Chereads / 99 Hari Terjebak dalam Tubuh Istri Pewaris / Chapter 24 - Insiden membawa petunjuk

Chapter 24 - Insiden membawa petunjuk

11.00 am ....

Setelah bersusah payah mencari apakah makanan kesukaan Nathan, akhirnya Clara berhasil menemukannya. Dia melihat sebuah postingan Instagram milik Clara yang memperlihatkan dia sedang dinner dengan Nathan dengan menu makanan kesukaan Nathan yaitu Pie apel, meatloaf, dan toter toct. Wanita itupun segera memasak jenis makanan itu dengan dibantu oleh maid, kemudian segera bersiap untuk mengantarnya ke kantor.

'Setelah aku makan siang bersamanya, aku akan ke kantor ku sesuai dengan petunjuk Arion,' batin Clara yang sudah terlihat anggun dalam balutan terusan dress berwarna putih dengan lengan terbuka namun dipadu dengan blazer abu-abu serta menjepit sebagian rambutnya ke belakang dan memakai make up tipis. Dia berjalan menuruni tangga sambil menenteng tas kecil berwarna gold, langsung menuju dapur untuk mengambil Lunchbox yang sudah diisi dengan menu makanan kesukaan Nathan.

Setibanya di dapur, Clara melihat maid yang sudah selesai menata Lunchbox itu dan meletakkan ke paper bag hitam.

"Semuanya sudah kamu siapkan?" tanyanya.

"Iya, Nyonya," jawab seorang maid. Sebut saja namanya Marie, seorang wanita paruh baya berambut sebahu yang diikat rapi, memakai seragam maid berwarna putih dengan rompi hitam.

"Terimakasih, Bu. Marie. Kalau begitu, saya bawa ini sekarang," ucap Clara kemudian meraih paper bag itu. Dia berjalan menuju keluar dari dapur yang bernuansa putih keemasan itu hingga melintasi ruang makan luas yang menyediakan dua meja makan besar.

Wanita itu menghela napas kasar, merasa tidak menyangka akan berada di mansion sebesar ini, bahkan menjadi bagian hidup Nathan yang penuh dengan kemewahan dan kehormatan karena dia adalah seorang royal prince di kerajaan keluarganya yang sangat terkenal di San Fransisco.

Setibanya di depan mansion, Clara langsung memasuki mobil yang dibeli Nathan khusus untuknya. Di sana sudah ada supir bernama Antony, dan dua bodyguard bernama Willy dan Benny yang akan selalu mengawalnya dengan mobil lain.

"Kita ke kantor Nathan sekarang," seru Clara setelah memasangkan seatbelt pada tubuhnya.

"Baik, Nyonya," sahut Antony. Dia segera melajukan mobil itu keluar dari area mansion Nathan dengan diikuti satu mobil yang akan selalu mengawalnya.

Clara duduk diam sambil memainkan ponselnya, tiba-tiba teringat pada Michael yang semalam menginap di rumah sakit bersama Mia.

'Apa yang terjadi di antara mereka semalam? Apa maksud Arion mengatakan bahwa Mia tidak baik untuk hubungan ku dengan Michael?' Clara bertanya-tanya dalam hati sambil membuka akun Instagram milik Clara dan mulai men-stalking akun Instagram milik Michael dan Mia..

__Bermalam di sini, menemani saudariku yang tak kunjung bangun ... Kekasihnya pun setia menunggu__

Clara mencibir saat melihat postingan Mia yang memperlihatkan Michael yang sedang tidur di sofa memakai selimut abu-abu, dan adapula foto tubuh Casey yang masih terbaring lemah di atas ranjang.

'Jadi, dia menatapi pacarku yang sedang tidur? Untuk apa ... Untuk apa juga dia membuat postingan semacam ini? Berlagak peduli padaku padahal dia sangat buruk!' Clara berdecak kesal, hingga makin kesal saat Antony mendadak menginjak rem mobil itu

Ckittt ... Brakkk ...

"Antony, ada apa?" tanya Clara panik dengan napas memburu dan menatap ke arah depan mobil.

"Ada pemotor yang tidak sengaja saya tabrak, nyonya. Saya akan memberikannya," jawab Anthony sambil membuka seatbelt nya. Dia segera turun dari mobil, menghampiri pengendara motor yang sudah dikerumuni oleh orang-orang. Para bodyguard pun ikut turun untuk menolong pengendara itu dan mengamankan suasana yang mulai kacau.

Clara yang penasaran akan kondisi pengendara itu, segera keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Apa lukanya parah?" tanya Clara.

"Hanya lecet-lecet saja. Saya yang salah karena saya menyalip dari arah kiri," jawab pengendara motor yang masih terlihat muda berusia sekitar 18 tahu. Dia berdiri dengan bantuan Willy dan Antony, sementara Benny menepikan motornya yang rusak.

"Sebaiknya anda bawa dia ke rumah sakit. Walau bagaimanapun mobil anda yang sudah menabraknya," seru seorang warga yang merupakan pria paruh baya yang berpakaian santai.

"Iya, sebaiknya bawa dia ke rumah sakit," seru warga lain. Bahkan orang-orang di sana mulai terus memojokkan Clara dan lainnya untuk bertanggungjawab atas kejadian ini..

"Baiklah, kita bawa dia ke rumah sakit sekarang," seru Clara.

"Baik, Nyonya," sahut Benny kemudian menuntun pengendara motor itu menuju mobilnya namun yang dituntun itu malah menolak..

"Tolong ... Tolong jangan bawa saya ke rumah sakit dan jangan laporkan perihal ini pada polisi. Di sini saya yang salah dan terlalu ugal-ugalan ... Antar saya pulang ke rumah saja. Lagipula ini hanya luka ringan dan sedikit terkilir. Biarlah orangtua saya yang mengurus saya," ucap pengendara motor itu dengan tatapan memohon.

"Tapi lebih baik kamu langsung ke rumah sakit supaya lukamu tidak semakin parah," sahut Clara dengan iba.

"Tidak apa-apa, nyonya. Saya mohon, antar saya pulang ke rumah saja," ucap pengendara motor itu lagi.

"Nyonya, kita turuti saja apa keinginannya. Nanti kita bisa panggil dokter untuk memeriksanya di rumah," timpal Benny.

"Baiklah kalau begitu. Bawa dia ke mobil saya," seru Clara dengan gusar, melirik orang-orang yang menghakiminya.

"Dia ikut bersama saya saja, Nyonya," sahut Benny. "Pakaiannya kotor dan ada sedikit darah. Itu bisa membuat mobil anda jadi kotor."

"Tidak apa-apa. Bawa di ke mobil saya," seru Clara kemudian berjalan kembali ke mobilnya sementara orang-orang mulai bubar.

Benny dan lainnya yang tidak bisa menolak keinginan Clara, segera membawa pengendara motor itu ke mobil Clara dan duduk di sampingnya. Setelah itu, mereka segera mengantar pengendara motor itu ke rumahnya setelah mengetahui alamatnya.

"Siapa namamu?" tanya Clara.

"Saya ... Mike," jawab Mike pengendara motor yang duduk agak berjauhan dari Clara.

Clara terdiam, menatap Mike yang mengenakan celana jeans hitam dipadu dengan t-shirt hitam kedodoran, bahkan celananya robek pada bagian lututnya karena kecelakaan tadi. Dia juga melihat siku dan jemarinya terluka, bahkan masih mengeluarkan darah yang tidak terlalu banyak. Wanita itupun segera meminta kotak P3K pada supirnya dan mengobati luka pengendara motor itu dengan hati-hati.

"Ini pasti sangat pedih," ucapnya sambil mengusap siku yang lecet dengan menggunakan kasa yang sudah diberi cairan antiseptik.

Mike hanya mengangguk dengan ekspresi tidak nyaman.

"Sebenarnya kamu tadi akan ke mana?" tanya Clara.

"Aku tadi hanya sedang mengetes motor karena motor itu baru diperbaiki oleh ayahku. Aku pikir aku bisa mampir ke rumah temanku tapi ternyata aku malah ..." jawab Mike dengan cemas. "Ayahku pasti sangat marah karena motor yang sudah diperbaiki oleh nya malah rusak lagi."

"Jadi ... Ayahmu seorang montir?"

"Iya. Iya biasa memperbaiki mobil dan motor bekas kecelakaan," jawab Mike dengan menekuk wajahnya.

Clara mengangguk paham kemudian lanjut mengobati luka-luka kecil pada jemari Mike hingga Antony menghentikan mobilnya di halaman rumah orangtua Mike. Dia segera turun bersama Mike yang dituntun oleh Benny.

Di sana, mereka langsung disambut oleh ibu dan ayah Mike yang panik melihat keadaan Mike yang terluka sedangkan Clara malah memfokuskan pandangannya pada mobil-mobil bekas yang akan diperbaiki, adapula yang sudah selesai diperbaiki.

'Itu ... Itu mobilku,' batinnya saat melihat mobil sport merah yang dikemudikan oleh Ben saat mengantarnya menuju ke pesta pernikahan Clara dan Nathan.

Clara berjalan pelan mendekati mobil sport merah itu dengan perasaan heran. 'Kenapa mobilku di sini? Seharusnya mobil ini di urus oleh polisi untuk mengetahui sebab rem blong,' batinnya ingat saat Ben mengatakan bahwa rem blong sebelum kecelakaan. Hmm... Mungkinkah ini sebuah petunjuk?