Setelah kembali kesadarannya Valen mendorong tubuh Justin dengan keras lalu berteriak kearahnya, " Arrggg ... Dasar bajingan ... Beraninya kamu mengambil keperawan ku!"
Valen berteriak keras sembari menggosok bibirnya dengan jijik.
"Siapa yang mengambil keperawananmu, aku tidak menyentuh tubuhmu?" Justin membela dirinya karena yang benar adalah dia tidak sengaja jatuh dikarenakan hilang keseimbangan.
"Kamu masih mengelak? Kamu telah mengambil keperawanan bibirku, padahal aku punya mimpi kalau ciuman pertamaku akan romantis bersama cinta sejati ku ... "Valen mulai berfantasi lagi akan pangeran impiannya.
"Aku bilang tidak ... ! "Kata Justin dengan tegas.
"Tapi buktinya kamu mencari kesempatan ketika aku lengah. Kamu mengambil ciuman pertamaku!" Valen berteriak lagi kearah Justin.
Justin mulai hilang ketenangan karena terus di tuduh, padahal Valen sendiri yang mendorongnya hingga jatuh.
'Mulut gadis ini sangat cerewet ... Aku akan memberinya hukuman ... !' Batin Justin sembari tersenyum licik.
Setelah itu Justin menatap tajam kearah Valen sambil berkata, "Aku tidak suka di tuduh, oleh karena itu aku akan membenarkan tuduhan mu!"
Valen merasa bingung dengan perkataan Justin namun tetap waspada. "Apa maksud ... "
Belum sempat Valen menyelesaikan perkataanya, tangan Justin memegang lehernya lalu mencium bibirnya dengan paksa. Seketika itu Valen terkejut dan nafasnya mulai tidak beraturan. Jantung Valen pun berdetak sangat keras bagaikan genderang mau perang.
Awalnya sangat lembut, tapi lama kelamaan menjadi buas.
Sekali lagi Valen mengedip-ngedipkan matanya, jantungnya berdetak kencang dan dia mulai kesulitan bernafas. Oleh karena itu dengan kuat Valen mendorong tubuh Justin untuk melepaskan ciumannya, tapi Justin terlalu kuat sehingga Valen hanya bisa memukul-mukul punggungnya.
Setelah beberapa saat Justin melepaskan ciumannya dan nafasnya terdengar tidak beraturan.
Valen mengatur nafasnya, setelah itu dia ingin menampar Justin, tapi Justin dengan cepat melompat dari balkon Valen menuju balkonnya tanpa berbalik melihat Valen. Setelah itu dia langsung bergegas masuk dan menutup rapat pintunya.
Valen merasa sangat kesal dan tidak terima, ciuman yang tidak sengaja berubah menjadi ciuman paksa. Ini benar-benar membuatnya merasa frustasi dan ingin gila.
Sementara itu di dalam kamar, Justin merasa keringat dingin ketika mengingat ciuman panas yang dia lakukan pada Valen. Dia merasa tidak nyaman sehingga ia langsung bersembunyi di balik selimut dan berusaha memejamkan matanya.
'Ini karena gadis gila itu yang memulai duluan. Jika dia tidak menuduhku maka aku tidak akan nekat melakukannya. Aku sudah lama tidak berciuman. Terakhir kali pada seratus tahun yang lalu
.. Tapi, kenapa aku merasakan sensasi yang berbeda dari ciuman yang dulu pernah aku lakukan padahal mereka berdua sama-sama manusia biasa. Aku merasa seperti pertama kali berciuman padahal dulu aku pernah melakukannya.' Batin Justin dengan bingung.
Disisi lain, Valen merasa kesal dan tidak terima.
'Awas saja kamu! Aku akan membuatmu menyesal telah berani mengambil keperawanan bibirku dan menciumku dengan paksa.' Batin Valen.
Tepat saat itu, longlongan serigala terdengar di telinga Valen. Seketika itu Valen bergidik ngeri sehingga ia segera masuk ke kamarnya.
Sebenarnya Valen tidak pernah melakukan kontak fisik seperti ciuman dengan siapapun sehingga ia merasa aneh saat melakukannya untuk yang pertama kalinya.
Malam itu mereka berdua seperti cacing kepanasan yang berbolak balik diatas tempat tidur karena kepanasan.
Keesokan paginya.
Valen bangun dan menemukan penampilannya yang sangat berantakan.
"Tidak .... "Valen menatap cermin dengan teriakan yang mengerikan.
Tepat saat itu, suara ketukan pintu mengagetkan Valen sampai ia terjatuh dari bangku riasnya.
"Aduh ... "Valen meringis kesakitan sambil memegang pantat nya.
"Nona Muda, Apakah anda baik-baik saja?" Tanya Chloe dengan cemas.
Mendengar suara Chloe, Valen langsung bernafas lega. "Chloe ... Aku baik-baik saja! Sekarang aku akan mandi dulu!"
"Kalau begitu saya akan menunggu nona di kamar. Telpon saya jika ada apa-apa!".
"Iya .. " Setelah itu Valen masuk kamar mandi. Tiba-tiba saja keran airnya mati, Valen mulai merasa aneh dan dari luar terdengar langkah kaki.
"Siapa di luar? "Valen teriak dari dalam kamar mandi, namun tidak ada suara sehingga dia mulai cemas dan panik.
"Chloe apakah itu kamu? " Tanya Valen sembari membuka pintu kamar mandi dengan pelan-pelan.
Tepat saat itu Valen melihat Justin di depan kamar mandinya. "Kamu ... "
Belum sempat Valen menyelesaikan perkataanya, Justin sudah membekap mulutnya lalu membawanya masuk ke kamar mandi kembali.
Valen berhenti melawan saat ia mendengar suara langkah kaki dari luar.
Sebenarnya Justin sengaja datang ke kamar Valen dengan melompat ke balkonnya karena dia merasakan kalau Valen sedang berada dalam bahaya.
Dugaan Justin semakin kuat saat ia mencium bau Vampir yang menyengat sedang berusaha memasuki kamar Valen. Justin juga bisa merasakan kalau mereka memiliki niat buruk pada Valen.