"Sepertinya kamu tidak keseleo. Tapi kakimu ini …"
Belum juga Fajar menyelesaikan ucapannya, Haykal sudah datang ke lapangan. Dia merasa tidak suka jika Fajar sampai menyentuh kaki istri kecilnya.
"Tunggu!" teriaknya.
"Biarkan saya lihat,"
Semua siswa menjadi heboh sendiri kala melihat Haykal menyentuh kaki Amanda. Yang jelas tahu, Haykal belum pernah sama sekali ikut campur masalah pelajaran lain selain pelajaran agama.
"Aku akan membawamu ke UKS. Yang lainnya, lanjutkan olahraga kalian!" tegas Haykal.
Amanda menatap wajah suaminya itu sembari tersenyum tipis. Dia tahu jika suaminya sedang cemburu karena Fajar menyentuh kakinya. Tapi, mereka menyembunyikan pernikahan siri mereka, jadinya Amanda pun hanya bisa diam dan menunggu tidak ada orang, barulah dirinya akan bertanya.
Tania dan juga Aida cemburu melihat Haykal lebih memperhatikan Amanda yang anak baru dibandingkan dengan mereka. Terutama seorang Aida, menyukai Haykal dan semakin jauh dari pandangan Haykal setelah datangnya Amanda.
"Mengapa ustadz Haykal begitu perhatian dengan Amanda? Apakah karena dia adalah kembaran Nia? Atau karena bertetangga? Tapi … mereka baru kenal, bukan? Mengapa sudah seakrab itu?" gumam Aida dalam hati.
"Tidak! Aku tidak boleh nyerah! Ustadz Haykal, harus aku miliki!"
Aida terlalu bersemangat untuk mendapatkan apa yang ia mau. Memang tidak banyak yang tahu hubungan antara Ustadz Haykal dengan Amanda ini. Jadi, yang mereka lihat hanya sederhana saja. Murid dan gurunya.
***
Di UKS
Amanda terus menatap Haykal, sedangkan Haykal tengah sibuk memeriksa kaki mana yang terluka. Tatapan Amanda itu begitu dalam dan penuh arti. Rasa bahagia karena merasa ada yang mengkhawatirkan dirinya.
"Tidak ada yang terluka. Apakah kakimu memang keseleo? Katakan, dimana yang keseleo?" tanya Haykal sibuk melihat kaki Amanda.
"Aku loh, baik-baik saja. Kenapa sampai sekhawatir ini, sih? Ustadz Haykal tau tidak? Perlakuan ustadz ini terlalu jelas di depan teman-temanku," jawab Amanda lirih.
Haykal baru sadar dengan apa yang ia lakukan. Menggendong Amanda tepat di depan teman-temannya, kemudian membentak Fajar yang bahkan belum menyentuh kaki Amanda sedikitpun.
"Astaghfirullah hal'adzim," sebut Haykal. "Aku hanya merasa tidak suka, jika Fajar menyentuhmu," jawab Haykal polos.
Amanda memasang wajah heran, kemudian Ia pun tertawa kecil. Amanda yakin jika suaminya itu sedang cemburu. Tapi tidak ingin membuat suami yang merasa malu, ia pun pura-pura bertanya. "Ustadz, Apa kamu yakin Fajar menyentuh kakiku?" tanyanya.
Haykal menggelengkan kepalanya pelan. Tiba-tiba saja Haykal tersenyum dan menertawakan kebodohannya sendiri. Mereka berdua pun tertawa bersama. Aida melihat keduanya tengah tertawa dari luar pintu UKS. Sangat jelas dan nyata, jika Haykal yang selama ini jarang sekali tersenyum, mampu tersenyum lebar sampai tertawa seperti itu.
"Ada hubungan apa diantara mereka? Tidak mungkin hanya hubungan murid dan guru saja, bukan?" Aida bergumam.
"Selama aku sekolah di sini, Aku jarang sekali melihat ustadz Haykal tersenyum tulus seperti itu. Bahkan Ustadz juga tertawa sampai matanya mengeluarkan air mata? Dan itu karena si anak baru itu?"
Aida tak terima dengan apa yang di lihatnya itu. Dengan terpaksa, ia pun masuk dan langsung melabrak Amanda.
BRUAK!
Pintu di gebrak oleh Aida. Amanda dan Haykal pun terkejut mendengarnya. Selama mau dua tahun sekolah di sekolahan tersebut, Aida selalu terlihat lemah lembut di depan Haykal. Tapi siang itu, Aida terlihat berbeda dari sebelumnya.
"Wah, aku kaget!" Amanda sampai teriak dan melompat ke dekat Haykal saking kagetnya.
"Kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Haykal dengan suaranya yang teduh.
Amanda mengangguk. Kemudian menatap tajam Aida. "Apa-apaan ini? Mengapa kamu seperti itu tadi? Jika aku memiliki riwayat jantung, lalu kambuh karena kamu menggebrak pintu seperti itu, apakah kamu mau bertanggung jawab jika aku sampai serangan jantung?" tegur Amanda.
Aida mengepalkan erat tangannya. Berjalan menunju Haykal dan menjauhkan Amanda dari Haykal, yang memang saat itu keduanya duduk berdekatan.
"Kalian ini bukan mahram, kenapa ada dalam satu ruangan hanya berdua saja, hah?" Aida sudah emosi. "Kau anak baru! Sadar diri kamu ini siapa? Asal kamu tau saja, ya. Aku suka sama Ustadz Haykal. Tapi aku tetap tahu diri dengan tidak menempel terus seperti lalat sepertimu ini!"
Kata-kata Aida rupanya membuat Haykal marah. Suami mana yang yang diam saja ketika istrinya disebut lalat oleh wanita lain. Haykal berdiri dan membuat Aida mengkerut nyali.
"Apa yang kamu katakan tadi, Aida?" tanya Haykal masih tahan emosi.
Haykal menunjuk dokter sekolah yang ada di mejanya. Beliau sedang mencatat beberapa pengeluaran obat yang di gunakan oleh murid dan guru selama sebulan. Jadi, dokter sekolah tidak terlihat keberadaannya karena sedang menunduk sibuk menulis. Tak hanya menunjukkan dokter ada di ruangan itu juga, Haykal menegaskan kepada Aida untuk tidak membully Amanda lagi.
"Ma-maksudnya apa, Ustadz? Membully apa?" tanya Aida gugup.
"Saya tahu, kok. Selama ini kamu merundung Nia, bukan? Kemudian hadir Amanda, dan Amanda juga kamu rundung dengan Tania. Kejadian sebelum olahraga, kamu dan Tania mengurung Amanda di toilet dekat perpustakaan," jelas Haykal. "Apakah saya bicara salah, Aida?" sambungnya.
Kegugupan Aida menjawab segalanya. Antara Aida dan juga Tania ini memang yang selalu merundung banyak siswi di sekolah sejak mereka menginjak bangku kelas 1 SMA. Karena tidak ada korban yang melapor kepada pihak sekolah, maka tidak pernah Aida dan juga Tania ini diproses kasus perundungan di sekolah.
"Perlu kamu ketahui, Aida. Saya dan Amanda ...."
"Um, sebaiknya kamu keluar deh dari sini. Kamu malah hanya menggangu istirahatku saja. Ingat, Aida. Yang membuatku seperti ini adalah kamu dan Tania. Aku ada bukti, jika kalian bertindak bodoh lagi padaku, maka aku tidak akan segan-segan!" tegas Amanda, menyela ucapan Haykal.
Aida bingung mau berkata apa lagi. Awalnya ingin mengatakan bahwa dirinya menyukai Haykal dan menjelaskan perasaannya yang sesungguhnya. Namun, karena kasus perundingan itu ternyata sudah sampai di telinga Haykal, membuat Aida kehilangan muka dan memilih untuk pergi.
Setelah beberapa saat Aida, Amanda langsung mencubit pinggang Haykal sedikit kuat. Hingga pria berusia 26 tahun itu menjerit kesakitan karena terkejut juga. "Aduh!" teriaknya.
"Kamu mencubitku?" tanya Haykal berbisik.
Amanda menarik tangan Haykal sampai ia duduk kembali ke ranjang UKS. "Tadi, apa yang ingin ustadz katakan kepada Aida? Ustadz mau menjelaskan hubungan kita kepadanya?" tanya Amanda berbisik.
"Ustadz tidak mau melihatku lulus dulu dari sekolah ini kah?" sambung Amanda. "Dia mencintai ustadz. Jika dia sampai tahu kenyataan bahwa kita sudah menikah siri bagaimana? Reaksinya pasti akan berlebihan dan merasa tersakiti. Dan itu akan membuat kita ketahuan setelahnya," desis Amanda mencubit kembali pinggang suaminya.
Haykal tahu jika istrinya gemas kepadanya. Guru muda yang mengajar mata pelajaran agama Islam itu mengakui kesalahannya. Ia pun meminta maaf kepada istri kecilnya dan berjanji akan lebih berhati-hati lagi.