Chereads / Dunia lain? apa bedanya? / Chapter 3 - Chapter 3 "Tahukah kalian?"

Chapter 3 - Chapter 3 "Tahukah kalian?"

"maaf.... bisakah anda mengulang kata-kata anda?"

Sang tetua sangat kebingungan.

"-fuuh- makanannya enak"

Yana menoleh ke arah Shanti.

"ka...kami sangat senang mendengarnya tuan Yana"

Kemudian Yana menoleh ke arah sang tetua. Ia masih memperlihatkan wajah yang kebingungan.

"aku bilang itu bagus. Semua seperti yang kukira"

"kami... kehilangan semua petarung kami, dan itu hal yang bagus?"

"ya, itu menjelaskan banyak hal buatku"

"saya rasa, saya tidak mengerti apa yang anda maksud savior...."

"makanya kita mengadakan diskusi ini kan? dengarkan aku baik-baik"

Sang tetua dan Shanti mengangkat telinga mereka agar dapat mendengar lebih jelas.

"aku ingin bertanya dua hal kepada kalian. Yang pertama.. kalian tidak pernah melihat manusia sebelum penyerangan itu terjadi. Benar?"

-!!-

Sang tetua terkejut.

Ia keheranan dan tidak menyangka dengan pertanyaan itu.

"ya.. kami sudah tinggal di sini lebih dari beberapa generasi, namun itu pertama kalinya kami melihat ras manusia"

Ia memutuskan untuk menjawab pertanyaan itu dan menyimpan semua pertanyaan yang ada di dalam pikirannya.

"baiklah. Pertanyaan kedua, kalian melakukan ritual itu atas saran seseorang.."

"ya itu benar savior... itu karena kami tidak mempunyai pilihan...."

"tunggu, aku belum selesai bertanya"

"maafkan saya"

"tidak apa-apa. -ehem- dan orang yang mengusulkan hal itu sekarang tidak ada di desa ini lagi. Benar?"

"apa maksud anda? dia ada di sini tentu saja...."

Sang tetua melihat sekeliling untuk memastikannya.

Ia melihat warga desa yang ada di sana selama beberapa menit dan akhirnya menunjukkan ekspresi terkejut.

"ada yang melihat Khall?! tolong beri tahu aku!" Ia mengeraskan suaranya

Warga desa yang lain saling menoleh dan memastikan bahwa orang yang bernama "Khall" ini benar-benar tidak ada di sana.

"kami tidak melihat dia Garga" Salah seorang warga desa menyahut

"tapi aku melihatnya sebelum ritual dimulai... Barry! cari Khall di seluruh desa dan di hutan!"

"serahkan padaku"

Barry menjawab dan segera meninggalkan tempat itu.

Sang tetua kembali duduk di samping Yana.

"anda.... benar savior. Khall tidak berada di sini sekarang" Telinganya bergerak turun

"hmmm. Kalau begitu kemungkinan kalian akan diserang lagi malam ini.. "

Telinga sang tetua bergerak naik. Itu tanda ketika ia sedang waspada.

"bagaimana bisa?!! saya benar-benar tidak mengerti..."

Ekspresi warga desa berubah menjadi ketakutan dan gelisah.

Shanti berusaha untuk menenangkan mereka.

"kalian semua jangan takut! savior kita ada di sini sekarang! aku percaya kita akan baik-baik saja!"

Mereka tetap panik dan saling berbisik.

Para ibu memeluk erat anaknya dan para pria berusaha untuk tidak panik.

Namun terlihat sangat jelas, kalau mereka semua dilanda oleh rasa takut.

"ki...kita akan baik-baik saja kan? tuan Yana..." Suara Shanti sedikit bergetar

"-haah- kalian sudah mengorbankan dua puluh petarung kalian untuk memanggilku. Paling tidak, aku akan berusaha memenuhi tugasku sebagai seorang savior.."

"kami...."

Yana berdiri dan berjalan ke tengah-tengah.

Ia menarik nafas dan berteriak.

"WAHAI ORANG-ORANG HEBAT DAN PEMBERANI!!"

Semua perhatian segera tertuju padanya.

Mengapa savior mereka mengatakan hal itu? di saat keadaan mereka menyedihkan seperti sekarang ini?

"tuan...Yana... apa yang anda..."

Yana menoleh ke arah Shanti.

"tahukah kalian? masing-masing dari kalian bisa membunuh sepuluh orang manusia dengan mudah?"

"apa yang.... tentu saja tidak mungkin savior.. kami bukanlah petarung"

Sang tetua merasa sangat kebingungan.

"ya, sudah jelas kalian bukan petarung. Karena seorang Half-beast petarung bisa membunuh lebih dari dua puluh orang manusia"

Sang tetua dan Shanti terdiam. Mereka benar-benar tidak mengerti dengan apa yang savior mereka katakan.

"dua puluh petarung! itulah yang kalian korbankan untuk memanggilku ke sini! itu berarti aku harus membunuh 400 orang manusia malam ini!!"

Warga desa menjadi gaduh dan bingung dengan kata-kata savior mereka.

"-haah- biar kutunjukkan ... betapa bodohnya kalian karena telah mengorbankan petarung-petarung kalian"

Malam perlahan menghampiri desa Ohre.

-----( Chapter 3 "Tahukah kalian?" )-----