"Kau yang pertama. Jangan marah lagi." Lucifer menciumi punggung tangannya.
"Be-benarkah?" Yena menatapnya sangsi.
"Aku bersumpah. Jangankan memiliki anak dengan banyak wanita, satu-satunya perempuan yang pernah aku cium hanya kamu." Lucifer meyakinkan.
Yena memberungut.
"Lalu dayang itu ... katanya dia mengandung anakmu."
"Itu memang benar," aku Lucifer, membuat raut wajah Yena kembali menjadi gelap.
"Tapi bukan seperti yang kamu pikirkan. Dia memang mengandung anakku, tapi aku sama sekali tidak pernah menyentuhnya," imbuh Lucifer.
"Tidak pernah menyentuhnya? Lalu bagaimana bisa dia mengandung anakmu?" Yena menyipitkan matanya.
"Itu ... sangat rumit untuk dijelaskan. Aku tidak bisa menjelaskannya padamu sekarang.Tapi yang jelas kamu harus tau kalau aku tidak menyentuhnya sama sekali."
Yena melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Kamu tidak bohong 'kan?"
Lucifer mengangguk yakin.
"Aku bersumpah. Kamu yang pertama, Yena."
Yena menahan senyum puas.
"O-oh begitu ...."