Pagi-pagi sekali, Ines membuat kegaduhan dengan bersorak sorai sembari atraksi breakdance bak dancer profesional tatkala Disha menemuinya di ruang santai. Bahkan karena ulahnya itu, seluruh ART yang sedang beberes pun merasa terusik dengan suara bosnya.
Hal ini lantaran Kelly memberitahu Disha bahwa acara CLOUDS MANAGEMENT SCOUTING TOUR yang rencananya akan berkunjung ke beberapa lokasi khalayak ramai di Yogya, posisi Ines akan digantikan sementara. Penggantian itu bukan tanpa alasan. Kelly mendapat perintah dari atasan untuk merehatkan Ines dan Saga sejenak dari aktivitas outdoor. Hal ini sebagai bentuk perlindungan atas rumor miring yang beredar kemarin. Pihak agensi takut bila Ines dan Saga mendapat kecaman, cemooh, ujaran kebencian, atau bahkan perilaku yang tidak diinginkan oleh masyarakat di luar sana. Mengingat skandal itu sedang hangat-hangatnya di mulut mereka.
By the way, Scouting Tour adalah istilah bagi agensi model yang sedang mencari model-model baru. Agensi biasanya akan ada di pusat-pusat kota seperti mal, taman, atau lokasi tertentu yang dijadikan tempat berkumpul masyarakat.
Bila kalian berpikir, kenapa Ines dan Saga tidak diberhentikan saja dari agensi? Bukankah mereka sering membuat skandal yang menggiring opini publik ke arah negatif yang mana hal itu bisa mencoreng nama baik agensi?
Jawabannya ialah, karena Ines dan Saga juga merupakan berlian bagi CLOUDS MANAGEMENT. Agensi yang kini besar namanya hingga dikenal banyak orang itu tentu dibantu oleh kepiawaian para anggota modelnya. Nama baik dan besar yang kini disematkan publik pada CLOUDS MANAGEMENT tak luput dari campur tangan Ines dan Saga. Kedua model berbakat itulah yang menjadi personal branding agensi tersebut.
Maka bila mereka menendang Ines dan Saga dari sana, tentu hal itu merugikan pihak agensi. Selain kehilangan sejoli model yang multitalent, mereka juga akan kehilangan beberapa brand produk ternama yang telah terikat kontrak untuk membooking model jebolan CLOUDS MANAGEMENT. Bahkan kadang, beberapa brand hanya mau produknya dipresentasikan oleh Ines atau Saga saja. Bukan yang lain.
"Ah, bisa rebahan sepuasnya di rumah, yuhu." Dengan busana tidur yang masih melekat di tubuhnya, Ines merebahkan diri di atas sofa ruang tengah. Meski belum mandi, paras cantik naturalnya tak bisa ditutupi.
"Nanti jam 1 siang ke Gema Buana loh. Waktu istirahat kamu cuma sampai jam makan siang aja, Mbak."
Haha, akhirnya bicara juga. Dia adalah Disha. Setelah aksi ngambek dan mengurung diri di kamar kemarin, Disha baru muncul tadi pagi dan mengabarkan bahwa Ines tak jadi ikut SCOUTING TOUR. Dan barusan adalah kalimat kedua yang sudah diucapkannya hari ini.
"Oh iya ya. Ganti jadwal runway kemarin."
Ines berdecak kesal, pupus sudah harapannya untuk leha-leha di rumah seharian.
Ayolah, model terkenal seperti dirinya memiliki schedule yang padat. Wajar saja bila ada hari libur atau jadwal kosong, Ines selalu riang bak mendapat rejeki nomplok.
Getar ponsel di atas meja mengalihkan atensi 2 wanita itu. Sebuah panggilan dari Saga tampil di layar ponsel Ines.
Disha mencebikkan bibir. Rasanya wanita itu masih sensi saja bila mendengar nama Saga.
"Pagi, sweetie."
Ines melirik Disha yang kini memasang wajah datar kembali. Entah angin dari mana, ia malah berniat me-loudspeaker sambungan telepon tersebut.
"Pagi."
"Pasti kamu lagi rebahan, belum mandi, belum makan, masih kucel pake baju tidur, ya kan?"
'Sok tau banget Sagarong, kayak jadi suami aja.' Gerutu Disha dalam hati. Bibirnya yang komat-kamit tak lepas dari pandangan Ines.
"You know me so well, dude." Ines terkekeh. "By the way, kamu nggak jadi ikut SCOUTING TOUR juga?"
"Iya dong, kita kan sehati. Kalau kamu nggak ikut, aku juga."
"Siapa yang gantiin kamu? Perasaan semua model pria ikut, kan?"
"Anak baru, nggak kenal juga aku. Pas acara Go-See dia tereliminasi. Tapi karena sekarang butuh jadi ya dia ditarik lagi."
"Ooh." Ines membolakan mulutnya. Tak ingin memperpanjang percakapannya dengan Saga karena sepertinya mood Disha memburuk pagi ini.
"Aku nanti jam 10-an photoshoot brand bareng Gwiny Moza. Kamu siangnya ke Gema Buana, kan?"
'Dih, orang Mbak Ines ndak nanya. Pake ngasih tau segala.' Gerutu Disha lirih dan Ines terkikik mendengarnya.
"Iya. Paginya kosong sih karena nggak jadi SCOUTING TOUR."
"Masih ada 1½ jam, aku ke sana ya?"
Itu pertanyaan untuk Ines. Namun malah Disha yang merespon berlebihan. Wanita itu menyilangkan kedua tangannya dan menggeleng cepat seolah memberitahu Ines untuk tidak mengizinkan Saga berkunjung ke rumah ini.
Ines memainkan ujung jari kuku tangan kirinya, sejujurnya ia bingung. Tapi ya sudahlah, dari pada asistennya makin merajuk.
"Nggak, nggak usah, Ga. Aku mau rebahan aja nih, males banget ketemuan."
"Loh, kok--"
"Udah ya, bye. Good luck photoshoot-nya."
Sambungan dimatikan sepihak oleh Ines. Haha, tentu saja atas perintah Disha.
Wanita itu belum bisa berdamai dengan Saga, si kaku, keras kepala, otoriter, dan apalah itu sebutannya.
"Kenapa sih, Dis? Masih cemberut aja."
"Ya orang dianya yang ngeselin kok."
Ines hanya mengangkat kedua bahu seakan tak peduli dan tak ingin lagi membicarakan hal ini. Mungkin besok dia akan mendamaikan dua manusia yang sedang perang dingin itu.
"Oiya, aku memutuskan buat ikuti saranmu. Dan Saga juga setuju."
Disha terperangah. Ia mengerjapkan kedua matanya seakan tak percaya akan apa yang ia dengar barusan.
"Mas Sagarong setuju? Dia mau klarifikasi? Aku ndak salah dengar, kan?"
Ines mencebikkan bibirnya. "Kamu nggak budeg, Dis."
"Ck, kan cuma mastiin, Mbak."
"Eh tapi serius? Si keras kepala itu mau klarifikasi di media?" Imbuhnya.
"Di akun sosmedku katanya sih. Kalau nggak di situ dia nggak mau. Dan dia juga nggak mau post di sosmed dia."
Disha berdecak. "Lah gimana tuh orang?"
"Coba kamu ngomong sama dia aja. Dibujuk barang kali mau."
Disha tertawa sumbang mendengar saran Ines. "Dih, orang nomor sama sosmednya aku blokir semua."
"Hah?! Kenapa?"
"Lagi males, Mbak."
"Besok baikan, ya?"
"Lihat Mas Sagarongnya aja gimana."
Ines tau Disha sedang tak fokus pada obrolan ini terlihat dari matanya yang tak berpindah dari layar ponsel. Ines memilih balik ke kamarnya untuk tidur sejenak sebelum siang nanti kembali tempur. Namun getar notifikasi di ponselnya membuat Ines membuka mata.
Bukan. Ini bukan dari Saga.
Melainkan, dari Reinal.
Kejadian beberapa saat lalu di mana Saga memblokir dan menghapus kontak peselancar itu dari ponsel Ines, tampaknya tak membuat Reinal mundur.
Pria itu mengabarkan bahwa dirinya mengganti nomor telepon baru hanya demi bisa berkontak whatsapp bersama si model. Mengetahui bahwa perjuangan Reinal sampai segitunya, membuat hati Ines menghangat.
Tadinya Ines pikir, ia akan menyudahi saja aksi PDKT-nya dengan Reinal. Oleh karena itu Ines sengaja tak membuka blokiran sosmed maupun kontak whatsapp pria itu dari pada nanti Reinal kena imbas dari aksi Saga yang tak terduga.
Rupanya pria itu tau jika alasan Ines memblokir nomornya adalah karena ulah Saga, dikasih tau Disha katanya. Alih-alih tidur seperti niat awal masuk kamar, wanita itu malah asik berkabar hingga lupa waktu berjam-jam. Berguling-guling di ranjang dan gigit-gigit bantal.
Kalian kalau lagi PDKT juga gitu, kan?
Tak tau saja Ines bahwa yang menyuruh Reinal ganti nomor adalah Disha. Wanita itulah yang mendorong si peselancar untuk keukeuh mendekati bosnya. Tanpa sepengetahuan Ines.