Selamat Membaca
Setelah sarapan Boby langsung menghubungi Satrio.
"Hallo"
"Sat, lo kapan ke rumah gue!!" tanya Boby.
"Tenang Bos, bentar lagi aku otw, nunggu si Rara katanya mau bareng aku kesananya"
"Cih anak gendut itu kena ga barengan si Indah aja sama Arin" ketus Boby.
"Aku sih mau nya gitu bos, si Rara
ngancam aku bos, aku akan dijodohkan sama anak jelek di sekolah kita, aku kan ga mau bos!!" jelasnya.
"Ya sudah aku tunggu kau sama si Rara" makinya mematikan telepon.
Di tempat nya Arin dan Indah sabtu pagi ini, anak-anak panti sedang melakukan senam pagi dan setelah nya mereka bebas mau sepeda santai, main basket, main bulu tangkis, lari pagi atau pun main pingpong,oh ya kelas khusus ada latihan taekwondo.
Habis berolahraga senam pagi Arin dan Indah mengikuti kelas taekwondo, setelah nya mereka pergi membersihkan badannya.
Ketika masih didalam kamar bu Asri memanggil keduanya.
"Arin, Indah sarapan dulu nak, yang lain sudah menunggu kalian" teriak bu Asri.
Tampak Arin memang mandinya lama sehingga Indah sedikit menggerutu, karena kebiasaan mandi Arin.
"Kamu mandi apa tidur syech, Rin! Aku pegel nungguin kamu nih, mana bu Asri udah teriak dari tadi!!" ketus Indah.
"Maaf, seperti mandi ku emang lama, tadi disuruh duluan ga mau, bukan salahku" dalih Arin langsung pergi ke kamar untuk berganti pakaian dan menyisir rambutnya yang panjang itu.
"Ish, kenapa tadi aku gak duluan ya, lain kali duluan, biar ditinggal mandi sendiri Arin!!" gerutu Indah sambil menatap Arin yang melangkah ke kamar nya, dan Indah segera menuntaskan ritual mandinya.
Arin turun duluan ke ruang makan, sebelum nya dia berteriak" Indah aku duluan ya sarapan, cacing di perut kelaparan nech!!"
"Ya duluan saja aku lagi coba luluran punya kamu hihi" jawabnya.
Tap.. Tap.. Tap..
Kaki Arin turun kebawah di tangga dia menengok kanan kiri setelah sampai ruang makan tampaklah para anak panti kakak dan adik panti nya sedang sarapan bersama.Arin kecil melangkah menuju kursi yang kosong duduk di pojokan dengan membawa nasi goreng di tangan nya juga membawa sebungkus kerupuk.
Sebelumnya Arin mau mengambil nasi goreng namun kakak Dwi langsung memberikan nasi goreng tersebut.
"Nech, untuk Adek Arin ku yang cantik" ucap kakak Dwi.
"Makasih ka Dwi yang cantik" jawab Arin tersenyum manis.
"Loh, Indah mana?" tanya kakak Dwi.
"Masih mandi ka, bentar lagi juga turun" jawab Arin.
"Oke, kakak ambilin sekalian di taro depan kursi kamu ya Arin" jelas ka Dwi.
"Oke kak"
Tak lama Indah sudah cantik turun dari tangga, menuju meja makan.
"Arin, tunggu aku ya" pinta Indah.
"Iya, nasi goreng ku masih sisa ko, hehe aku mau nambah lagi"
"Ya ampun Arin, samaan kamu sama si Rara" ledek Indah.
"Abis nasi goreng nya enak" jelas Arin
Sama juga halnya dengan Indah ikutan nambah juga seperti Arin.
"Hehehe tadi memelukku sekarang ikutan menambah" ledek Arin.
"Ini beda Rin, nasi goreng enak banget, siapa yang masaknya, ini bukan masakan ibu Asri" jelas Indah.
"Ya sudah habiskan dulu nanti kita lihat ke dapur" ajak Arin.
Selesai makan mereka membawa piring mereka ke belakang, di sana mereka melihat kakak Dwi dan seseorang yang memakai celemek dan topi khas Chef.
"Itukan!!" tunjuk Arin.
"Siapa?" tanya Indah.
"Entahlah seperti nya aku mengenalnya" lirih Arin.
"Yuk kita samperin" ajak Indah.
"Yahoo"
Mereka berdua mendekati kakak Dwi dan Chef itu, dan Chef itu tersenyum kearah nona nya, yaitu Arin, Ternyata Chef yang biasa ada di rumah nya Arin dahulu, karena Arin lupa ingatan nya, dia hanya diam saja.
"Nona Arin, ini saya Meutya Chef Nona dulu" sapa sang Chef, Arin hanya tersenyum, dan mengucap.
"Maaf tapi saya tidak ingat" lirih Arin.
"Apa yang terjadi?" tanya Chef Meutya melirik kearah Kak Dwi dan Indah.
"Itu Chef, Arin lupa ingatan, mungkin karena kecelakaan terbentur sama benda keras" jawab Indah, dan si Chef hanya mengangguk sedikit paham, nona nya lupa akan dirinya.
"Semoga cepet sembuh nona Arin" ucap tulus sang Chef, Arin mengangguk dan memeluk sang Chef itu. Chef Meutya membalas pelukan Arin.
"Saya akan ada disini, karena opa nona menyuruh saya menyiapkan menu yang nona sukai" jelas sang Chef.
"Terimakasih kakak Chef"
"Arin akan ke ruang anak dulu mau membaca cerita buat anak-anak ka" pamit Arin ke ka Chef Meutya dan Ka Dwi.
"Arin, Indah juga ikut" ucap Indah membuntuti Arin dari belakang setelah Arin pamit tadi.
Arin dan Indah tengah bercerita kisah dongeng pada anak-anak kecil yang usianya 5-7 tahun.
Tak terasa waktu jam makan siang tiba, semua anak, dan para pengurus lainnya makan siang bersama, setelah itu Arin dan Indah ke depan karena jemputan mobilnya Boby sudah datangnya menjemput mereka. Arin dan Indah membawa ransel mereka dan berpamitan kepada Ibu Asri dan mbak Retno yang tengah berdiri di samping ibu Asri.
Arin dan Indah menuju mobil tadi dan menaiki, melambaikan tangan nya.
Sepanjang perjalanan Arin hanya menatap ke arah jendela di sebelah nya. Matanya melihat indahnya pemandangan kebun teh, kebun bunga mawar, kebun strawberry.
"Ndah apa semua ini milik papa nya Boby?" tanya Arin melirik kearah Indah, Indah yang dari tadi mengekori mata nya Arin langsung terkaget.
"Ah, tentu saja ini milik papa nya Boby" jelas Indah.
"Aku pengen memetik strawberry nya" celetuk Arin.
"Nanti kita minta sama Bobby di rumahnya juga ada pohon strawberry yang dirawat sama mama nya Boby" jelas Indah.
"Lihatlah kelihatan indah sekali rumah Boby dari sini ya Rin!" ucap Indah dan Arin tersenyum berbinar.
30 menit perjalanan mereka menuju rumahnya Bobby.
"Nona-nona sudah sampai" ucap sang sopir membukakan pintu buat mereka.
"Terimakasih pak" ucap Arin dan Indah, dan sang sopir hanya menganggukkan kepalanya.
"Rumah sangat indah" lirih Arin sambil matanya menjelajah rumah nya Boby.
"Ayo masuk Arin, seperti si Rara sudah datang duluan diajak Indah ketika mendengar suara celotehan Rara dan Bobby.
"Ayo"
Di Dalam rumahnya Bobby tampaknya Rara sudah datang bersama Satrio sebelum makan siang dan Kakak Liam dan Kak Raymond sedikit kaget akan datang nya Rara yang ikut makan siang bersama mereka, namun mama nya Boby senang dengan gadis gendut itu.
Menurut mama Boby, Rara sangat lucu, Rara anak pegawai papa nya Boby bekerja sebagai Manager keuangan di tempat papa nya Boby dan Satrio, Papanya bekerja sebagai Direktur pemasaran.
Raymond yang sedang duduk bersama keluarga nya Liam, melihat keseruan keluarga Liam yang ramah dan rame itu, apalagi ditambah teman-temannya Boby, terutama si gendut Rara.
"Arin dan Indah lama ya Bob" tanya Rara.
"Yaelah, lo kan datang duluan, kan kita janjian siang habis makan siang!! Lo malah ikutan makan siang gratis!!" ledek Boby.
"Ish si Boby mah itungan, mami lo aja ga papa tuh, baik hati ga kaya lo pelit!" sanggah Rara.
"Assalamualaikum" sapa Arin dan Indah.
"Waalaikumsalam" sapa semua dan mama Boby yang ada duduk diantara mereka.
Pandangan Raymond tertuju pada gadis cantik disebelah Indah yang tomboy itu. Boby yang melihat itu menggoda Raymond.
"Ck, ka matanya melotot gitu gak berkedip, suka ya ka!!" goda Boby.
"Ga, masih kecil dia" elak Raymond matanya terus mengekor ini Arin yang melintas dan menyalami ke mama nya Boby.
"Siang tante, ini ada titipan dari bu Asri" ucap Indah memberikan bingkisan kue dari ibu pantinya.
"Terimakasih Indah sayang, calon mantu mama" mama Andin mengedipkan matanya kepada liam dan Bobby.
"Uhuk.. UHUK.." Keduanya terbatuk-batuk bersamaan,sedangkan Raymond tersenyum kecut.
"Haha rasain lo, Bob" bisikan ya pada Boby.
"Ga papa ka, nanti dia aku suntik pemutih atau berendam seharian pake air susu biar putih" enaknya, kakaknya Liam menepuk bahunya Bobby.
"Yang sabar ya Bob"
Boby mengajak temannya keruangan belajar nya, setelah mereka memutuskan apa yang akan mereka presentasikan di kelas yaitu mereka mempresentasikan tentang budidaya tanaman mawar merah, mereka mulai meminta keterangan perawatan pada mama nya Body, mama Bobby berada di tengah anak nya menjelaskan secara terperinci, dan mama Boby mengasih satu bunga mawar untuk mereka jadikan observasi
Sementara Raymond tak jauh dari mereka memandangi Arin dari jauh.
Mama nya Boby yang tahu akan hal itu berpamitan kepada Bobby dan temanya mengajak Raymond dan Liam berbicara.
"Raymond, Liam, kalian tahu gadis cantik yang malang itu?" tanya mama Boby menatap kearah Liam dan Raymond.
"Kenapa Tante?"
"Kenapa mah?"
"Hmmm, begini cerita yang mama dengar dari papa, kalo Arin itu bernama Arina Maureen Maudya Baskoro, kalian tahu pak Dani Baskoro adalah ayah Arin yang kecelakaan itu serta mama nya yang selamat cuma Arina, dan Arin ini hilang ingatan, Sementara Opa nya Arin yang mengetahui nya menyuruh Arin tinggal sementara sampai Arin dewasa setelah dia mengurus pamannya Arin yang mengambil alih perusahaan milik papa nya Arin, padahal itu usaha pak Dani sendiri dari nol bukan warisan dari Opanya" jelas mama nya Boby.
"Malang sekali nasib Arin ya mah" lirih Liam.
"Mama gak mau kalian membuat sedih Arin
ya, kalau bisa buat dia bahagia dan nyaman ya nak, ya Ray!!" pinta mama Boby dengan menatap mereka.
"Ya tante"
"Raymond seperti kamu menyukai nya" ejek mama Bobby.
"Ah, tante" Raymond tersipu malu.
"Your mine my Girl Arina Maureen Maudya" lirih Raymond.
Bersambung