-hosh hosh-
Shanti berlari secepat yang ia bisa.
Kurang dari satu menit, ia sudah sampai di rumah sang tetua.
"Shanti? ada apa? dimana savior?" Sang tetua bertanya kepadanya
"-fuuh- tetua.... semuanya... musuh sudah sampai di sekitar hutan"
"benarkah?! oh dewa..."
-was wes-
Warga desa mulai panik. Shanti menarik nafas panjang dan menyampaikan pesan dari Yana.
"semuanya! dengarkan aku! savior berkata bahwa ia ingin semua orang di desa ini berkumpul di depan! semua orang! termasuk anak-anak!"
Mereka saling melihat satu sama lain.
Mengapa savior mereka ingin mengumpulkan anak-anak juga? mereka tidak mengerti.
"aku rasa... anak-anak seharusnya ada di tempat yang aman"
Warga desa lainnya sependapat dengan hal itu.
"aku juga merasa begitu... keselamatan merekalah yang utama"
"semua laki-laki yang bisa bertarung!! ayo ikut denganku! kita akan melindungi desa dan suku kita!!"
Barry berteriak.
-whoaaaa-
Semua laki-laki berlari mengikuti Barry ke arah pintu masuk desa.
Para wanita dan anak-anak tetap diam di sana. Sang tetua melihat ke arahnya.
"kurasa wanita dan anak-anak tidak perlu terlibat dalam perang Shanti..."
"aku tahu... tapi tuan Yana bilang dengan sangat jelas, untuk membawa semua orang termasuk anak-anak"
"tapi..."
"TOLONG DENGARKAN AKU!"
Shanti meninggikan suaranya.
Semua orang di sana terkejut dan melihat ke arahnya. Sang tetua juga ikut terkejut.
"-fuuh- tolong dengarkan aku dulu. Harapan kita satu-satunya sekarang hanya savior. Aku sangat yakin dia punya rencana tentang hal ini! ingat! karena dia kita jadi mengtahui penghianatan Khall! jadi tolong... percaya padanya"
Shanti berusaha untuk meyakinkan warga desa yang lain.
Mereka kebingungan. Anak-anak memegang pakaian ibu mereka dengan wajah yang cemas.
"-brugh- tolong! kita semua harus berkumpul di depan.."
Shanti berlutut di hadapan mereka.
"ba..baiklah Shanti. Kami akan coba percaya dengan savior.."
"terima kasih! ayo kita segera ke depan!"
Telinga serigala miliknya terangkat ke atas dan ia merasa lega.
"ibu...aku takut"
"jangan takut, ibu tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepadamu"
Ia memegang tangan putranya dengan erat.
"savior! kami datang!"
Barry datang bersama semua laki-laki. Mereka membawa beberapa pedang pendek dan perisai kayu sebagai senjata mereka.
"hmm, dimana yang lain? anak-anak?"
"maaf, namun kami rasa mereka tidak perlu ikut dalam perang ini savior"
Barry menjawab sembari menundukkan kepalanya.
"begitu? kupikir Shanti akan melakukan tugasnya dengan baik.. mungkin beberapa menit lagi"
"maafkan saya, saya tidak mengerti maksud anda"
"tidak usah dipikirkan. Ngomong-ngomong, kamu bisa melihat ada apa di depan sana?"
Barry melihat ke arah hutan. Ia fokus melihat apa saja yang ada di sana.
Ia terkejut melihat begitu banyak sosok yang tidak ia kenal di sana.
"sepuluh... dua puluh... empat puluh...., astaga banyak sekali manusia!"
"wah, kamu bisa melihat mereka dengan jelas? aku hanya bisa melihat samar-samar dari sini. Half-beast memang bisa diharapkan"
"banyak sekali jumlah mereka... bagaimana cara kita mengalahkan mereka savior.."
"-haah- itu aku yang urus. Coba beri tahu aku, apa yang mereka bawa, senjata, dan di mana pemimpin mereka"
"di... dimengerti. Mereka semua memakai baju pelindung dari rantai besi, dan membawa pedang serta perisai besi. Beberapa ada yang membawa crossbow.. dan pemimpin mereka.... maaf, saya tidak dapat menemukannya"
"bisakah kamu menebak jumlah mereka?"
"jika dilihat dari wilayah hutan.. formasi mereka.. sepertinya sekitar seratus orang atau lebih savior"
"hmm... seratus orang dengan baju pelindung, pedang, dan perisai besi.. ditambah crossbow?"
Yana tersenyum dan menoleh ke arah Barry.
"berarti kita sudah pasti menang"
Barry tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
Bagaimana bisa lelaki ini mengatakan hal seperti itu tanpa ragu?
"tapi kami bukanlah petarung.. bagaimana anda bisa yakin seperti itu.."
"aku sudah lihat apa yang bisa kalian lakukan. Sisanya itu tergantung kalian"
Terdengar suara dari belakang.
"kenapa kamu membawa wanita dan anak-anak kemari?! kembali ke belakang!!"
Mereka melihat ke belakang dan terlihat Shanti datang beserta warga desa yang tersisa. Hal itu membuat para lelaki menjadi panik.
Yana mendekati mereka dan mengelus kepala Shanti.
Shanti sedikit terkejut dengan tindakannya tersebut.
"bagus, aku tahu kamu bisa melakukannya"
"te.... terima kasih tuan Yana"
"savior!! tolong jelaskan kepada kami! mengapa anda membawa mereka kemari?!"
Seluruh laki-laki di sana tidak setuju dengan tindakannya.
"-fuuh- tentu saja.. akan kujelaskan, hingga kalian paham apa yang akan terjadi setelah ini"
Yana menutup matanya sementara semua orang di situ menunggu penjelasan darinya.
-----( Chapter 5 "Paham apa yang akan terjadi" )-----