Bram terbangun dari pingsannya, dia melihat tidak ada siapa pun di kamarnya, sedangkan dia sekarang berada di lantai dengan keadaan polos. Tubuhnya sakit dan perih, Bram melihat ke arah tubuhnya da ternyata luka yang tempo hari muncul lagi dan membuat dia meriang.
"Dia kembali lagi, luka ini muncul kembali dan rasanya sangat sakit sekali, kenapa ini muncul lagi, padahal sudah di obati," gumam Bram yang berusaha bangun dan menggerakkan badannya perlahan.
"Aku merasakan, jika aku sudah di tipu oleh dukun itu, awas saja mereka semuanya," ucap Bram lagi sambil berjalan pelan menuju kamar mandi.
Bram melihat lukanya makin merah dan ada bekas tangan di tubuhnya. Bram kembali mengingat jika bekas tangan ini adalah tangan Narsih dan tentu saja membuat dia mengepalkan tangannya dengan kencang.