Diruang belajarnya, Haykal sedang sibuk membuat latihan untuk murid-muridnya di sekolah. Haykal benar-benar menepati janjinya untuk tidak banyak bertanya dan mengganggu istrinya kala bekerja.
Amanda sudah selesai melakukan pekerjaannya. Dia pun bermaksud untuk menonton siaran TV. Saat ia melintasi ruang belajar, Amanda melihat suaminya sedang sibuk sendiri dengan mengucek-ngucek matanya.
~Saya akan mendaftarkan pernikahan kami ke negara setelah Amanda lulu sekolah. Saya juga berjanji akan memberikan kasih sayang yang tulus kepadanya.~
Kata-kata itu terlintas dalam ingatan Amanda. Amanda menoleh ke jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam. Amanda berinsiatif membawakan tetes mata dan secangkir teh untuk suaminya. Namun, sebelum membuatkan teh, Amanda membersihkan badan dan mengganti pakaiannya lebih dulu karena ingin tidur. Pikirnya sekalian biar tidak bolak-balik.
Beberapa menit kemudian Amanda masuk ke ruang belajar membawakan teh hangat dan membuatkan suaminya mie. "Sudah malam, apakah semuanya masih belum beres?" tanya Amanda membawa hidangannya masuk.
"Kamu buat mie?" tanya Haykal kembali.
"Hehe, iya. Mau masak, tapi bingung juga masak apa. Takutnya Ustadz malah sudah tidur, jadi bikin mie saja yang simpel. Um, tidak masalah, 'kan?" jawab Amanda.
Haykal tersenyum sembari menggeleng. "Terima kasih, ya. Eh, kamu membuatkan saya teh juga?"
Amanda mengangguk, ia juga menutup laptop suaminya dan membereskan mejanya. Lalu, mereka makan bersama malam itu.
"Aku pikir tadi dia buat makanan untuk dirinya sendiri. Ternyata dia juga membuatkan aku makanan. Pas banget aku juga sedang lapar," batin Haykal menyantap mie-nya.
"Ustadz," panggil Amanda.
"Dalem," jawab Haykal.
"Besok aku sudah mulai sekolah, 'kan? Eh, maaf sebelumnya, kita kalau berdua gini pakai aku, kamu, tidak masalahkan, ya?"
Haykal mengangguk dengan senyuman.
"Aku berangkatnya sama siapa? Jika anak-anak di sekolah tau kita sudah menikah bagaimana, Ustadz?" lanjut Amanda.
"Kalau bisa ya jangan sampai tahu. Sebab, nantinya kamu akan susah untuk sekolah lagi. Um, kecuali kalau kamu mau kejar paket," jawab Haykal.
"Ash, siap! Aku sulit untuk berbohong. Jika aku berbohong, mataku akan berkedip berkali-kali, dan pasti itu akan membuat semua orang mencurigaiku," ungkap Amanda dengan wajahnya yang lucu.
Haykal tertawa mendengar pengakuan istrinya dengan memanyunkan bibirnya itu. Mereka menikmati makan mie ditengah malam. Haykal merasa jika Amanda memang wanita yang sangat berbeda dari kebanyakan wanita pada umunya.
Bahkan, mereka juga mencuci piring bersebelahan dan bergantian, layaknya pengantin baru. Amanda bukan tipe wanita yang sok jaim atau sejenisnya. Ia hanya suka menjadi diri sendiri yang tak suka dengan hal yang aneh-aneh. Baik dan menerima semua keputusan orang lain dengan baik.
Sebelum tidur, Haykal memberi hadiah kepada Amanda. Kotak besar itu berisikan seragam sekolah lengkap, sepatu dan beberapa perlengkapan sekolah. Bukan hanya itu saja, baju-baju muslim yang sengaja Haykal belikan untuk Amanda khusus untuk menemani dirinya menghadiri acara.
"Wah, seragam sekolah, baju … baju apa ini?" tanya Amanda dengan wajah polos.
"Itu gamis namanya. Sudah satu set dengan jilbabnya. Aku ingin …." Haykal menghentikan ucapannya. Ia takut menjadi hal paksaan bagi Amanda.
"Katakan saja!" seru Amanda membuka gamis-gamis itu.
"Karena kamu sudah menjadi istri saya… maka saya ingin mengajakmu pergi menghadiri acara yang selalu saya hadiri. Jadi, untuk menghadiri acara tersebut, kamu harus mengenakan gamis itu," jelas Haykal.
"Tapi, jika kamu tidak mau dan tidak menyukai gamis itu, saya tidak akan memaksa, kok. Kamu simpan saja," imbuhnya.
Amanda hanya tertawa, ia bahkan sampai tertawa terpingkal-pingkal. Amanda menjelaskan jika dirinya pasti akan memakainya untuk menemaninya menghadiri acara yang dikatakan oleh suaminya itu.
"Benarkah? Kamu akan menghadiri acara-acara itu bersama saya?" tanya Haykal masih tidak percaya.
"Aku istrimu, ya meski istri lirih, sirih, atau …."
"Siri," sela Haykal.
"Ah itu dia, hahaha __"
Amanda tertawa larema tidak tahu tentang pernikahan siri yang dia jalani bersama dengan Haykal, guru agama di sekolahnya nanti.
"Santai saja, aku tetap saja istrimu, bukan? Kita halal bersentuhan, 'kan? Jadi mengapa aku harus menolak?" jawaban Amanda itu sangat memuaskan bagi Haykal.
"Alhamdulillah __" ucap Haykal.
"Tapi ngomong-ngomong, nikah siri itu apa maksudnya? Dan apa bedanya dengan menikah seperti biasanya?" tanya Amanda.
Maklum saja jika Amanda belum tahu pasti apa itu menikah siri, karena sejak kecil memang tidak mengerti tentang agama.
Nikah Siri adalah bentuk pernikahan yang dilakukan di bawah tangan berdasarkan ajaran agama atau adat istiadat dan tanpa pengakuan resmi dari hukum negara karena memang tidak tercatat di Lembaga Milik Negara/KUA.
"Lalu, apa masalahnya? Di Belanda juga banyak hal sepeti itu. Menikah di greja dan tanpa di daftarkan ke negara," celetuk Amanda.
"Jika menikah siri, seorang istri tidak memiliki hak atas harta gono gini jika bercerai atau talak. Lalu, jika pasangan menikah siri ini memiliki anak … si anak tidak akan mendapat akte nikah dengan nama kedua orang tuanya," jelas Haykal.
"Dih, ngeri. Kasihan dong anaknya jadi korban. Kalau begitu, kita daftarkan pernikahan kita ke KUA ya, biar nanti jika kita punya anak, anak kita tidak bingung, Ustadz!" seru Amanda.
Ucapan Amanda membuat Haykal terdiam. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi kecuali bersyukur mendapat istri sebaik Amanda. Dengan polosnya Amanda merebahkan dirinya ke kasur dan tidur disebelah Haykal.
"Kamu, tidak keberatan tidur di samping saya?" tanya Haykal.
"Berapa kali aku bilang. Aku istrimu, aku istrimu, aku istrimu. Di rumah, di luar rumah kecuali di sekolah … aku akan menjalankan kewajibanku, tenang saja! Tidurlah, oke?"
"Ya Allah, gadis seperti apa Amanda ini? Mengapa dia selalu membuatku tersihir. Apakah aku bisa mencintainya seperti apa yang sudah aku katakan kepada Maminya?" batin Haykal, dengan tersenyum-senyum sendiri.
Mereka pun hanya tidur bersama saja. Belum ada niatan lain selain hanya tidur bersama. Di tengah malam, Haykal terbangun karena merasa ada tangan yang memeluknya. Ketika ia membuka matanya, ia terkejut Amanda sudah memeluk tubuhnya. "Kenapa dia …."
"Astaghfirullah hal'adzim, aku hampir saja membangunkannya. Aku lupa jika dia adalah istriku sekarang,"
"MasyaAllah, dia terlihat sangat manis ketika tidur," gumamnya.
Merasa ingin buat air kecil, perlahan Haykal melepaskan pelukan istrinya. Namun, malah mendengar Amanda mengigau, dan igauan-nya membuat Haykal tersenyum.
"Mami, iya aku janji … tidak minum lagi," Amanda mengigau.
"Hanya segelas saja,"
"Mami, aku pulang--"
Di Belanda, memang Amanda suka dugem dan masuk ke diskotik satu ke diskotik yang lain. Meski minum alkohol, tetap saja Amanda selalu menjaga diri untuk tidak kebablasan dalam bergaul.
Perlahan Haykal melanjutkan memindah tangan Amanda dari tubuhnya. Belum juga membelai, Amanda terbangun karena tangannya disentuh oleh Haykal. Wajah Haykal dan Amanda terlihat lucu malam itu.
Apa yang terjadi?