Selamat Membaca
Setelah selesai mengerjakan tugasnya mereka bermain keluar rumah disertai Raymond dan Liam yang disuruh menjaga adiknya.
Mereka bermain berlomba mendapatkan banyak buah strawberry dan semua berlari saling mendahului dan berebut.
Hingga Arin terjatuh tersandung akar yang besar dan Arin tidak melihat karena tertuju pandangan pada buah strawberry yang menggoda lidahnya.
"Awssss... Hiks... Hiks"
"Cantik.. Cantik ko cengeng!!"
"Apa hubungannya ka! Kalo kakak ga mau bantu Arin berdiri ya sudah pergi sana jangan ganggu Arin!!" usir Arin pada Raymond.
"Cih, ya sudah aku tinggal"
Arin berusaha berdiri namun kaki nya yang sakit membuat nya meringis kembali.
"Awwss sakit sekali"
"Ayo sini naik punggung ku!"
"Ga mau, kakak ga ikhlas bantuin Arin!" ketus Arin.
"Ck, cepetan sini biar kakimu cepat diobati di rumahnya Bobby"
Dengan muka cemberut Arin terpaksa mengikuti kemauan Raymond karena tidak sanggup menahan rasa sakitnya, sepanjang jalan hanya merintih kesakitan hingga air mata nya keluar sendiri nya.
Tiba di rumahnya Bobby, tampaknya mama Boby sudah menunggu anak-anak kembali. Mama Bobby mengerutkan dahinya.
"Ray, kenapa Arin?" tanya mama Bobby.
"Arin jatuh tante"
"Dudukan Arin dulu Ray, tante ambilkan obat, kamu ke dapur Ray ambilkan air hangat dan handuk kecil ya, untuk membersihkan lukanya!!" titah mama Bobby.
"Ya tante" jawab Raymond berlalu tanpa berkata sama Arin yang sedang memandangi kaki nya yang luka.
Mama Bobby datang membawa obat luka buat Arin, perban dan antiseptik.
Tak lama Raymond membawakan air hangat di wadah dan handuk. Setelah itu Raymond membasuh luka di kaki Arin yang terkilir dan luka kecil di kaki nya yang berdarah, Raymond
memberinya antiseptik dan memperban luka nya.
"Kakinya terkilir juga tante" ucap Raymond.
"Ya sudah tante telpon dokter dulu ya, kamu temani Arin ya Ray!!" titah mama Bobby.
"Oke tan"
Raymond duduk di samping Arin yang masih merasakan kaki nya sakit, Raymond memandangi gadis itu dan hanya diam saja.
"Arin ko kamu ada disini, tadi aku cariin kamu, kamu kenapa kakinya?" rentetan pertanyaan Indah.
Raymond yang di sebelah hanya menarik nafas, mendengar pertanyaan Indah.
"Nanya nya satu satu dong, kasihan teman kamu terjatuh, kakinya kayak nya terkilir" ketus Raymond.
"Wah kamu harus ke dokter Arin, masih sakit ga?" tanya nya menyentuh kaki Arin, Arin hanya mengangguk.
"Tante Andin, sedang memanggil dokter tunggu saja disini, aku akan mencari Bobby dan Liam" ucap Raymond.
"Terimakasih ka" lirih Arin, dan hanya mengangguk kepalanya lalu berlalu dari dua gadis itu, sebenarnya Raymond masih pengen dekat Arin tapi dia merasa risih jika ada Indah yang super cerewet nya dan barbar sikapnya.
Mama Bobby keluar dan melihat Indah sedang menemani Arin.
"Loh Raymond kemana?" tanya Mama Bobby, dan Indah melihat ke arah mama Bobby.
"Itu tan, mencari Bobby dan ka Liam" jawab Indah dan tante Andin mengangguk.
"Sebentar lagi dokter nya datang,ya sudah tante juga akan menunggu disini" jelasnya mendudukan bokongnya di kursi sebelah Arin dan Indah.
Datang nya yang super heboh yang hobinya makan bersama Satrio dan Bobby membawa banyak keranjang strawberry.
"Arin kamu kenapa? Keranjang strawberry mu terjatuh di sana, ini aku ambilkan!!" ucap Rara yang melihat Arin sedang merintih dan menyimpan keranjang strawberry di depan Arin.
"Sakit ya?" tanya Boby.
"Sudah sakit di tanya kamu Beb, aku sumpel pake strawberry nech!!" maki Indah.
"Ck, ga boleh apa nanya?"
"Siapa yang bawa Arin kesini mah?" tanya Boby ke mama nya.
"Hmm, itu kakak Raymond menggendong sampai sini"
"Ck, kalah gue di duluin kak Raymond Ra!!"
"Rasain lo Bob, mana mau Arin sama Kamu" celetuk si Rara yang langsung kena jitakan Boby.
Pletak
"Aduh ini kepala bukan kelapa tau ga si Bob!!"mekinya pada Bobby dan Bobby menjulurkan lidahnya.
"Bodo amat"
"Aduh kamu kalo kaya gini gimana Arin, kan besok kita mau ke Villa Opa kamu di kota C" celetuk Indah terus menutup mulut.
"Ups maaf Arin aku lupa" sambil melihat ke arah Arin.
"Kalian besok mau liburan ya?" tanya mama Bobby.
"Iya, tante. Diajakin Opa Arin semua di panti ikut" jelas Arin.
"Tante juga punya Villa di kota C, Villa keluarga tante" jawab mama Bobby.
"Siapa tau kita berdekatan tante!" ucap Indah.
"Jelas saja dekat, cuma terhalang tiga rumah" tante Andin tersenyum.
"Kalo gitu kita liburan kesana makan sekalian aku ketemu Opa ku juga" pinta Boby pada sang mama.
"Iya nanti mama izin dulu sama papa, papa sebentar lagi pulang" jawab mama Andin.
"Assalamualaikum Bu Andin, siapa yang sakit"
"Eh, bu Dokter. Ini temannya Boby sepertinya kakinya terkilir tadi saya obati lukanya saja" jelas mama Bobby.
"Baiklah permisi dulu ya nak" ijin Bu Dokter duduk dekat Arina, dan Indah berdiri di samping Arin.
"Anak cantik apa masih sakit" ketika Dokter memijiti tempat yang sakit nya.
"Awsss..sakit dok"
"Baiklah ini Bu Dokter kasih obat dalamnya, ya kalo obat luar bisa diolesi salep ini"
"Apa besok bisa jalan biasa dok?" tanya Indah.
"Sepertinya belum, kalo jalan sementara pake alat bantu dulu atau pelan-pelan saja, usahakan hari ini tidak usah banyak bergerak ya!!" titah sang dokter, Arin dan Indah mengangguk.
Dari jauh Raymond dan Liam hanya melihat pemandangan itu, lalu pergi ke kamarnya Liam.
"Terima kasih bu Dokter" ucap Arin dan Indah.
"Usahakan hari ini berbaring saja" titah bu Dokter kembali.
"Tapi kami mau pulang ke panti dokter" ucap Indah.
"Oh, kalian tinggal di panti, minta di gendong sopirnya dulu aja kalo turun atau kamu papah juga bisa kan" jelas bu Dokter, Indah pun mengangguk.
"Kalau begitu bu dokter permisi dulu ya, anak-anak cantik" pamit bu Dokter dan pergi meninggalkan Arin dan Indah juga berpamitan dengan mamanya Boby.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Tante, Indah Sama Arin pulang dulu ya" pamit Indah.
"Sebentar pak sopir nya lagi pergi sama bapaknya Boby, kalo gitu kalian diantar kakak Liam saja ya, Boby suruh ka Liam dan ka Ray antarkan mereka ya!!" titah mama Bobby, dan Bobby cuma membentuk kata Ok dengan jarinya yang dibulatkan
Boby sedikit berlari menuju kamar kakak nya. Nafas Bayi terengah-engah.
"Hosh... Hosh"
"Kaka.. Kaka" Teriak Boby yang tangan menggedor pintu kamar Liam. Karena risih akhirnya Liam membuka kan pintu. Melihat adiknya yang tengah ngos- ngosan seperti habis berlari.
"Tarik nafas.. Buang!!"
"Ada apa?"
"Disuruh mama kakak sama ka Raymond, anterin Indah dan Arin ke panti" teriak Boby.
"Oke, ayo Raymond antarkan princess mu!!" ledek Liam.
Raymond yang mendengar nama Arin langsung bangkit dari posisi santainya sedang menonton balap mobil dan membawa jaketnya.
Lalu menyusul kakak beradik tadi yang telah berada di bawah, dan tampaknya Arin masih terduduk.
Sampai di bawah, Raymond mendekat dan menggendong ala bridal style membawa Arin tanpa pamit.
"Tante, Indah sama Arin pamit.
Assalamualaikum tante, Boby, Rara dna Satrio" pamit Indah yang mengikuti Raymond di belakang.
"Waalaikumsalam hati-hati ya nak"
Ternyata Liam sudah berada di dalam mobil di kursi sopir saat Raymond mendudukkan Arin di kursi penumpang dan tak lama datang Indah yang duduk di samping Arin. Raymond pun duduk di kursinya depan menemani Liam.
Setelah siap semua mobil pun melaju keluar menuju kearah panti.
Bersambung