"Hei, apa kau ingin mendengar tebak-tebakanku lagi?"
" ...."
"Tebak, ya. Kenapa orang-orang ketika sedang bingung mereka memegang jidatnya?"
" ...."
"Jawab, Erica!"
"Aku tidak mau tahu, Eric."
"Tentu saja iya, tidak mungkin memegang jidat orang lain! Hahaha!"
Erica memandang aneh pria yang baru saja membuat lelucon itu. Eric yang memberi tebakan, dia yang menjawab, dia sendiri yang tertawa. Erica yakin Eric benar-benar sudah gila.
"Aku punya tebakan lagi, kenapa—"
"Cukup!" potong Erica. Ia menatap Eric dengan kesal. "Sebenarnya ada apa denganmu? Ini tidak seperti dirimu yang biasanya!"
"Apa maksudmu?" tanya Eric polos.
"Hentikan mobilnya," perintah Erica. Pria itu mematuhinya. Meminggirkan mobil ke sisi jalan.
"Sebenarnya apa yang kau rencanakan?" Erica memandang sinis.
"Tidak ada."
"Jangan bohong!"