"Laura lama sekali," gumam Casey. Netranya tak lepas menatap layar ponselnya, sesekali mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang sedang ia tunggu.
"Mungkin tidak akan datang karena ada aku di sini," sahut Alan, pria berkacamata itu seperti biasa lebih tertarik dengan buku-buku yang menumpuk tinggi di sampingnya. Casey mendelik kesal pada pria itu.
"Itu tidak mungkin. Dia pasti datang."
Alan mengedikkan bahunya acuh tak acuh.
Kini mereka berada di sebuah perpustakaan umum di kota New york. Casey berhasil mengajak Alan dan Laura untuk belajar bersama, walaupun awalnya mereka berdua menolaknya mentah-mentah tetapi akhirnya Casey bisa meluluhkannya. Ia dan Alan secara tidak sengaja bertemu di depan gedung dan masuk ke dalam perpustakaan bersama-sama. Sementara itu sudah dua puluh menit Laura tak kunjung datang, dan belum menghubungi apa pun lagi pada Casey.