Perasaan Mutia lega, dia tidak menyangka akan memiliki keluarga utuh dalam waktu singkat. Walaupun masih khawatir kalau ini adalah sandiwara belaka. Anehnya Mutia menjadi lebih canggung bersama Eric. Padahal biasanya komunikasi mereka lancar saja. Tapi setelah Eric menyatakan perasaannya dia menjadi malu.
Malam ini seperti biasa mereka masih tidur di kamar yang terpisah. Eric gelisah, dia ingin sekali tidur bersana anak dan istrinya tapi dia malu untuk mendatangi Mutia. Sampai jam 11 malam, Eric masih tidak bisa tidur. Dia hanya merebahkan tubuhnya tanpa bisa terpejam.
Eric akhirnya memberanikan diri mendatangi Mutia.
Tok ... tok ....
Eriz mengetuk pintu kamar Mutia.
"Sebentar ...,"sahut Mutia dari dalam kamar. Mutia membukakan pintu, "Eh Mas, ada apa?"
"Kamu belum tidur Mut?"
"Tadi sih udah Mas, tapi tadi Amberly rewel, jadi aku timang-timang dulu, agar mau tidur."
"Terus sekarang dia sudah tidur?"
"Sudah. Oh ya Mas Eric kenapa ke sini?"