Pagi ini ketika sarapan, Sophia dan teman-temannya dikejutkan dengan tidak hadirnya beberapa guru dan siswa yang terjadi secara misterius. Entah kemana mereka semua pergi tetapi Andrew Davidson meyakini semua itu berhubungan dengan suara lolongan yang terdengar malam sebelumnya. Mereka meyakini telah terjadi sesuatu di sekitar sekolah yang nampaknya dirahasiakan dari para siswa.
Ketika Sophia dan rekan-rekannya hendak menyelidiki, secara mengejutkan semua pengajar hadir di aula bersama-sama. Wajah mereka menyiratkan kelelahan yang nampak nyata dari kantung mata yang tebal. Garis hitam mengelilingi kelopak mata sebagai pertanda bahwa mereka semalaman tidak memejamkan matanya.
Andrew menatap ke arah Sophia, Bianca dan Rosie secara bergantian. Sungguh aneh melihat pada guru berwajah pucat seperti sekarang. Mereka tampak lelah, mengantuk dan beberapa pakaian mereka terlihat koyak. Kemungkinan besar semalam memang terjadi pertempuran diantara kaum werewolf. Tetapi melawan siapa? Pertanyaan itu yang muncul di benak keempat remaja yang menjadi murid tingkat satu di Werewolf Academy.
"Mereka sudah hadir dengan penampilan yang berantakan," komentar Rosie.
"Tentu saja, kupikir semalam mereka begadang. Lihat saja kantung matanya yang tebal," imbuh Bianca seraya menatap lekat belasan guru yang berderet di hadapannya. Semuanya tengah menikmati jamuan sarapan pagi yang cukup menggiurkan.
"Pasti telah terjadi sesuatu," ujar Andrew sambil melirik ke arah kepala sekolah yang terlihat fokus menikmati hidangannya.
"Astaga, aku tidak melihat keberadaan Mr Anthony," pekik Sophia seraya matanya menyapu seluruh ruangan untuk menemukan sosok guru sejarah yang menjadi favoritnya. Memang aneh, sejak terakhir mereka bertemu semalam. Sophia merasakan adanya sesuatu yang dirahasiakan oleh guru tersebut darinya.
"Kupikir sejak tadi memang beliau tidak nampak," tukas Bianca sambil menatap Sophia yang terlihat bingung.
"Memangnya mengapa kamu mencari guru itu? Aku tidak terlalu menyukainya karena wajahnya yang menyeramkan dan pucat," imbuh Rosie yang tidak dihiraukan oleh Sophia. Dia tidak mungkin jujur mengakui pertemuannya dengan guru tersebut di malam terdengarnya lolongan serigala bersahutan.
"Mungkin beliau sedang berburu," tanggap Andrew dengan santai. Sophia dan kedua rekannya menatap aneh pernyataan dari Andrew.
"Apa kalian tidak mengetahui siapa Mr Anthony?" tanya Andrew karena tidak nyaman diperhatikan tiga gadis di hadapannya.
"Maksudmu mengenai asal usulnya?" tanya Sophia. Andrew langsung mengangguk dan membuat ketiga gadis tersebut saling berpandangan.
"Kalau mengenai siapa dirinya yang sebenarnya, kupikir kami semua sudah mengetahui kok dari desas-desus yang beredar," jawab Bianca meyakinkan.
"Justru itu. Sebagai salah satu anggota penghisap darah, Mr Anthony pasti membutuhkan makanan dong. Dia tidak mungkin selalu berada disini karena butuh berburu juga," ungkap Andrew dengan jelas.
"Maksudmu Mr Anthony sedang berburu makanan di luar sekolah?" ulang Sophia untuk meyakinkan. Dia mengangguk karena penjelasan yang disampaikan oleh Andrew cukup masuk akal.
"Memangnya berapa lama dia akan berburu?" tanya Rosie penasaran.
Andrew menggelengkan kepalanya. Rupanya dia tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Rosie.
Tiba-tiba Sophia memejamkan mata karena munculnya suara secara tiba-tiba. Rupanya gadis itu bisa mendengarkan apa yang sedang didiskusikan para guru di meja mereka. Sophia tidak bisa menutupi wajah terkejutnya dan membuat ketiga rekannya panik seketika.
"Apa yang terjadi, Sophia?" tanya Bianca penasaran. Dia menatap lekat wajah Sophia yang nampak pucat dan ketakutan.
"Kalian tidak akan menduga apa yang sedang mereka bicarakan," ungkap Sophia yang membuat ketiga temannya saling berpandangan.
"Apa?" tanya Bianca.
"Memangnya kamu bisa mendengar pembicaraan mereka dalam jarak sejauh ini?" tanya Andrew yang membuat Sophia tercengang. Dia melupakan bahwa Andrew memang tidak mengetahui kelebihan yang dimilikinya.
"Sebenarnya Sophia bisa mendengarkan suara dari jarak jauh secara kebetulan. Memang kelak kita juga akan memiliki kemampuan yang sama, hanya saja Sophia mendapatkan lebih dulu," jelas Bianca untuk meredakan kecurigaan Andrew.
"Wow keren sekali!" tanggap Andrew sambil membulatkan bola matanya. pemuda itu semakin mengagumi sosok Sophia yang berada di hadapannya.
"Tidak sekeren itu kok! Hanya mendengar sedikit karena kemampuanku yang terbatas," ucap Sophia dengan rendah hati.
"Baiklah, sekarang katakan apa yang kamu dengar dari pembicaraan mereka?" tanya Bianca.
Sophia mengalihkan pandangan ke arah kepala sekolah yang terus menunduk. Terasa sekali beban yang sedang menghimpitnya.
"Mereka mengatakan semalam telah terjadi pertempuran kecil dengan makhluk yang tidak seharusnya berada di area sekolah. Mereka adalah kaum penghisap darah yang baru terbentuk dan belum mengetahui aturan pembagian wilayah," ungkap Sophia yang membuat semua temannya membelalak. Mereka tidak menyangka adanya vampire di tengah sekolah para werewolf. Mereka adalah musuh abadi dan memiliki pembagian wilayah yang telah disepakati.
"Mustahil. Bagaimana mungkin vampir berani berkeliaran di wilayah werewolf? Bukankah ini seperti sebuah tantangan untuk berperang," tanggap Andrew yang membuat Sophia bergidik.
Berperang. Kata yang singkat tetapi dampaknya sangat menakutkan. Siapa yang sudi berada diantara pertempuran dua kaum abadi yang memiliki kekuatan sama besarnya.
"Tidak mungkin mereka berani kemari. Apakah kamu yakin tidak salah dengar, Sophia?" ulang Rosie untuk memastikan. Sophia mengangguk untuk meyakinkan temannya bahwa memang itu yang didengarnya.
"Kita harus melakukan sesuatu kalau memang berita itu benar adanya," tanggap Andrew dengan tegas.
"Kita tidak perlu bertindak karena para guru sudah mengusir mereka dari wilayah ini," imbuh Sophia.
"Benarkah? sungguh aku senang mendengarnya," pekik Bianca dan Rosie nyaris bersamaan.
"Benar. Mereka telah mengusirnya tetapi Kepala Sekolah masih cemas kalau mereka datang kembali," imbuh Sophia.
"Apakah kepergian Mr Anthony berkaitan dengan semua ini?" tanya Andrew.
Sophia menatap lekat bola mata pemuda itu. Sebuah bola mata berwarna biru yang menampakkan kejernihan dalam pandangannya. Sophia sangat menyukai warna mata Andrew.
"Sepertinya iya. Mr Anthony mengikuti para vampire pergi untuk menemukan asal meraka. Vampir baru yang ada belum memiliki aturan sehingga Mr Anthony memiliki kewajiban untuk meluruskan kesalahan mereka.
"Syukurlah kalau begitu. Berarti kita tidak perlu mencemaskan apapun lagi sekarang," tanggap Bianca senang.
Sophia tersenyum menatap wajah bahagia dari teman-temannya.
Sebenarnya ada sesuatu yang dirahasiakan Sophia dari teman-temannya mengenai pembicaraan para guru. Sepertinya mereka sedang bersiap untuk mengantisipasi adanya serangan kedua yang mungkin terjadi dalam waktu dekat. Sophia tidak mungkin mengatakannya karena tidak mau membuat rekan-rekannya cemas. Dia sendiri yang akan mencari tahu kebenaran informasi tersebut.
Sophia menatap wajah teman-temannya satu persatu. Dia tidak bisa membayangkan terjadinya pertempuran diantara kaum werewolf dan vampire yang tentunya akan membuat sekolah menjadi berantakan. Dia baru beberapa hari berada di sekolah tersebut tetapi sudah menghadapi gangguan sebesar itu. Dia hanya berharap semua baik-baik saja dan Mr Anthony kembali dengan hasil yang memuaskan. Sophia kembali menikmati hidangannya seolah tidak mengetahui apapun.