Di rumah sakit
"Enggak nyangka sudah mau dua minggu kita di sini ya."
Leandra menyahut dengan bergumam.
"Sedih kagak?"
"Enggak."
"Ya ampun manusia satu ini kenapa sih, masa iya enggak ada sedihnya."
"Sedih kenapa coba, biasa aja."
"Hmm beda sama aku."
"Kenapa? Kamu sedih karena enggak akan lihat cowok-cowok ganteng 'kan?"
Alcie hanya nyengir saja, ia begitu tahu kebiasaan sahabatnya.
"Iya, di mana lagi bisa ketemu coba."
"Enggak lama lagi juga kalau kita praktek pasti bakalan ke sini, kayaknya juga bakal banyak bolak balik ke sini kita."
"Ah syukurlah, bisa juga 'kan ketemu Dokter Andre."
"Dia sudah punya anak."
"HAH! Sumpah?"
Leandra menganggukkan kepalanya.
"Yah pupus deh harapan."
"Laporan kamu sudah, Ci?"
"Salah tanya kayaknya kamu ini, jelas belum lah. Kamu saja yang pintar belum apa lagi aku."
"Sok menganggap enggak pintar tapi kedokteran kita sama-sama masuk kok, kita itu pintar Ci."
"Ok nanti aku belikan es krim karena kamu muji ya."