"Abang, Key mau keluar sebentar ya," pamit Key kepada Varel yang saat itu sedang mencuci mobil mewahnya.
"Gak," tolak Varel tanpa menanyakan akan kemana adiknya pergi.
Key tahu jika jawaban Varel pasti akan seperti 'Gak' tapi biar bagaimanapun Key sangat harus pergi saat ini. Ada hal penting yang menanti Key! Hal penting? Memangnya Key presiden? Hahaha. Gak.
"Gak lama kok bang, nanti naik taxi online juga, Key gak bakal kesasar." Key masih berusaha membujuk Varel.
Varel yang jenggah dengan Key langsung membuang asal ember di sampingnya.
"Lo tau bahasa manusia gak sih?" tanya Varel yang kini sudah menatap adiknya datar. Super datar, dingin pula.
"Tau..." lirih Key seraya meremas Hoodienya.
"Masuk." ucap Varel sembari menunjuk pintu masuk rumah mereka.
"Tapi bang..." mata Key berkaca-kaca.
"Gue bilang masuk!" Varel dengan tega mendorong tubuh adiknya hingga hampir saja Key kehilangan keseimbangan.
Key melirik Varel yang masih memandang dirinya seperti singa jantan yang sedang bertarung dengan macan jantan untuk memperebutkan cheetah betina.
Akhirnya dengan putus asa Key memasuki rumahnya lagi, menaiki elevator dan mengurung dirinya sendiri di dalam kamar, kemudian menjatuhkan dirinya di ranjang empuk ya dan tidur siang. Ah? Tidak! dia menangis sambil menutup wajahnya dengan bantal.
"Hisk, nanti kalau kak Rissa marah gimana? Kalau Key diculik beneran gimana? Nanti siapa yang jadi calon dokter hewannya Abang? Hisk"
Krik
Krik
Krik
πΆπ³ - It's like a Polaroid love
Sarang, chonseureon geu gamjeong
Geunde nae gaseumi ttwieo
Wae na irae na -
"Yah, Kak Rissa telpon Key, gimana nih?" Key memandangi nama kontak Rissa di handphone miliknya.
-Kak Rissa π 1/2 π-
πΆπ³ - Wae sarange mongmaeneun geonji
Eochapi ppeonhan gamjeongijana
Bunmyeong da anda mideotji
Algodo ppajin hamjeonginga bwa -
πΆπ³ - Nada moreuge When you call my name
Gaseum apeuge naui simjangi kungkung -
"Kungkung... " Key ikut melafalkan bagian favoritnya di lagu itu.
"It's like a Polaroid love- Ah! Nanti kalo Key angkat pasti Kak Rissa marah-marah, Key takut!" ucap Key yang awalnya terbawa lagu dan menyanyi lalu terbanyang ekspresi wajah Rissa yang marah.
Hingga akhirnya Key sama sekali tak mengangkat telpon dari Rissa dan kembali menangis.
"Hisk, kan telponnya mati duluan! Key kan mau denger 'Kungkung' lagi!" ucap Key yang malah menangisi ringtone nada dering telpon miliknya yang begitu teramat Key cintai. Halah!
Belum ada satu menit, telpon Key kembali berdering dengan ringtone yang sama.
Key menahan nafasnya dan menghembuskannya dengan perlahan.
Akhirnya Tuhan meniupkan keberanian ke dalam jiwa Key untuk mengangkat telpon itu.
"Key gak boleh takut, Key kan cowok sejati, bukan Hello Kitty!" gumam Key sambil mengepalkan tanganya ke atas seolah menjadi tanda 'perjuangan'
"Hallo..." ucap Key dengan nada yang sangat lirih.
πππ³ "Lo dimana?! Gue muterin Timezone sampai di liatin mba-mba judes yang jaga tau!" suara Rissa terdengar cukup keras, Key juga dapat mendengar keramaian di sana.
"Ma-af kak... Key gak bisa dateng," ucap Kay yang sungguh di dalam hatinya merasa sangat bersalah.
πππ³"Hah?! Kok gitu sih?! Kenapa? Lo gak dibolehin mama papa Lo? mau gue jemput? Gue yang mintain izin ke mereka entar."
"Kakak mau izin sama Ayah Bundanya Key? Kakak bisa ke rumahnya Tuhan dong? Key mau ikut kalau gitu..." ucap Key yang sungguh otaknya sedang di laundry.
Hening.
Key tak mendengar suara Rissa kecuali keramaian dan teriakan anak-anak yang sepertinya sedang bergembira dan bermain di Timezone.
"Kak Rissa? Kok suaranya ilang? Apa hp Key rusak? Hallo? Kak Rissa?" panggil Key terus.
πππ³"Ah? Iya, gue bawain Lo Burger sama Martabak telor aja ya, gue ke rumah Lo sekarang." ucap Rissa dengan suara yang berbeda dari sebelumnya.
"Wah... Kakak serius? Tapi Key gak suka martabak telur, minyaknya banyak..." ucap Key.
πππ³"Yaudah Lo maunya apa? Entar gue bawain." tanya Rissa.
"Key mau Corn Dog Mozzarella aja kak!" ucap Key sumringah, dia sudah lama tak memakan makanan satu itu.
πππ³"Oh oke, Burgernya mau juga gak?" tanya Rissa.
Key diam dan berfikir sedikit, "Abang suka burger, buat Abang aja deh biar Abang gak marah nanti pas Key dibeliin Corn dog sama kak Rissa." batin Key.
πππ³"Key?"
"Iya kak, Key juga mau burgernya."
πππ³"Oke, sekarang gue cari dulu pesenan Lo, see you!"
Rissa mematikan panggilan itu, Key tersenyum dan menghapus air matanya.
"Yeay, makan Corn Dog lagi!" girang Key yang segera ke ruang tamu untuk menanti Rissa datang.
Varel yang baru selesai mencuci mobilnya memperhatikan adiknya yang sedang tertawa melihat tayangan televisi, yang tak diketahui Varel apa namanya.
"Dino A B C... Dino A B C... Lalalala,"
"Gak jelas." gumam Varel yang memilih untuk meninggalkan adiknya dengan dunianya.
Di dapur Varel membuka lemari es dan meminum Cola yang tersedia cukup banyak di sana sembari melihat adiknya yang tertawa bahagia.
"Andai aja Lo gak buat Ayah Bunda pergi, andai aja Lo bukan penyebab mereka pergi ninggalin kita. Gue bakalan jadi Abang paling bahagia karena punya adik seceria dan secerah Lo, Keyvan..." gumam Varel dengan lirih.
.
.
π³πΆ - When you call my name
Gaseum apeuge naui simjangi kungkung -
"Hallo kak?" Key mengangkat telpon dari Rissa, dia mengecilkan volume televisi.
πππ³ "Gue muter-muter kaya orang gila dari tadi di depan komplek Deket sekolah! Lo kan belum ngasih tau alamat rumah Lo!"
"Duh lupa... Hehe..."