Yena hampir tersedak udara mendengarnya. Cara meminta maaf pada pria? Dia merasa ini deva vu. Apakah harus menciumnya? Pipi mungil Yena sedikit terbakar.
Sebelum Yena sempat menjawab, Lucifer berhenti dan menurunkannya.
"Eh?"
"Buka mulutmu," pinta Lucifer.
"Apa-apaan kamu. Meski aku punya salah padamu bukan berarti kamu bisa memanfaatkanku seenaknya begini," protes Yena. Dia kurang lebih tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Lakukan saja." Lucifer menatap tajam.
"U-uh baiklah ...." Yena seperti sebelumnya tidak berkutik pada tekanan Lucifer.
Ia reflek memejamkan mata dan membuka celah di antara dua bibir merahnya.
Namun, bukan seperti yang ia sangka.
Tuk
Sesuatu yang terasa seperti bola kecil dimasukkan ke dalam mulutnya.
"Kau tidak perlu menutup mata. Itu sama sekali tidak pahit. Kunyahlah," titah Lucifer.
Yena gelagapan, malu karena salah paham. Ia membuka mata dan mengunyah sesuatu yang terasa seperti buah berry itu dan menelannya. Manis.
"Ini apa?"