Bab. 11 Pergi Berlibur
Selamat Membaca
Pov Arina
Masuk ke dapur sudah ada ibu di sana dengan peralatan perangnya dan mbak-mbak lain nya memakai celemek yang sudah terpasang di badan, dan tangan memegang pisau, kuedarkan pandangan mencoba menebak apa menu makan malam ini. Daging ayam, kol, wortel, brokoli, sudah terpotong dan seperti menunggu giliran masuk ke panci yang berada di atas kompor menyala.
" Sup ayam ya, Bu?"
"Eh, bikin ibu kaget saja. Iya, ibu ingin sarapan yang seger."
Aku membicarakan rencana kami untuk pergi ke Jogja, ibu Asri menyetujuinya, beliau bersedia untuk turut serta dan akan mengunjungi juga anak dan cucunya yang letaknya tidak jauh dari jogja.
Kami melanjutkan makan setelah selesai masak dan bergabung di ruang makan.
"Sayang anakku semua besok kita pergi berlibur mumpung weekend." Kata Ibu Asri selesai meneguk air putih setelah makan. Dan semua di tanggung Opa Arin, Villa dan makanan kita nantinya juga oleh-olehnya akan disiapkan sesuai yang kita mau.
Aku tahu pasti, alasan Bang Aksan lebih suka datang ke kota gudeg di hari kerja, karena dia benci kemacetan yang selalu terjadi di sana saat hari libur.
Aku mengangguk. "Ibu tidak mau ikut, Bang," Kataku sambil membereskan meja makan menatap Bang Aksan yang menggeleng.
"Kenapa, Bu? Kapan lagi kita jalan-jalan ke sana jika tidak sekarang?"
"Siapa bilang ibu gak ikut!! Kamu kena prank bang!!" jawab ibu sambil tertawa puas, kami menjahili bang Aksan yang suka iseng juga sama adik-adik nya.
Akhirnya kami akan pergi berlibur . Kami berencana pergi dengan mobil pribadi dan bus untuk semua anak-anak pantinya. Alasannya ingin menikmati perjalanan antar kota yang jarang-jarang kami lakukan.
Dua koper besar ku siapkan, dan dengan semangat penuh aku mulai mengepak pakaian dan semua yang akan kami bawa untuk pergi selama tiga hari. Bagiku itu terlalu singkat. Apa daya aku tak mungkin meminta perpanjangan waktu, mengingat ibu Asri ada tanggung jawab lain di sini dan kasihan juga jika meninggalkan panti terlalu lama.
Jogja aku datang membawa setumpuk rindu yang akan aku leburkan di Pantai Parangtritis-mu bersama semua kepedihan ku
Pagi sekali aku sudah siap dengan dua koper dan bok-bok juga adik-adik panti lainnya.
Semuanya sore ini sibuk mempersiapkan buat liburan ke Jogja nanti nya, sibuk mengepak koper dan bok-bok makanan dan minuman yang dibawa nanti buat di perjalanan seperti pampers dan lainnya.
Tampak nya bu Asri juga mengajak bertemu dengan anaknya yang tinggal di sana, dan cucunya.
Sehabis makan malam aku dan Indah mendengarkan nyanyian kak Dwi dan bang Aksan yang berduet, kami tertawa bahagia.
Pov Author
Di tempat keluarga nya Boby juga sibuk berkemas begitu juga dengan kak Liam dan Kak Raymond.
Raymond malam ini menelpon mama nya karena sepupu nya sudah men chat lewat hp nya Liam, kalau mama nya Raymond ingin melihat Raymond.
Raymond menelepon sang mama yang terlihat haru bahagia, dan mama Raymond berjanji akan mengurus kepindahan Raymond dengan bantuan papa nya Liam dan menjemput ketika semua surat-surat Raymond sudah selesai.
Raymond merasa bahagia setelah mengabari sang mama nya dan dia juga akan Berlibur bersama gadis impian nya.
"Ray gimana kabar mami mu?" tanya tante Andin yang tiba-tiba masuk kedalam kamar Raymond.
"Baik Tan, Mama titip salam buat tante dan om, mama nanti kesini menjemputku tante kalo berkas ku sudah selesai sama om" jelas Raymond.
"Iya tante sudah mendengar dari om mu" jawab nya duduk di samping Liam anaknya.
"Kalian sudah berkemas nya?" tanya tante Andin.
"Sudah tante" jawab Raymond.
"Ok tante mau lihat Boby dulu, Liam ikut mama, kita lihat Boby sudah berkemas belum!" ajak tante Andin menarik Liam menuju kamar Boby.
Tampaklah Boby yang mengeluarkan isi lemari, Boby kebingungan baju mana yang akan dia bawa.Dia tersenyum menyeringai melihat mama dan abang nya.
"Ma, Boby bingung mau bawa baju yang mana?" ucapnya menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Ya sudah kamu bantu mama masukin koper saja ya, mama yang pilihkan!" jawab mama nya.
Sementara Liam yang duduk di kursi belajar Boby sambil membuka handphone nya itu, Di sana tersimpan foto Indah yang tersenyum. Bobby diam-diam berdiri dan berjalan berjingkat menuju kakak nya dan tersenyum jahil.
" Mmmhh"
"Ngapain kamu di situ Bob" kata kak Liam gelagapan seperti ketahuan sedang mencuri.
"Cie.. Itu si Indah sejak kapan jadi wallpaper kakak"
"Shut jangan berisik ntar kedengeran mama!! hardiknya.
"Apa nya?"
"Apa yang kalian ributkan!!" tanya mama.
"Gak papa mah" jawab kak Liam.
"Itu mah ada foto si Indah di hp kakak" usil Boby membuat kak Liam mencubit tangannya.
"Aduh sakit kak"
"Rasain itu buat kamu yang ember" ketus kak Liam, mama nya menggelengkan kepalanya.
"Mama sih gak masalah siapa saja jadi mantu mama, tapi ingat ya sekarang kalian sekolah dulu yang benar nanti kamu tanggung jawab dan jadi kepala keluarga seperti papa!!" jelas mama pada keduanya sambil meletakkan tangan di dada.
"kamu Boby belajar yang benar. Tuh liat nilai kak Liam bagus semua dan selalu menjadi terbaik di kelasnya" puji mama nya dan Bobby hanya menelan ludahnya.
"Boby kan saingan si Indah Itu mah, ga tau si Arin pintar nya sama gak sama s Indah" celoteh Boby.
"Jangan kalah sama anak perempuan, berjuang yang keras Boby!!" maki mama.
"Semuanya sudah beres, ayo Boby pijitin mama di kamar mama nya" ucap mama sambil menarik tangan Bobby keluar dari kamarnya.
Mama dan Bobby keluar dari kamar begitu juga dengan kak Liam yang mengekor dan masuk kedalam kamar Raymond.
Pagi harinya sinar mentari memasuki kaca kamar Indah dan Arin, kedua gadis tersebut masih belum bangun.
Tok... Tok.. Tok..
"INDAH..ARIN..AYO BANGUN!!" teriak kak Dwi diseberang pintu.
"Ough" lenguhan Indah.
"Hmm, iya ka Indah Udah bangun nech, bentar bangunin Arin dulu ka" jawab Indah.
"Cepetan habis itu mandi ya kakak tunggu sarapan di ruang makan" titah kak Dwi.
"Oke kakak"
"Rin... ARIN BANGUN" Teriak Indah.
"Ahh" lenguh Arin mengucek matanya dan melihat kearah Indah yang menatapnya.
"Aku mandi duluan ya, bye" ucap Indah membawa handuk dan baju ganti nya.
"Cepatlah Arin. Bereskan tempat tidur!!" titah Indah.
"Iya, bentar"
Setelah Indah mandi, Arin melangkah ke kamar mandi di papah sama Indah, dan Indah sedang mengepang rambutnya sendiri.
Tak lama Arin keluar dari kamar mandi dan indah memapahnya menuruni tangga.
Koper - koper Arin dan Indah yang Indah sudah keluar kan dari kamar nya di bawa sama bodyguard Opa nya Arin.
Kini semua tengah sarapan bersama memakan nasi goreng buatan Chef meutya yang juga ikut pergi bersama rombongan panti.
Sesudah sarapan semua sibuk membawa koper-koper dan box-box ke dalam mobil bus. Mereka memilih kursi masing-masing, untuk anak bayi dan balita di mobil satunya lagi dan mobil ini untuk anak-anak yang sudah SD, SMP dan SMA.
Semua sudah duduk di kursi nya masing masing dan bus yang ini begitu riang menyanyi sepanjang jalan.
Bersambung