Beberapa saat kemudian, rombongan Tuan Stevan berhenti di sebuah Mall yang paling besar di pusat kota A.
"Ayah akan keluar sebentar. Kamu tunggu di mobil!" Kata Tuan Stevan.
Valen hanya mengangguk tanpa banyak tanya.
Setelah ayahnya sudah tidak terlihat, Valen meminta izin kepada Chloe untuk pipis. Karena jarak yang dekat, Chloe pun mengizinkan Valen untuk pergi.
Tepat saat ia keluar dari toilet yang ada di dalam mall, Valen kaget saat bahunya bertabrakan dengan bahu seorang perempuan muda yang cantik.
"Maafkan aku!" Ucap Valen dengan tulus.
Gadis itu pun menatap tajam kearah Valen dengan kesal sehingga Valen bergidik ngeri melihat wanita di depannya itu.
"Dasar manusia ... Apa kamu tidak punya mata?" Tanya gadis itu yang bernama Lucia. Dia merupakan anak satu-satunya dari wali kota A yang paling berkuasa. Namun, tidak ada yang tahu kalau Lucia dan keluarga nya merupakan Vampir. Mereka tahan berada di tengah manusia hanya dengan sebuah pil yang diciptakan oleh salah satu ilmuan.
Valen bisa merasakan keanehan yang ada di dalam diri Lucia. Tapi dia tidak bisa menyimpulkan apapun karena dia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mendeteksi nya.
"Maafkan saya nona! Saya sungguh-sungguh tidak sengaja!" Kata Valen sembarangan memohon dengan penuh penyesalan.
"Kamu pikir aku percaya padamu? Tidak akan pernah. Oleh karena itu aku akan membuatmu membayar semuanya!" Setelah mengatakan itu Lucia pun mendorong Valen hingga jatuh.
"Ahhh ... " Valen merintih kesakitan.
Melihat kejadian itu, semua orang yang berlalu lalang mengerumuni mereka.
"Ada apa ini?" Tanya dua teman Lucia yang segera datang ketika melihat keributan itu.
"Anak manusia ini menyenggol bahuku yang membuatku hampir jatuh. Untungnya aku masih bisa menahan tubuhku hingga gaunku tidak rusak." Jawab Lucia dengan ketus.
"Apakah kita harus memakannya?" Bisik Elena pada Lucia.
"Jangan perlihatkan kalau kita ini adalah Vampir. " Kata Lucia dengan cemas karena ia bisa melihat kalau dua temannya sulit menahan diri.
Akan tetapi, Elena dan Catrin tidak bisa mengendalikan diri mereka saat mencium bau darah segar dari tubuh Valen. Seketika mereka menyerang Valen di depan orang banyak.
Tepat saat itu, sekelebat bayangan hitam membuat Elena dan Catrin terpental jauh. Lucia pun terkejut melihat dua temannya terpental.
Valen yang menutup matanya karena takut itupun langsung membuka matanya ketika mendengar suara teriakan.
Sesaat kemudian, sosok hitam itu muncul di depan mereka. Ia berwujud laki-laki yang menggunakan stelan jas mahal berwarna hitam.
"Siapa kamu?" Tanya Lucia dengan ketus.
"Siapapun aku itu tidak ada urusannya denganmu. Sebaiknya kalian segera pergi sebelum semua orang menyadari siapa kalian!" Jawab lelaki itu.
"Kalau begitu pergilah dan jangan ganggu kami!" Teriak Bella.
"Aku akan pergi jika kalian melepaskan gadis itu!"
Lucia tersenyum licik lalu menyerang Valen kembali, namun tangannya segera di tarik oleh laki-laki itu.
"Ahhh ... "Lucia kesakitan saat pergelangan tangannya di genggam erat oleh lelaki itu.
"Pergilah dan tinggalkan gadis ini jika kamu tidak ingin aku hancurkan!" Kata lelaki itu.
Lucia dan dua temannya bergidik ngeri ketika melihat tatapan mematikan dari laki-laki itu.
"Ayo pergi! Jangan sampai kita telat datang ke pesta!" Kata Lucia mengajak kedua temannya pergi.
Setelah itu semua orang meninggalkan tempat itu tanpa menyadari identitas mereka.
"Terimakasih!" Ucap Valen sambil tersenyum kearah lelaki itu.
Lelaki itu pun menatap tajam kearah Valen. Seketika ia merasakan tarikan kuat dari dalam diri Valen.
Mate ... !
Mate ... !
Mate ... !
Kata-kata itu muncul di kepala laki-laki itu saat melihat senyum Valen.
"Kamu adalah pengantin ku!" Ucap lelaki itu dengan pelan dan tanpa sadar.
Valen mengerutkan keningnya. "Tadi, tuan bilang apa?"
"Namaku Kenzo!" Kata Kenzo dengan grogi sekaligus bersyukur karena Valen tidak mendengar apa yang dia katakan.
"Tuan Ken, aku berterimakasih sekali lagi. Dan namaku Valen ... " Ucap Valen sambil tersenyum lebar.
Tepat saat itu, Chloe datang. Ia sangat terkejut melihat Valen sedang berbicara dengan orang asing.
"Apakah nona baii-baik saja?" Tanya Chloe dengan khawatir tanpa memperdulikan lelaki yang ada di samping nya.
"Tidak apa-apa!" Jawab Valen sambil tersenyum.
Setelah itu, Chloe menoleh kearah Kenzo yang masih berdiri di samping Valen.
"Tuan siapa?" Tanya Chloe.
"Lain kali hati-hati agar tidak bertemu perempuan seperti mereka! " Kata Kenzo tanpa memperdulikan pertanyaan Chloe. Ia hanya fokus pada Valen.
"Iya." Jawab Valen.
Chloe terdiam. Ia merasa pernah melihat Kenzo. Tapi, ia tidak begitu yakin.
"Kalian mau kemana?" Tanya Kenzo.
"Ke Hotel Hansen ... " Jawab Chloe.
"Kalau begitu aku akan mengantar kalian keluar dari dini! Karena aku tidak ingin kalian celaka. "Kata Kenzo.
'Kenapa lelaki ini sangat baik? Apakah dia terpikat dengan nona Valen sehingga ia ingin dekat?' Batin Chloe.
Setelah berpikir Chloe dan Valen pun mau mengikuti Kenzo. Mereka berpisah setelah Chloe menunjukkan mobil yang mereka gunakan.
Tidak butuh waktu lama, rombongan Tuan Stevan sampai di Hotel. Tuan Stevan tidak tahu kejadian yang Valen alami karena Chloe dan Valen tidak memberitahunya.
Sementara itu di dalam Aula Hotel, Sebuah pesta sudah di mulai.
Sejak beberapa menit lalu, semua tamu sudah berdatangan.
Semuanya sangat bersemangat, sangat bersukacita karena mereka tidak ingin melewatkan untuk melihat anak pertama dari keluarga paling kaya di kota A. Beredar kabar kalau dia adalah lelaki yang sangat tampan.
"Aku mendengar kalau putra pertama Tuan Robert adalah pemuda yang sangat tampan. Dia datang ke kota ini untuk melanjutkan bisnis Tuan Robert. Tapi, tidak ada yang tahu bagiamana wajahnya. Bisa dibayangkan, dia pasti akan sangat tampan sekali seperti Tuan Robert. Aku sudah sangat tidak sabar menantikannya!" Kata Lucia yang sedang menikmati obrolannya bersama sekelompok wanita yang hadir di pesta itu.
"Aku juga yakin kalau dia sangat tampan . Aku mendengar dari Ayahku kalau dia bernama Justin. Dia berhasil menyelesaikan S3 nya di Amerika."
"Kalau begitu aku harus menarik perhatian nya. Karena malam ini, aku pasti yang paling cantik dan mempesona. Tuan muda Justin pasti akan melirikku. Karena aku juga mendengar kalau dia belum memiliki kekasih!" Kata Lucia dengan percaya diri.
"Kamu memang yang paling cantik dan pantas menjadi pasangannya karena kamu anak dari wali kota paling terpandang di kota oni." Kata semua pengikut Lucia yang setia.
"Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang paling pantas menjadi tunangannya, karena aku yang paling cantik dan memiliki kekuatan yang besar!" Jawab Lucia dengan angkuh dengan sudut bibirnya tertarik ke atas, menampilkan senyuman tipis yang begitu sombong.
"Benar ... Hanya Lucia yang paling cocok dengan tuan muda Justin seperti yang kau katakan tadi, memangnya siapa yang paling pantas dengannya, jika bukan dirimu?. "
Lucia sangat senang mendengar itu, rasa percaya dirinya meningkat tajam. Dia tersenyum puas. Di detik ini juga, dia sudah dapat membayangkan pertemuan mereka yang akan membuat semua orang iri.
Walaupun Lucia adalah seorang Vampir, tapi dia sangat berambisi untuk memiliki pasangan dari kalangan manusia biasa.
Akan tetapi dia tidak tahu kalau Justin adalah pangeran vampir yang paling kuat dan satu-satunya calon Raja Vampir.
Justin adalah anak pertama dari Raja Vampir yaitu Raja Erick yang kejam dan selalu haus kekuasaan. Namun, Justin memilih hidup di tengah manusia dengan bergonta-ganti identitas. Dan sekarang dia memiliki idenya sebagai anak tunggal dari pengusaha terkenal yang dulu pernah ia tolong. Bisa dikatakan pengikut nya.
Sementara itu, diwaktu yang sama Kenzo juga terlahir kembali dengan identitas baru setelah bersembunyi selama seratus tahun.
"Aku juga mendengar kalau anak dari tuan Felix juga kembali dari luar negeri. Sepertinya dia juga datang malam ini. Pesta kali ini akan menjadi sangat meriah jika rumor tentang mereka berdua benar-benar terjadi?"
"Lupakan anak tuan Felix! Karena dia bukan bintangnya malam ini! Sekarang katakan padaku bagaimana dengan riasan wajahku? Apakah cukup membuatku pantas menyambut kedatangan Tuan Muda Justin?" Kata Lucia.
Elena yang merupakan sahabat baiknya itu langsung menjawab. "Riasan mu sangat baik. Tapi, pakaianmu sedikit kusut!"
Lucia mengepal tangannya karena merasa kesal.
"Ini semua karena anak manusia yang aku temui tadi. Aku akan membununya jika bertemu lagi!" Ucap Lucia sembari menggertakkan giginya.
Setelah itu Lucia segera pergi untuk mengganti pakaiannya. Untungnya dia membawa baju ganti di mobilnya.
Di pesta itu tidak hanya dihadiri oleh manusia biasa, tapi juga Vampir dan manusia serigala. Hanya saja mereka menyembunyikan identitas mereka dengan rapat.
Sesaat kemudian.
"Hi ... Apakah kalian bisa memberitahu ku bagaimana penampilan ku sekarang?" Tanya Lucia yang sudah kembali setelah mengganti pakaiannya.
"Sangat sempurna! " Jawab Elena sembari menunjukkan jempolnya.
Tepat saat Lucia baru saja selesai berputar-putar ia terkejut saat bahunya di senggol cukup keras. Ia pun memekik sebelum pada akhirnya menyadari apa yang terjadi.
Seorang gadis tersandung sehingga menyenggol bahunya. Seketika emosinya langsung meluap hingga ke ubun-ubun.
"Kamu lagi? Kenapa kamu muncul disini?" Teriak Lucia sambil menunjuk ke arah Valen yang sedang sendirian saat akan mengambil makanan.
Kemarahannya yang memuncak, tergambar jelas dalam setiap lekukan ekspresi wajahnya.
Setelah itu, Lucia meminta temannya untuk membantunya menyeret Valen pergi dari Aula Hotel agar tidak menimbulkan keributan.
Valen ingin berteriak memanggil Chloe, tapi sayangnya Chloe sedang sibuk ngobrol dengan beberapa rekannya. Oleh karena itu Valen pun pasrah.
Sesaat kemudian, mereka sampai di luar Aula Hotel.
"Maafkan aku sekali lagi nona!" Kata Valen dengan suara yang lembut.
"Kau tahu apa yang sudah kau perbuat untuk yang kedua kalinya?" Tanya Lucia dengan tatapan yang semakin mengerikan.