
" Ya " aku menjawab dengan malas
melihatnya membuat ku ingat kembali perselingkuhannya..
mas Ari yang sudah menyiapkan makanan di meja makan ,, tersenyum saat melihat ku
keluar dari kamar ,
Makanan yang dia masak terlihat tidak buruk
'dari mana dia belajar memasak,
selama ini aku yang selalu memasak ,
Apa dia memasak di dapur orang lain..
apa ada orang lain yang pernah dia masakan?
' SIALAN ' otak penuh kecurigaan,,
" makan yang banyak love " mas Ari terus mengingatkanku untuk makan ,
mas Ari pun makan dengan tetap memperhatikan ku,
tak terasa air mataku mengalir lagi,
kenapa dia menduakan ku?
apa aku tidak cukup baik?
Selasa makan , aku kembali ke kamar
ponselku bergetar ,, panggilan masuk dari nomer tidak di kenal lagi
'' meski ragu ,aku tetap mengangkatnya
" assalamualaikum mba ini
saya temannya mas Ari " mba istrinya mas Ari kan ? aku kaget
mendengar suara wanita itu,
wanita itu ,, wanita yang sama ' aku cukup ingat betul suaranya ,
" Ya maaf ini siapa '' jawab ku pura - pura tidak mengenalinya
" saya temannya mas Ari di kota tolonglah mba kami ini cuma teman kenapa mba melarangnya berhubungan dengan saya? "
aku semakin di buat tidak bisa lagi berpikir ,
wanita macam apa dia ,
kesabaran ku makin hilang
namun aku harus bisa tetap tenang
menghadapinya
" Maaf mba saya tidak tau soal itu
tanyakan pada mas Ari saja " setelah mengucapkannya aku langsung
menutup panggilan darinya
berani sekali wanita itu, dari mana dia tau nomer ponsel ku ' apa mas Ari pernah memberikannya ? atas tujuan apa memberikannya
sejauh mana sebenarnya
hubungan antara mereka berdua?
aku perlu bicara dengan Mas Ari..
aku sudah cukup menahan diri
aku keluar kamar dan mencari mas Ari,
rupanya mas Ari sedang duduk di sofa sembari menonton tv ,
"hey sayang udah bangun? sini cantik duduk sama mas '' !!
aku pun duduk di sebelahnya..
" mas pacar mu menelfon ku "
sedikit ku tekan kata pacar
ingin tau reaksinya..
" bilang sama dia jangan menggangguku
jika kamu ingin bersamanya silahkan,
kita berpisah dulu '' ucap mu
Mas Ari terlihat marah , namun tidak menjawab apa pun,
mas Ari menatap wajah ku tatapannya sulit di artikan ,namun terlihat jelas dia marah
dia tiba-tiba memeluk ku, mencium bibirku kasar, mengusap bagian leher ku
membuat ku merinding ,
aku menolaknya namun
tenaganya jelas berbeda dengan ku,
" Mas lepas " tolak ku ' tapi tidak dia dengar
dia terus menciumi seluruh wajah ku , menghapus jarak kami , badannya yang cukup berisi merebahkan tubuh ku, berbaring di sofa ,dia kasar sangat kasar , ini bukan mas Ari yang selalu menyentuhku penuh kelembutan..
" apa kamu sanggup lepas dari aku sayang? "
bisik nya di telinga ku, lalu mencumbu telinga , leher dan tangannya yang aktif melepas kancing-kancing baju ku,
SIALAN.... Apa yang dia lakukan,
aku mendorong tubuhnya namun itu sia-sia saja .,, dia terlalu kuat
" kamu boleh minta apapun tapi jangan berpisah " ucapnya lagi
" kamu egois " jawab ku
dia tidak menggubris ku sama sekali..
dia melepaskan seluruh pakaiannya ,
ah sialan .. aku merasa bodoh ,
tidak bisa menolaknya ,
dia seperti orang lain , mas Ari ku tidak pernah
memaksakan kehendaknya
tapi sekarang dia bahkan tidak mendengarkan ku sama sekali ,
" jangan berpikir bisa pergi dari rumah "
ucapannya mengagetkan ku..
"aku diam kaget dengan jawabannya..
mas Ari mulai menyentuh mu lagi tapi kali ini tidak kasar ,mencium kening ku mengucapkan kalimat maaf di sela-sela ciumannya ..
air mata ku mengalir tanpa sengaja..
mas Ari menciumi mata ku seolah menghapus semua air mata
bodohnya aku masih saja mencintainya..
dia memang memberikan luka,
tapi kehilangannya juga pasti
aku sangat terluka ,
Ya bodoh memang ' tapi aku sangat mencintainya ..
'' logika ku kalah kali ini..
" sayang kamu miliki ku "ucap mas Ari
lalu memeluk tubuh ku
dan bagai sihir , aku mengangguk patuh,
tidur di pelukannya tetap menjadi bagian ternyaman ,dia mengelus rambut ku lembut
menghadirkan kantuk
bangun dari tidur ku..
aku melihat sekeliling , bukankah aku tidur di sofa tadi.. kenapa aku sekarang di kamar?
mas Ari pun masih di samping ku ,masih memeluk ku posesif ,,
aku meneliti Wajahnya , Egois , dia tidak mau kehilanganku namun menduakanku..
"anak rambutnya berantakan ,tangan ku terulur merapikannya , dia mengerutkan kening , mungkin dia sedikit terganggu
aku mengusap alis matanya yang tebal ,
menyentuh bibirnya..
kebencian ku akan perbuatannya
tidak mampu menghapus segala rasa ,
Ya aku tetap menyukainya ,
dia mulai membuka matanya,
tidurnya terganggu ,
" sayang " suara seraknya .. aku diam
aku tidak bisa menjawabnya
" sayang '' dia menggenggam tangan ku
mencium tangan ku ,
" sayang ayo bangun atau
kita ulang yang tadi? " ucapan mas Ari sambil tersenyum jahil ,, sialan sempat-sempatnya dia bercanda..
Aku tersenyum tipis,, dengan tingkatnya
" sayang lupain aja ya jangan bahas lagi " pintanya kini dengan wajahnya yang berubah serius ,
" Ya "
aku rasa wajar memberikannya maaf ,
lagi pula aku tidak ingin kehilangannya
sungguh aku tidak ingin
semuanya yang aku miliki rusak
" lalu sekarang apa kita harus bangun "?
mas Ari lagi - lagi bertanya
aku yang memahami maksudnya ,
menggeleng cepat,,
" sekali sayang sekali "