Chereads / BUKAN KARENA CANTIK / Chapter 3 - Antar obat dan luka

Chapter 3 - Antar obat dan luka

Dalam kehidupan sehari hari MR bersama istri tercintanya penuh dengan kemelut. Setiap hari MR memberi humor pada Eni untuk menyembunyikan seseorang yang dicintainya.lantas Eni tidak merasa curiga sedikitpun pada MR selama mendayung bahtera kehidupan bersamanya. MR menjalani rumah tangga sejak tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh empat di sebuah desa tempat kelahirannya yaitu Desa Tembeng Putik.

Selama menjalin hubungan pernikahan, mereka berdua tak pernah berpikir akan mengalami ranjau kehidupan rumah tangganya namun, seketika usia empat puluh tujuh tahun (MR) selalu menabur bunga nan harum di depan Eni sehingga kebusukan hati MR tertutupi oleh keharuman tersebut.

Sebut saja, MR menaruh hati pada seseorang yang ada dirumahnya yaitu Santri. Dia adalah pelajar yang baik dan pendiam.

Setiap hari di rumah, santri selalu menghidangkan kopi pada tamu MR yang datang kerumah. Dengan kebaikan hati santri maka, MR terus minta dibuatkan kopi bahkan sampai disiapkan jamuan makan siang dan malam. Dari situlah Eni merasa curiga dan memanggil Irma untuk dimintai keterangan.

Irma adalah anak angkatnya yang polos tidak berani menyimpan hal - hal yang mencurigai atau bahkan yang dikatakan menyakitkan seseorang. Keesokan harinya Eni dan Irma duduk di depan rumah sambil menggali cerita tentang hubungan MR dengan Santri. Irma dengan lantang menjawab, memang bu, aku sudah tiga bulan merasa curiga atas tingkah Santri pada ayahku MR.

Tidak tahan Eni ingin mendengar suara sebenarnya dari irma. Ayok nak..,! Apa sebenarnya yang dilakukan ayahmu dengan santri?.

"Eni". mohon ceritakan ibu, apakah dia cinta santri?

Irma : Begini bu, mmmm... Iya bu, ayahku sudah lama pacaran

Eni. : Benarkah, nak? Ayahmu tenang - tenang saja kulihat.

Ovi. : Memang bu, aku juga lihat ayah sana san.., sedang pacaran.

Eni. : Ooohhh ternyata begitu hatinya santri. Biarlah kan kulihat selanjutnya

Irma. : Ibu, jangan cerita pada santri tentang kejujuranku ini

Eni. : Tidak, tidak, aku harus minta jawaban ayahmu.

Tepat pada malam minggu tiga belas oktober dua ribu satu lalu, MR dimintai keterangan oleh Eni tentang hubungan kasihnya dengan santri. MR menjawab, aku tudak ada hubungan apa - apa kecuali minta bantuannya jika ada tamu datang supaya dia menyiapkan kopi serta hidangan lainnya dengan tujuan hatiku membantumu karena aku tahu engkau terlalu capek dan banyak kerjaan. Sudah lama terpendam rasa bagiku tentang kebaikan santri padamu jadi, cukup audah jwharmonisan kita yang sudah lama kini berkalut luka, ujar Eni. Aku tidak ada niat menyakitimu dengan membagi hati pada sabtri. Ia adalah anak angkat mita yabg baik,ramah juga pendiam jadi, tidak pantas akan menyakitimu, ungkap MR. Tidak disangkanya pada saat perbincangan mereka sedang lantang dan dusampingnya alza tidur nyenyak maka daranglah putra ketiganya yaitu Haqqi. Dengan tenangnya haqqi memberi masukan pada ibunya, begini bu, kurang tepat jika main suara keras dihadapan teman - tenan yang ngekos disini.

Sebaiknya ibu dan ayah pergi kerumah ketempat lain kemudian disana ibu menggali apa sebenarnya yang dilakukan oleh ayahku bersama santri selama ini.

Menjelang beberapa hari, Eni mengajak MR untuk jalan - jalan ke pantai ketakpang kemudian fisana MR ditanya lagi oleh Eni. Apakah benar side pacaran dengan santri? Jawabnya, tidak. Aku hanya mengajari dia tentang kesibukan seseorang jika sudah membina rumah tangga.

Bagi eni belum menerima jawaban MR karena hati tidak bisa menyembunyikan apa yang dilakukan suaminya MR. Kalau boleh aku tahu sudah berapa lama kau pacaran? Aku berani tegas jarena irma dan ovi telah menceritakan tentang hubungan side.

Sepulang dari pantai ketakpang MR tidak tahan juga atas pertanyaan istri maka setelah tiba di rumah tepatnya, pada malam minggu tanggal dua puluh november dua ribu dua satu, MR membuka hatinya pada Eni sambil berkata, memang aku mencintainya.

Tidak tertahan isak tangis istri kesayangannya sambil memanggil santri. Santri.., santri...kau kesini bukan untuk sekolah melainkan menghancurkan rumah tanggaku. Santri diam seribu kata dan menyesali perbuatan kasarnya.

Alhamdulillah..., Keharmonisan dalam rumah tangga MR dengan Eni kembali harmonis seindah dulu tanpa ranjau dan gelombang dalam mengarungi lautan luas rumah tangganya.

Menahan bendungan air mata Eni tak tertahan hingga berminggu - minggu setelah mendengar jawaban MR akan tindakan yang dilakukannya

Sekitar tanggal dua puluh sembilan desember dua ribu dua satu, MR kembali menelpon santri nan jauh disana akan tetapi karena sudah tidak terjalin hubungan cinta maka santri tidak mau mengangkat telepon dari MR.

Semakin membuat MR marah lantas tidak berpikir panjang nomor hendphon santri di blokir. tidak begitu lama, karena kebaikan hati Eni maka disuruhlah MR untuk membuka blokiran no santri. bukalah blokiran nomornya asal jangan beri luka hatiku seperti dulu,ujar Eni.

dibukanya blokiran nomor santri oleh MR namun tidak juga aktif. setiap di telepon masih saja tidak diangkat apalagi dichat sekatapun tidak dijawab oleh santri hingga kembali ke cos. setelah dua hari di tempat cos, sang matahari ( MR) mencoba dekati santri namun ia masih ragu - ragu karena mengingat kesalahan yang pernah terlakukan.

Tepat pada malam minggu tanggal dua januari dua ribu dua puluh dua, MR membuat acara bakar ikan di depan rumahnya. waktu itu diminta santri untuk membuat bumbu bersama Eni dan Irma. alhamdulillah ikan yang di bakar bagaikan obat pembalut luka hati seorang yang di sayanginya (Eni).

Menjadi hubungan intim persahabatan kembali antara Eni dengan santri seolah - olah tidak pernah terjadi sesuatu pada mereka berdua. sungguh MR adakah laki - laki yang pandai menyembunyikan rasa dan membalut luka yang dilakukannya.

Santri berharap pada MR untuk tidak lagi mendekat atau mengajariku tentang kecerobohan memukau indahnya cinta namun bisa menyakiti orang pertama.

Bagi santri lebih baik bersahabat pena karena jika tintanya habis masih bisa diganti daripada kita bersahabat mesra diawal namun, akhirnya memberi ketidak harmonisan. itulah ungkapan perasaan dalam kekecewaan santri terhadap MR.

Kini akhirnya MR hanya bisa canda tawa sesaat namun tidak menjalin hubungan cinta bersama santri. kekecewaan yang dirasakan oleh MR karena ulah Ovi dengan Irma kini tidak bisa terobati sebelum dapat melintasi awan yang dulu menyelimutinya.

Sebut saja irma, akan diberi sakit hati pada seorang laki - laki yang saat ini mengiringi langkahnya.

Amanat dari penulis, berhati hatilah apabila memiliki anak angkat atau buka cos cosan putri serta awasi suami dengan ketat agar tidak semaunya menyimpan rasa pada anak angkat sendiri. Berhati mulialah pada istri bukan pada orang yang baru di kenal karena sebaik - baik orang kedua yang dicintai tidak sama dengan orang pertama hinggap dihati.