Chereads / BUKAN KARENA CANTIK / Chapter 5 - Sukses bukan karena uang

Chapter 5 - Sukses bukan karena uang

SUKSES BUKAN KARENA UANG

Aku duduk termenung di bawah pohon sambil mengayunkan kakiku di pinggir sungai sembari melepas penatku siang itu, suara angin riuh menghempas ranting kecil menggugurkan dedaunan kering yang rapuh jatuh ke tanah, terasa hembusan lembut tersapu di pipiku menggoyahkan setiap helai perasaanku suara air parau yang terus mengalir di atas bebatuan licin tiada hentinya. Menggema di telinga suara tembakan petir dari langit sesaat Menyadarkanku dari lamunan Terlihat langit begitu mendung sepertinya langit mau menangis, tetes demi tetes air mata Tuhan turun dari langit membasahi bumi pertiwi. aku bergegas bangun dari tempat dudukku dan berlari menenteng tisu daganganku menuju halte bus di pinggir jalanan desaku.

Namaku Shasha yang memiliki arti (gadis nan lembut yang berkarisma) ayahku memberi nama itu sebelum ia meninggal dunia saat aku masih dalam kandungan ibu. Aku masih duduk di bangku SMKkelas XII salah satu sekolah bergengsi di kota ini yang 99% muridnya merupakan anak dari orang kaya dan satu persennya adalah aku seorang anak penjual tisu keliling di pinggir jalan, mentalku benar benar di uji di sekolah ini sebab, saat teman temanku Memakai sepatu dan tas yang bermerek aku hanya bisa memakai sepatu dan tas dari tahun lalu dan di saat mereka di antar ke sekolah menggunakan mobil mewah aku hanya di antar ibuku memakai sepeda usang yang hampir keropos, sering kali aku merasa minder dengan teman temanku namun aku selalu teringat Pesan ibu " jangan taruh harga dirimu dengan apa yang kamu pakai tapi taruhlah harga dirimu dengan apa yang kamu bisa" hal itulah yang membuatku semakin termotivasi untuk belajar dan berusaha.

Aku mempunyai mimpi yang besar namun aku takut di jatuhkan dengan keadaan dan kenyataan kalau aku adalah anak yang terlahir di keluarga yang kurang mampu yang hanya mengandalkan lembaran putih dari tisu yang kuharapkan terjual habis setiap harinya, terik panas matahari tidak membakar semangatku mencari selebaran uang untuk mencukupi kehidupan kami, rasa ingin tahu membuatku tak patah semangat untuk belajar sambil menghilangkan lelah di trotoar pinggir jalan suara kendaraan yang melintas sudah tidak asing di telingaku sehingga aku masih bisa fokus untuk terus belajar.

Setiap jam istirahat di sekolah aku hanya mengisi waktuku dengan menjadi kutu buku di perpustakaan karena memang aku tahu tidak ada jajanan murah di sekolah yang mewah dan mahal ini sehingga aku hanya bisa membawa bekal dari rumah walau itu hanya sepotong roti tawar dan air putih. 4 bulan lagi aku akan lulus dari sekolah ini dan sering kali aku merenung dengan diriku sendiri bagaimana masa depanku nanti, jika aku tidak bisa mendapat beasiswa lagi dan siapa yang akan membiayaiku untuk kuliah mengingat aku hanya hidup berdua dengan ibuku yang hanya mengandalkan upah dari jualan tisu yang tidak seberapa, gumaman dalam hatiku itu pun aku tepis dengan semangat dan pemikiran yang positif untuk terus belajar dan berusaha di dasari niat yang tulus.

Hari kelulusan tiba semua murid berkumpul melihat nilai yang tertempel di mading sekolah aku pun masuk ke dalam, ributnya suara riuh dari desakan siswa. jantungku terasa berhenti sejenak melihat nilai yang sangat memuaskan itu dan pengumuman siswa yang mendapatkan beasiswa di sekolah ternama di kotaku yang bernama SMK Kesehatab Hamzar MT Pringgabaya dan namaku tertera paling atas pada pengumuman itu hal tersebut menjadi berita gembira bagiku bersama ibu.

Selama aku sekolah di sana aku lebih banyak mendapatkan pengalaman dan mendapatkan wawasan yang lebih luas, rasanya kehidupanku berubah 180° dari sebelumnya yang awalnya aku hanya penjual tisu keliling dan sekarang aku bisa bersekolah di sekolah idaman para anak muda di kota kelahiranku disana, hanya orang tertentu bisa masuk ke sana dengan rintangan yang aku hadapi aku sangat bangga dengan diriku yang bisa lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Kini aku sadar kesuksesan bukan semata mata karena uang namun kesuksesan bisa di capai apabila di dasari dengan kemauan dan niat yang tulus.

Alhamdulillah, hatiku terasa bahagia karena niat orang tua dan aku terkabul mendapat beasiswa berprestasi dan berhak melanjutkan pendidikan tinggi di STIKes Hamzar Lombok Timur.

Setelah menerima undangan untuk masuk kuliah, aku beranikan diri ke kampus sambil mengajukan ijazah kelulusan dari smk kes hamzar kepada panitia Mahasiswa Baru.

Sesampaiku di kampus, aku tidak menyangka bertemu dengan alumni smk kes hamzar bernama " mardiana". ternyata ia bertugas sebagai panitia MABA.

Akupun diterima dan dibawa ke ruang penerimaan Mahasiswa Baru untuk mengisi formulir pendaftaran.

Pada saat itu, aku sempat di tanya oleh panitia, apakah kamu punya KIP? , ya punya, jawabku. lantas diminta untuk di poto chofy, kemudian saya serahkan kembali pada kak mardiana.

Panitia Maba belum berani untuk memutuskan bahwa aku dapat beasiswa sebelum teman yang lain pada mendaftar.

Sambil menunggu informasi dari kampus tempat mendaftar maka, aku membuka usaha kecil - kecilan sebagai penopang biaya kuliah nantinya.