Salsa tak bisa membalas pesan dari Arsen itu. Haruskah ia jujur atau diam saja? Tapi jika opsi terakhir itu yang ia pilih maka Arsen pasti akan curiga dan menuduhnya yang bukan-bukan. Untungnya saat itu Arsen tidak tau jika dirinya pulang bersama Saga. Tapi Salsa tak bisa tenang selama beberapa hari ia tak menjamin jika para gosip menjadi inti masalahnya nanti sebagai penyebar berita.
Arsen
Salsa! Jawab. Kenapa pesanku hanya kamu baca?
Baiklah, Salsa akan membalas pesannya tapi dengan berbohong.
Anda
Aku tadi langsung pulang karena cuacanya sudah mendung, ayah juga menyuruhku mengambil berkas di kantor tadi. Maaf ya sayang? Kamu gak marah kan?
Read.
Salsa menatap nanar layar itu dengan raut sedihnya. Sebenarnya ia enggan menjalankan perintah dari sang ayah yang menurutnya terlalu klasik, pasti disengaja karena sudah jelas tak pernah merestui hubungannya dengan Arsen. Dan pastinya sang ayah berniat ingin memisahkannya dari Arsen dengan menyuruhnya menjalin kasih bersama Saga. Memulihkan Morgan Group adalah hal yang mudah bagi Arga, ayahnya. Tapi dibalik permainan ini pasti sang ayah sengaja agar ia lebih dekat dengan Saga.
Sedangkan Arsen sekarang duduk bersama Clara karena bosan. Arsen memangku Clara, tampak gadis itu merasa nyaman dan menyandarkan kepalanya di dada bidangnya. Arsen sudah tau kebohongan itu berasal dari Clara, semuanya sudah jelas karena Clara menceritakannya tanpa ada yang di sembunyikan.
"Sekarang apa masih mau mempertahankan Salsa? Dia itu tidak tulus mencintaimu Arsen," Clara merayu Arsen dengan manja. Dirinya dan Arsen sedang berada di warung belakang sekolah, tempat yang aman untuk nongkrong.
Arsen membelai rambut Clara yang lembut itu. "Aku sama sekali tidak mencintai Salsa. Dia berbohong, untuk apa? Padahal selama ini meskipun aku adalah cowok playboy bukan berarti tak ada satu cinta yang bisa berlabuh di hatiku. Dan beruntungnya Salsa yang berhasil memenangkan cintaku," curhat Arsen panjang lebar seolah Clara adalah sahabat yang paling dekat.
"Astaga! Mataku seperti melihat yang duapuluh satu!" Geovano menutup kedua matanya karena Arsen masih memangku Clara.
Arsen berdecak kesal, Geovano selalu saja merusak suasana romantisnya dengan Clara.
"Sepertinya kakimu pasti pegal menopang tubuhku yang berat ini. Maaf," Clara memilih duduk sendiri dan turun dari pangkuan Arsen. Jika saja Salsa melihat ini mungkin Clara tidak akan cantik dan rapi karena Salsa tak akan tinggal diam kalau Arsen bersama yang lain.
Arsen tersenyum tipis. "Sama sekali tidak. Justru senang karena bisa dekat dan mengenalmu Clara," ucap Arsen dengan nada merayunya tampak genit dan menggoda Clara, tangannya tak tinggal diam mengusap jemari yang lentik dan hangat itu. Arsen menyukainya.
Clara mengulas senyum tipisnya. "Aku lebih nyaman denganmu. Lagipula Saga sama sekali tak memberikan aku kepastian sampai sekarang," ujar Clara kesal. Bagaimana dengan perjuangannya yang selama ini mencari perhatian pada Saga berakhir sia-sia hingga Salsa menjadi pacar Saga secara tiba-tiba.
"Sadar diri lo! Arsen itu masih pacarnya Salsa!" seru Geovano tidak suka. Clara terlalu dekat dengan Arsen padahal sebelumnya keduanya tidak pernah saling mengenal. Tapi bagi Geovano kedekatan Clara sampai sejauh ini dengan Arsen sangat mencurigakan. Apa benar Clara ada rasa dengan Arsen? Hm entahlah Geovano juga bingung sendiri.
Clara yang di tuduh seperti itu pun tidak nyaman. "Gue dan Arsen itu teman tapi mesra. Daripada Salsa yang lebih dekat dengan Saga. Arsen di campakkan. Benar begitu sayang?" suara manja dan menggoda Clara itu berusaha menarik perhatian Arsen.
"Kamu benar sekali," sangat gemas pada Clara sehingga mencubit hidung mancungnya.
Clara meringis, namun terasa sakit tapi ia tutupi dengan senyuman cantiknya agar Arsen semakin jatuh akan pesonanya.
Keduanya larut dalam tawa sedangkan Goevano menjadi obat nyamuk dan hanya diam meratapi kesendiriannya tanpa adanya pasangan.
***
Keesokan harinya Salsa ke sekolah berangkat sendirian. Sebelum itu ia menunggu Saga beberapa menit hingga tepat setengah tujuh lebih Salsa memilih berangkat sendiri daripada terlambat.
"Saga gimana sih? Katanya mau jemput aku. Tapi apa? Bohong," Salsa menyalahkan Saga dengan perasaann kesalnya.
Tin tin!
Salsa menoleh ke sumber suara, dimana ia menemukan Saga dan seorang wanita cantik di sebelahnya. Namun tidak memakai seragam melainkan pakaian ketat sehingga membentuk lekuk tubuhnya yang seksi itu.
Salsa melihatnya dengan tajam, apakah wanita itu pacar Saga juga? Mungkin saja mengenai wajah tampan Saga juga kekayaan yang di milikinya pasti akan menarik perhatian semua wanita manapun.
"Apakah kamu ingin berangkat bersama kami?" tanya Saga tersenyum ramah pada Salsa.
Berbeda dengan Amanda yang menahan rasa kesal sekaligus cemburu melihat Saga tersenyum pada wanita lain.
"Sepertinya dia tidak membutuhkan tumpangan kita sayang. Lebih baik ke kantor dulu, karena calon mertuaku pasti sudah menunggu lama disana," sedikit manja Amanda mengakatan itu agar Saga tergoda dengannya.
Kantor? Pikiran Salsa berkelana tentang kantor Saga atau milik ayahnya. Namun mendengar kata calon mertuaku sudah di pastikan kantor Saga.
"Dia siapa?" karena terlalu penasaran Salsa bertanya seperti ini. Ia ingin tau siapa wanita seksi dan genit yang duduk di sebelah Saga.
"Aku adalah kekasih Saga sekaligus calon istrinya nanti. Benar begitu sayangku?" Amanda memberikan kedipan genitnya.
"Bukan," Saga menggeleng. "Dia adalah Amanda sekretarisku," Saga memperkenalkan Amanda. Karena hanya Amanda yang selama ini membantunya di perusahaan, selain kinerjanya cekatan dan tepat waktu itulah mengapa Amanda di tetapkan sebagai sekretaris senior.
Sekretaris. Pasti hubungan Saga dan Amanda sangat dekat dan akrab.
'Jika Amanda memang memiliki hubungan spesial dengan Saga, maka rencana perjanjian tiga bulan menjadi pacar itu akan gagal dan sia-sia,' batin Salsa dalam hatinya. Ia tidak ingin mengecewakan sang ayah yang sudah memberinya tanggung jawab untuk mengembalikan kesuksesan Morgan Group.
"Sayang, aku ini calon istrimu. Meskipun usia kita terpaut satu tahun, tapi Tuan Rayden merestui hubungan kita," Amanda mencoba memberikan klarifikasinya agar Salsa terpengaruh dan percaya jika ia memang calon istri Saga di kemudian hari.
Salsa mencibir. "Saga saja tidak mengakui anda sebagai calon istrinya," ujarnya sedikit ketus.
Amanda terkekeh, sepertinya Salsa berhasil terpengaruh akan ucapannya. "Tapi Tuan Rayden mengizinkan aku sebagai sekretaris Saga selamanya. Saga juga merasa senang, kami bahagia selalu saat bekerja. Kamu menikmatinya sayang?"
Saga menggeleng. "Aku tidak suka dengan udang goreng yang selalu kamu tawarkan saat jam makan siang. Aku alergi," jawab Saga jujur. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman antara Amanda dan Salsa.
'Oh, aku kira kenikmatan apa. Aku hampir saja berpikiran aneh,' batin Salsa bernafas lega, ternyata Saga tetap bersifat dingin dan acuh kepada semua wanita. Inilah yang menjadi nilai tambah bagi Salsa menyukai Saga meskipun pertama kali mencintai dalam diam.
***
Bersambung...