Pove Jesika.
Senja tiba tepikan lara, menghibur hati yang seakan mati. Terluka karena cinta terbuang oleh pengkhianatan.
Setelah puas menatapi langit-langit kamar, aku segera membersihkan diri lalu berganti pakaian. Kupaksakan langkahku menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Meskipun masih sakit setelah melahirkan secara operasi tapi semua aku lakukan untuk tetap mempertahankan bang Zidane, biar tidak lari dalam pelukan ku, aku berusaha menutupinnya agar bang Zidane tak banyak bertanya. Sebenarnya aku ingin membuka kebohonganku sekarang juga, tapi akuĀ akan menguji keperkasaannya terlebih dahulu. Untuk dia tetap berlutut kepadaku. Karena aku tahu betul jika bang Zidane terpesona karena aku sangat pintar saat di ranjang dan itu membuat bang Zidane tidak bisa berkata apa-apa jika telah bersamaku.
Saat makan malam tak ada obrolan yang berarti. Aku dan Mami masih sama-sama capek karena baru pulang dari rumah sakit, menantikan kehadiran Raka.