"Oo itu saya pak," jawab Leandra seraya mengangkat tangannya.
"Oke, silakan beri pertanyaan."
"Tapi saya tadi enggak angkat tangan kok pak."
"Baiklah, jika tidak ada yang ditanyakan berarti kamu sudah memahami materi terakhir ini, silakan ke depan untuk memaparkannya sedikit."
Leandra membelalakan matanya, ia benar-benar tidak ada niatan maju sama sekali. Jangankan memaparkan materi bertanya saja ia tidak mau.
"Sudah maju sana, kamu bisa Lea."
"Ci, tapi aku enggak angkat tangan tadi, ih sumpah ngeselin deh pembawa acaranya."
"Enggak apa-apa deh, ini nilai demi nilai yuk."
Leandra menghela napasnya. Ia memperhatikan ke depan mendapati wajah Rigel menahan tawanya. Leandra mengepalkan tangannya, ia benar-benar ingin pergi saja.
Bukan karena Leandra tidak mau tetapi ia malu karena ada suaminya di sana.
"Leandra," panggil pembawa acara sekali lagi.
"Iya pak, saya ke depan."
Dengan langkah kesal dan dirundung rasa kesalnya ia berjalan menuju depan tepat di dekat Leandra.