Chereads / Dendam Termanis, Calon Pengantin Alpha. / Chapter 6 - Ingin Melupakan

Chapter 6 - Ingin Melupakan

"Hahahaha ... " Valen tertawa cukup keras sambil memegang perutnya untuk menyembunyikan ketakutan dan rasa khawatirnya. Ia berharap kalau semua yang dia alami selama ini hanya mimpi.

Seketika Chloe mengerutkan keningnya karena ia merasa aneh. "Kenapa nona tertawa?"

Valen berhenti tertawa. "Aku tertawa mendengar pendapat mereka semua. Ini zaman Modern, mana ada Vampir dan manusia serigala. Setahuku itu hanya mitos."

"Tapi, beberapa orang sudah menemukan bukti keberadaan mereka. Ada surat kabar lokal menyebut, kalau dada korban robek dan terkoyak-koyak juga. Tubuhnya berlumuran darah. Ada juga ditemukan seorang laki-laki sedang melahap sebagian dari payudara perempuan." Kata Chloe dengan serius.

"Aku sudah baca surat kabar itu. Tapi, menurut penyelidikan dari tim investigasi, mereka menemukan bukti bahwa laki-laki itu sebelumnya telah digigit oleh anjing yang aneh. Bisa dikatakan terkena rabies. Gigitan anjing itu menyebabkan metamorfosis mengerikan di tubuh orang. Itulah sebabnya laki-laki itu berubah menjadi monster yang jahat dengan dorongan seksual yang keji, menyebabkan kekerasan yang cabul dan menjijikkan. Jadi, kisah manusia Serigala ataupun Vampir hanyalah narasi atau dongeng para penulis novel Fantasi. Polisi juga sudah mengatakan kalau Thomas mati di terkam bintang buas. " Kata Valen dengan suara yang sedikit gemetaran.

Chloe pun terdiam mendengar penjelasan Valen yang menurutnya sangat masuk akal.

"Baiklah, aku akan bersiap-siap untuk jalan-jalan hari ini! Tapi, hari ini aku akan pergi sendirian karena aku ingin merasakan kebebasan sekali saja. Tapi, kamu jangan melamun sendiri, apalagi melamun tentang manusia serigala dan Vampir yang cuma mitos. Hehehe .. " Setelah mengatakan itu Valen segera pergi ke kamarnya meninggalkan Chloe yang masih terdiam.

Hari ini tujuan Valen adalah pantai yang berada di sisi barat kota Hotel itu dan menjadi tujuan wisata pantai paling populer karena pemandangan yang bisa didapatkan dari pantai itu adalah pulau tropis yang mengambang di kejauhan. Pantai dengan pasir putih ini menawarkan keindahan lain seperti lautan berwarna hijau zamrud.

Beberapa Saat Kemudian.

Valen keluar dari kamarnya menggunkan kaos putih dengan gambar putri Elza tokoh kartun kesukaannya, di padukan dengan celana pendek diatas lutut. Tidak lupa ia menggunakan topi pantai berwarna hitam.

Seketika itu Valen tampak seperti gadis remaja yang cantik dan imut serta menggemaskan.

Walaupun Chloe menyetujui permintaan Valen, tapi dia tetap mengawasi nya dari kejauhan.

Beberapa menit kemudian

Tidak butuh waktu lama, Valen sampai di pantai itu dengan menggunakan Taxi. Valen berharap setelah menikmati suasana pantai yang indah, ia bisa lupa dengan kasus Thomas serta keanehan yang terjadi padanya menghilang begitu saja.

Dengan penuh semangat, Valen keluar dari Taxi. Seketika itu matanya langsung di sungguhkan dengan birunya lautan dan putihnya awan.

'Luar biasa ... Pantai ini sangat menakjubkan. Aku jatuh cinta ... ! Kalau saja Hanna dan teman-temanku yang lain bisa ikut! Pasti akan lebih asyik. Tapi, apa mereka masih mau pergi denganku setelah kematian Thomas?' Batin Valen dengan sedih.

Valen berjalan pelan diatas pasir putih itu dengan pikiran yang kacau. Tanpa sadar Valen tidak sengaja menginjak orang yang sedang berjemur.

"Aaahhh.... "Valen pun meringis saat ia terjatuh menindih seseorang lelaki yang menggunakan kaca mata hitam tanpa menggunakan baju sehingga tubuh seksinya terlihat sangat menggoda.

"Ahhh ... "Lelaki itu pun terkejut dan meringis karena Valen jatuh tepat mengenai perutnya.

"Maafkan aku!" Kata Valen sembari berusaha untuk bangun. Namun, ia terjatuh lagi karena salah teknis saat bangun.

"Ahhh .. " Untuk kedua kalinya Valen menindih laki-laki itu. Namun, kali ini wajahnya menempel di dada bidang laki-laki itu.

'Astaga ... Kenapa aku sangat bodoh? Dari semalam aku terus melakukan kesalahan hanya karena pikiranku yang tidak fokus. Tapi, kenapa aku tidak bisa mendengar detak jantungnya? Dia masih bernafas dan bersuara. Atau, telingaku bermasalah? ' Batin Valen dengan heran.

"Nona ... Bisakah kamu menyingkir dariku?" Tanya lelaki itu sembari menggertakkan giginya.

Valen pun langsung bangun bertepatan dengan lelaki itu membuka kaca mata hitamnya.

Seketika itu Valen terdiam saat melihat bola matanya yang biru dan berkilau, serta garis wajahnya yang tajam seolah mempertegas ketampanannya yang begitu mempesona.

Setelah itu, Valen duduk sambil meminta maaf dengan tulus.

Sedangkan laki-laki itu segera memakai baju kemeja hitamnya yang ia padukan dengan celana kain pendek berwana putih. Kulitnya yang maskulin tampak berkilau diterpa panas matahari.

"Bukankah kamu wanita sombong yang semalam?" Tanya lelaki itu yang ternyata adalah Justin.

Valen langsung mendongak. Ia pun mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu Justin.

'Astaga ... Bukankah dia lelaki yang berwajah pucat itu dan lelaki yang aku basahi jasnya? Tapi, kenapa warna wajahnya berubah suka berubah-ubah? Apakah mataku yang salah lihat?' Batin Valen sembari menggaruk lehernya karena dia sangat bingung.

"Dasar perempuan aneh ... "

Ekspresi Valen berubah gelap saat Justin menyebutnya aneh. "Aku bukan perempuan aneh. Kamu tidak bisa menuduhku seperti itu! Aku juga punya nama dan berasal dari keluarga terpandang."